15 - Day 1 (A Week with My Cousin)

76 18 0
                                    

Jaemin itu anak bungsu di keluarganya- ya meskipun bisa dikatakan juga dia adalah anak tunggal ayah dan ibunya. Masih ingat kalau Jaemin adalah adik tiri dari Bae Suzy?
Ya. Benar. Dan kini, remaja itu sudah tumbuh dewasa di usianya yang ke 22 tahun. Bahkan kakak perempuannya itu sudah menikah dan memiliki seorang putra yang begitu menggemaskan. Namanya Kim Sunoo. Iya. Anak Kim Myungsoo dan Bae Suzy. Pernikahan mereka bahkan sempat menggemparkan dunia hiburan Korea. Tak ada yang tahu perihal kedekatan keduanya. Yang awalnya dari sebuah rasa kagum jadi dekat dan ya- tak ada yang tahu soal takdir.

Hari ini Jaemin sedang sendirian di dorm. Renjun baru saja keluar dengan Haechan untuk makan hot pot. Chenle dan Jisung sedang melakukan syuting untuk program mingguan mereka, sedangkan Jeno baru saja keluar membeli es krim untuk Haechan. Haechan mengamuk karena Jeno memakan persediaan es krimnya tadi malam dan merengek agar Jeno menggantinya.
"Sepi sekali...haah...aku jadi mengantuk." Jaemin bergumam sembari beranjak dari sofa tv menuju kamarnya. Baru saja dia mau menutup pintu, ponselnya lebih dulu berdering.
"Eh? Myungsoo hyeong?" Ucapnya begitu melihat caller id di ponselnya.
Yobseyo?
Jaemin~a, neo bappa?
Aniyo, waeyo hyeong?
Keuge- bisakah aku minta tolong untuk menjaga Sunoo selama tiga hari?
Jaemin mengerjabkan kedua matanya. Ye?
Aku lupa kalau sampai tiga hari ke depan harus pergi ke Busan untuk syuting dan Suzy sudah ada di Paris dan akan di sana selama sepuluh hari.
Aku- sebenarnya sedang tak ada jadwal juga...hanya latihan, tapi..aku tidak yakin hyeong.
Geurom, kalau begitu bisakah untuk hari saja? Aku benar-benar minta tolong. Ayah dan ibu juga sedang ke Jepang. Mungkin besok aku akan meminta Sungjong untuk menjemput Sunoo.
Jaemin terdiam, menimbang. Ok hyeong. Aku akan jemput Sunoo, kalian dimana?
Sasil...aku sudah berada di depan dorm kalian.
YE??!!!
--

Jaemin menatap buntalan putih dengan jaket bulu bermotif telinga rubah di depannya.

BIP. BIP. BIP. BIP. KLIK.

"Na wasseo...eh, Sunoo?" Jeno segera meletakkan barang belanjaannya di meja depan tv dan berjalan pelan ke arah sofa tempat Sunoo berbaring.
Jaemin mengangguk. "Myungsoo hyeong pergi ke Busan selama tiga hari, jadi dia menitipkan Sunoo sehari di sini." Ucap Jaemin.
Jeno mengernyit. "Tunggu, jadi-kenapa sehari?" Jeno gagal paham.
"Sungjong hyeong yang akan mengasuh selanjutnya." Jaemin mengedikkan  bahu dan duduk di sisi kaki Sunoo, menggesernya pelan, takut keponakannya terbangun.
"Ishh..tiga hari saja. Ayolah, aku bantu menjaga bayi ini, bagaimana?" Jeno mulai merayu. Dia kan paling gemas dengan bocah dua tahun itu.
"Hei...dia itu terlalu aktif, aku saja kadang kewalahan." Cibir Jaemin.
"Ayolah Na..."
"Haishhh, baiklah-baiklah. Aku akan telpon Myungsoo hyeong nanti. Tapi kau harus janji untuk ikut menjaga buntalan ini."
"Yesss!!" Jeno bersorak riang.
Benar saja. Jeno terus menempel pada buntalan menggemaskan itu, bahkan saat si kecil sedang pulas-pulasnya tertidur.
"Ooowhhh...bibit unggul memang berbeda. Wahh..kau pasti sangat tampan dan menggemaskan saat besar nanti." Kagum Jeno sambil menusuk-nusuk pipi bulat Sunoo.
--

BIP. BIP. BIP. BIP. KLIK.

"JENO~YA....DIMANA ES KRIM-"
"HUWAAAAA MAMAAAAA.."
Jeno yang tak sengaja tertidur tersentak dan juga Jaemin yang sedang menyiapkan makan malam buru-buru keluar dapur, menatap tajam ke arah Haechan dan Renjun yang terkejut karena suara tangis Sunoo.
Bocah itu kini menangis di gendongan Jeno, tapi begitu melihat Jaemin, ia memberontak, memilih paman kesayangannya.
"Uncell Naa! Huhuu hiks..huaaa...mamaa..."
Jaemin menghela nafas lalu menyerahkan alat penjepit pada Haechan. "Makanya, baca grup dulu. Sudah kutulis di sana. Dasar. Cepat, goreng nugget untuk Sunoo."
Renjun menggeleng. Tadi dia sudah mau memperingatkan, tapi dasar Haechan, temannya itu sudah seperti balon meletus kalau sedang senang, tidak bisa ditahan. Langsung meledak.
"Jaemin.." Haechan merengek.
"Sudah, cepat sanaaa, nanti Sunoo telat makan." Renjun buru-buru mendorong tubuh Haechan, membuat namja itu mengerucutkan bibirnya sebal.
"Waeeee~~~...." Haechan terus merengek sepanjang berjalan ke dapur. Jaemin hanya menggeleng.
"Huks...hukss...uncel..." Sunoo segera menempelkan kepalanya ke ceruk leher Jaemin, sementara namja itu dengan sabar menepuk pelan punggung keponakannya.
"Ddeonu terkejut eoh? Gwaenchana...itu uncle Chanie...gwaenchana...mau menelpon Mama?" Tanyanya.
"Huks...mama...papa..?" Anak itu mengangkat kepalanya dan wajah merahnya menatap wajah tampan Jaemin, membuat namja itu terkekeh gemas.
"Papa masih bekerja, mama saja bagaimana?"
Sunoo tiba-tiba menggeleng. "No. Uncel Nono saja." Sunoo menunjuk ke arah Jeno yang sibuk dengan ponselnya.
"Eh? Kapjagi?" Jaemin mengernyit heran.
"Laiding dengan uncel Nono!" Ucapnya kegirangan.  Jaemin semakin mengernyit.
"Hah?"
Renjun yang juga ada di sana sedikit mengerutkan kening. "Apa katanya?"
"Molla. Sunoo mau apa tadi?" Jaemin berusaha membuat Sunoo mengulang kalimatnya.
"Laiding uncel. Laiding! Sikel!" Ucap Sunoo antusias.
Jeno, Renjun dan Jaemin saling tatap. "Kau paham Jen?" Tanya Jaemin. Jeno tentu saja menggeleng.
Sunoo yang sepertinya paham kalau para pamannya tidak mengerti maksudnya, akhirnya memaksa turun dari gendongan Jaemin.
Anak itu berjalan ke arah Jeno dan berusaha menarik tubuh namja itu, membawanya ke arah pintu masuk dorm.
"Laiding! Sikel." Sunoo menunjuk ke arah dinding, tempat sepeda Jeno dan Jaemin tergantung.
Renjun dan Jaemin ber-oh paham. "Astaga...maksudmu- riding?" Jeno menundukkan tubuhnya. Sunoo mengangguk senang.
"Kajja! Kajja!"
Jaemin menggelengkan kepalanya. "Sudah malam bayiiii. Besok saja, ne?" Bujuk Jaemin. Sunoo mempoutkan bibirnya.
"No uncel. Halus cekalang!!"
Jaemin menahan gemas dan jengkel di saat yang bersamaan, sementara Renjun justru terkekeh.
"Tak apa Jaem. Aku yang akan membawanya nanti, siapkan saja pakaiannya."
"Bayi itu belum makan ngomong-ngomong." Lanjut Jaemin.
"Dia harus makan dulu!!! Aku sudah menggoreng nuggetnya!" Haechan menjawab dari dapur.
Renjun mencibir. "Dia itu, padahal hanya meneruskan."
"Boleh, nanti uncle Jeno dan uncle Renjun yang pergi dengan Ddeonu, tapi sekarang makan dulu, ottae?" Jeno membawa anak itu ke gendongannya.
"Ne!"

Dan benar saja, setelah hampir tiga puluh menit berjibaku dengan nasi, nugget dan kimchi milik Haechan yang menjadi menu makan malam Sunoo dan keempat pamannya. Sunoo benar-benar menagih janji para paman tampannya.
"Chaa...uri Ddeonu pintar sekali. Sudah habis! Ayo, ganti baju dan kita tidurr." Itu adalah suara Jaemin yang dengan riangnya mau mengangkat tubuh si keponakan. Berharap lupa dengan rencana tadi.
Sunoo menggeleng heboh. "No! No uncel! Laiding! Nono uncel! Junyi uncel!"
Jaemin meringis, sementara Jeno dan Haechan terbahak. "Dia itu pintar Jaem, kau tak bisa membodohinya." Jeno menggeleng.
"Sudah, bukankah kau mau mencari bahan makanan Sunoo? Pergilah. Biar kami mengajaknya berkeliling taman." Renjun membereskan piring-piring dan mangkuk makan malam mereka.
"Arasseo. Pakaikan baju hangat, sudah disiapkan Myungsoo hyeong di tas itu." Jaemin menunjuk tas besar di ruang tengah.
Jeno mengangguk. "Cha, Sunoo, ayo ganti baju dulu."
Sunoo menatap Jeno dengan alis menukik."Laiding!"
Jeno terkekeh. "Iya, harus pakai jaket hangat duluuu. Dingin, oke?"
Anak itu mengangguk antusias. "Okew."
Jaemin tersenyum kecil. "Dia mirip sekali dengan nuna."
"Maja." Tambah Haechan.
--

Jisung dan Chenle buru-buru membuka pintu apartemen karena sudah melihat foto-foto Sunoo bersama Jeno dan Renjun. Kedua maknae itu bahkan sudah membawa beberapa mainan dan snack balita. "Eh, dimana Sunoo?" Chenle sibuk membuka pintu kamar satu per satu. Sedangkan Jisung buru-buru menaruh jaketnya di sofa, menyisakan hodie merah yang dia pakai dan bersiap keluar apartemen lagi.
"Ya! Kau ini cari siapa?"
"Tentu saja si rubah gemas!"
"Mereka di taman! Ayo!"
Chenle buru-buru menaruh belanjaannya dan mengikuti Jisung.

Sementara itu, di taman, Renjun terlihat sudah seperti kehilangan nyawa, nafasnya sudah putus-putus karena sejak tadi terus mengayuh sepeda mengejar Jeno dan Sunoo. Sebenarnya Jeno juga tidak terlalu kencang mengayuh, lagipula mereka memakai sepeda sewaan, bukan milik pribadi. Tapi, memang dasarnya Renjun jarang naik sepeda, jadi ya sudah.
"Hyeonggg!!!" Chenle memekik, membuat Renjun oleng dan hampir terjatuh. Sunoo? Anak itu masih terus tertawa, senang bisa bermain sepeda. Jeno? Asalkan Sunoo senang, dia juga senang.
"Yaishhh...anak itu." Renjun mendengus sebal. "Hya, kalian bukannya istirahat-"
"Sunooooo!!" Chenle buru-buru berlari menghampiri Jeno, membuat Sunoo semakin terbahak. Tentu saja, si kecil itu tentu mengira sedang bermain kejar-kejaran dengan Chenle.
"Eh, Haechan hyeong tidak ikut main?" Jisung duduk di samping Haechan. Namja itu menggeleng.
"Aku baru saja gantian dengan Renjun. Tapi lihat saja, dasar orang tua, baru sebentar sudah seperti nafasnya hilang." Cibir Haechan.
Jisung hanya mengangguk.
--

Jaemin pergi ditemani Yuta hyeong. Tadi karena tidak ada manajer hyeong dan tak ada mobil, jadi dia pergi ke dorm hyeongdul.
"Jadi ada anak Suzy nuna ya? Berapa hari dia di sana?" Yuta membelokkan mobilnya ke salah satu minimarket.
"3 hari."
"Sebentar sekaliii...padahal aku mau ikut main juga." Komentar namja Jepang itu.
"Dia terlalu aktif hyeong, nanti hyeong bisa kesulitan." Jaemin menggeleng.
"Eiii tidak mungkin. Hya, aku malam ini menginap ya?" Yuta tersenyum sembari menaikkan alisnya. Mobil mereka sudah terhenti di tempat parkir.
"Eh? Tiba-tiba?"
"Ayolahhh...hem?"
"Arasseo."
"Yuhuuu...aku bisa bermain dengan bayi.." Yuta terlihat begitu senang.
"Aneh sekali..." gumam Jaemin.
"Hei, kita mau beli apa?" Yuta mengekor di belakang Jaemin saat keduanya memasuki supermarket.
"Daging sapi, salmon, tuna, sayur dan- ah, sosis."
"Wow. Banyak sekali makannya." Gumam Yuta.
"Benar. Sangat banyak. Ah, es krim juga."
"Wow."
**

Paris

Suzy segera terbangun saat mendengar dering ponselnya. Sudah menjelang pagi di Paris.
Oppa? Suara wanita itu terdengar parau.
Kau sedang tidur? Mian...besok saja aku hubungi.
Gwaenchana, waeyo?
Ahh...aku lupa kalau aku ada jadwal di Busan. Jadi aku menitipkan Sunoo ke Jaemin.
Suzy segera beranjak duduk di tempat tidurnya.
Eh? Eomma dan appa?
Kau lupa kalau mereka ada di Jepang?
Ahhhh...mianhae oppa
Gwaenchana. Jaemin bilang kalau mereka sedang tak ada jadwal.
Dahengida. Tapi, apa mereka bisa sabar dengan tingkah Sunoo?
Hah...aku tidak yakin. Tadi aku berniat menitipkannya hanya sehari dan meminta Sungjong menjemput Sunoo, tapi, Jaemin tiba-tiba menelpon dan bilang kalau dia akan menjaga sampai tiga hari ke depan.
Arasseo, semoga dia bisa sabar.
Yahhh..semoga. Tidurlah lagi, aku masih ada kegiatan. Good Nite..
Nite too.

~~TBC~~~

MyungZy VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang