1 - Our Sons

758 67 7
                                    

Tak ada yang tak mengenal Kim Myungsoo dan Bae Suzy. Keduanya adalah idol sekaligus aktor dan aktris ternama di kancah industri hiburan Korea. Semenjak kabar pernikahan kedua orang tersebut muncul di awal tahun 2000, tak pernah ada yang bertanya tentang kehidupan pasangan yang dijuluki dewa dewi korea itu. Bahkan saat Suzy melahirkan putra pertamanya, mereka hanya mempublikasikan kurang dari sebulan, setelahnya berita itu tergantikan dengan gosip-gosip lain. Distpach. Salah satu media yang paling gencar memberitakan seputar rahasia kalangan selebritas pun seakan ikut bungkam dengan kehidupan keluarga itu.
Hingga lima tahun berselang, publik Korea kembali gempar dengan berita kelahiran putra kedua Kim Myungsoo dan Bae Suzy. Lagi-lagi, tak ada publikasi soal nama untuk bayi lucu keduanya. Dan sama seperti sebelumnya, berita seputar kelahiran bayi kedua pasangan itu menghilang, menyisakan pertanyaan dan keingintahuan penggemar.
~~~

"Eomma." Suara langkah kaki menuruni tangga membuat wanita yang tengah sibuk membuat sarapan itu menoleh.
"Waeyo Dohyon~ah?" Suzy- Kim Suzy. Wanita muda berusia menjelang 40 tahun itu membawa sepiring besar nasi goreng keju ke meja makan keluarga Kim.
"Nae chaeg. Eobseo." Dohyon mengadu, menunjukkan tas biru kesayangannya yang berisi buku-buku pelajaran Tingkat Awal SHS.
Suzy mengeryit. Mendudukkan tubuhnya di kursi.
"Eobseo? Ige...bukumu banyak sekali, mana yang tidak ada."
"Eommaa~... buku catatan warna biru."
Suzy terdiam sejenak. Tapi akhirnya dia menyerah, dia benar-benar lupa. "Mianhae...Dohyon~ah, eomma jinca mollayo. Apa tertinggal di Sekolah?"
Dohyon menggeleng. Remaja itu memilih duduk di samping sang ibu. Terdiam. Tak bersemangat. Sedangkan Suzy menatapnya miris. Akhir-akhir ini ia selalu pulang malam, ada syuting film yang dilakukan dan mengambil set di perbatasan negara Utara dan Selatan, jadi kedua putranya hanya tinggal bersama sang ayah. Pun, sang ayah, Kim Myungsoo, terkadang harus meninggalkan keduanya karena beberapa proyek drama dan mengecek agensi yang dibentuknya bersama sang istri sepuluh tahun terakhir.
"Aigoo...waeyo, kenapa wajahmu masam begini eoh?" Myungsoo yang baru saja bergabung mencubit gemas pipi Dohyon yang sangat mirip dengan sang istri itu.
"Aish...appa!!" Bibir Dohyon mengerucut sebal lalu tangannya beralih meraih segelas susu yang sudah disiapka  sang ibu.
"Waeyo?" Myungsoo menatap heran pada sang istri.
"Bukunya hilang."
Kedua mata Myungsoo membola. "Mwo? Buku?"
"Buku catatanku yang berwarna biru, yang sering aku bawa." Dohyon meletakkan gelas berisi susu yang tinggal setengah. Myungsoo mencoba mengingat.
"Ahhh...buku yang appa berikan saat ulang tahunmu kemarin?"
Dohyon mengangguk, membuat Myungsoo tertawa gemas. Anak bungsunya memang menggemaskan, berbeda dengan si sulung. Anak pertamanya cenderung lebih pendiam, tipe Myungsoo sekali.
"Memang sudah mencari kemana saja, heum?"
"Da. Eobseo."
"Eishh. Geutjimal." Hangyul. Kim Hangyul. Putra pertama pasangan Kim Myungsoo dan Bae Suzy itu baru saja lulus dari SHS dan mendapat beasiswa seni di salah satu universitas ternama Korea.
"Aniyaaa!!!" Dohyon menatap nyalak pada sang kakak yang dihadiahi pelototan dari Hangyul.
"Ya! Eishh...tidak sopan sekali." TUK. Hangyul memukul pelan kepala depan sang adik karena sudah setengah berteriak di depan ayah dan ibunya. Myungsoo dan Suzy hanya menggeleng.
"Kim Dohyon." Itu suara Suzy.
"Mianhae eomma."
"Hangyul~ah, jangan suka mengganggunya. Adikmu sedang kehilangan buku catatan, kenapa masih saja suka menggodanya. Aigoo...jinca." Myungsoo menggeleng heran. Melihat Hangyul seperti melihat dirinya dulu dengan Sungjong. Ah...dia jadi merindukan member lain.
"Aniya appa. Aku tidak mengganggunya. Ige. Bwa. Kau meninggalkannya di ayunan belakang, hampir saja terkena hujan. Jincaa eisshh." Hangyul menatap gemas ke arah sang adik. Tapi justru dibalas senyuman lebar oleh Dohyon.
"Jinca? Ahh...gumawo hyeong. Hyeong jjang." Remaja itu kini mendorong kursinya lalu beranjak memeluk sang kakak. Membuat Suzy dan Myungsoo terbahak, karena mereka tahu, Hangyul tak pernah menyukai ciuman dari siapapun- kecuali sang ibu.
~~

Hangyul sedang berkumpul dengan teman-temannya di salah ruang ruangan dance yang mereka sewa di dekat SHS tempat mereka bersekolah dulu. Ya. Hangyul itu pintar menari, tapi tak begitu menyukai menari- hanya suka. Tapi kalau suara, jangan meragukannya. Suaranya sangat khas. Suzy yang pertama kali memdengarnya saja langsung meminta anak itu untuk bergabung ke agensi, tapi ditolak oleh sang anak.
"Hangyul~ah, kau tak mau mencoba ikut program survival?"
"Yee? Survival? Hya, memangnya kenapa aku harus ikut?" Hangyul menegak minumannya.
Jo Chan mengedikkan bahu. "Hanya bertanya. Lagipula, tak ada salahnya, barangkali kau bisa mencoba peruntungan di dunia musik. Suaramu itu khas sekali dan ya..kau cukup tampan."
Rocky tersedak jus mangganya begitu mendengar kalimat Jo Chan. "Aishh...kau menjijikan." Hangyul menatap jijik pada sahabatnya itu. Ya
Sejak kecil, Rocky dan Hangyul itu bersahabat, bukan tanpa alasan. Mereka bertetangga dan entah kebetulan atau memang sudah takdir, mereka selalu bersekolah di tempat yang sama. Jadi, ketika mendengar kalimat Jo Chan tadi, tentu saja namja itu terkejut buka  main. "Ya, tentu saja dia tampan. Kau belum lihat ayah dan ibunya?"
"Memangnya kenapa dengan ayah dan ibunya?" Jo Chan menatap heran.
"Aish...sudahlah. lupakan." Rocky mengibaskan satu tangannya ke arah Jo Chan, membuat Jo Chan memdengus sebal.
"Geundae, soal ayah dan ibumu- aku belum pernah sekalipun melihat mereka."
Hangyul hanya tersenyum. "Jincaro? Ajig?"
Jo Chan mengangguk. "Kau saja tidak pernah mau mengerjakan tugas kelompok di rumahmu, memangnya ada apa eoh, kau takut aku mengahbiskan makananmu?" Sungut namja itu.
Hangyul hanya tertawa.
"Itu karena kau terlalu cerewet." Rocky menimpali, membuat Jo Chan melotot.
"Heishh...sudah. Kau benar-benar mau ke rumahku?" Hangyul menatap serius ke arah Jo Chan. Namja itu mengangguk- tapi sedikit ragu. "Ge-geurom..kita sudah berteman hampir tiga tahun."
Hangyul terlihat berpikir. "Hah...kajja. Tapi, kau harus berjanji satu hal- "
"Mwo?"
"Setelah kau tahu tentang keluargaku, jangan sampai siswa lain tahu soal statusku."
Jo Chan mengerjab. "Memangnya kenapa? Solma- hoksi neo...apa keluargamu koruptor? Anim...pembunuh bayaran? Yeoksi..."
"Hyaa! Kau mendoakan keluargaku jadi koruptor? Yeiisshh jinca.." Hangyul melempar botol air minum kosong ke arah Jo Chan, tapi malah meleset dan mengenai Rocky yang berniat mengambil tas di belakang Jo Chan, membuat namja itu berteriak. "Hya! Kim Hangyul!"
--

Dohyon menatap Haruto yang tengah asik melakukan finishing lirik yang dia buat. Ya. Mereka sama-sama mengambil kelas seni bagian musik, berbeda dengan Jeongwoo yang mengambil seni rupa. "Kau tahu, aku baru saja mendaftar salah satu acara survival milik YG."
Dohyon menghela nafas. "Hemm...kau sudah menceritakannya Haruto.."
Haruto hanya tersenyum lebar. "Hehe, mianhae, aku terlalu senang."
"Arasseo-araseeo. Hya, cepat kerjakan lirikmu, aku sudah menyelesaikan intro nya, kalau lama, aku akan meninggalkanmu."
Haruto mencebik. "Tsk..kebiasaan sekali. Arasseo. Chakamannyooong."
~~~

Suzy dan Myungsoo baru saja kembali setelah menyelesaikan konferensi pers terkait debut salah satu calon boygrup baru di agensi mereka. Dan keduanya nampak heran karena ada banyak sepatu snaeker di dalam tempat penyimpanan sepatu. "Apa Dohyon membawa teman-temannya?" Suzy menatap ke arah Myungsoo. Pria itu mengedik.
"Mungkin. Dohyon lebih sering membawa temannya ke rumah dibanding Hangyul."
Suzy hanya mengangguk, lalu berjalan masuk ke ruang tengah. "Adeul~~ eomma appa wasseo." Wanita itu setengah berteriak. Tapi tak ada jawaban, membuat Myungsoo keheranan. "Apa mereka sedang ke internet cafe?" Pria itu membantu Suzy mengeluarkan beberapa bahan makanan dari kulkas untuk makan malam.
"Gerseyo. Oppa, bisakah kau mencuci ikannya? Aku akan mengganti baju sebentar." Myungsoo mengangguk, lalu segera menyingsingkan lengan sweaternya dan mengambil alih sejenak kegiatan sang istri. Baru saja ia sampai di lantai atas, suara tawa kencang membuat wanita itu berjalan mendekat ke kamar si bungsu. Mencoba memastikan apa yang dilakukan di kecil. Senyumnya merekah. Dohyon dan kedua temannya tengah menonton salah satu film animasi terbaru yang kemarin baru saja dibelika  oleh Myungsoo.
CEKLEK.
"Eoh, eomma." Dohyon tersenyum lebar begitu melihat sang ibu di ambang pintu.
"Eoh, imo anyeonghaseyo." Haruto dan Jeongwoo tersenyum ke arah Suzy.
"Eomma dan appa akan menyiapkan makan malam, kalian bersiap mandi setelah itu turun untuk makan, arasseo?"
"Ne eomma."
"Ne imo, khamsahabnida." Haruto tersenyum lebar. "Ahh...eommamu benar-benar seperti bidadari." Remaja itu tersenyum lebar, membuat Dohyon mendengus.
"Eish...kau. Jangan menatapnya begitu. Tsk."
Jeongwoo hanya terkekeh. Dohyon dan Haruto memang selalu seperti ini, kalau bersama tak pernah diam- tapi kalau terpisah, seperti anak ayam jauh dari induknya. Diam.

Suzy tersenyum kecil begitu melihat sang suami tengah memotong beberapa bahan untuk sup ikan yang akan dia buat. "Oppa, mandilah, aku akan teruskan." Suzy mencuri satu kecupan di pipi Myungsoo, membuat pria itu tertawa.
"Arasseo. Apa tadi suara Dohyon?" Myungsoo kini beralih menumpukan kepalanya di punggung sang istri.
"Eoh...ada Haruto dan Jeongwoo, mereka menonton film yang oppa belikan kemarin."
Myungsoo terkekeh. "Jincaro?"
"Ehmm. Oppa~ cepat mandi, kenapa masih di sini."
"Wae..bukankah cuma kita berdua-"
"APPA!" Hangyul menghela nafas begitu melihat sang ayah dan ibu tengah bermesraan di dapur. Tsk. Benar-benar membuat iri- eh? "Aigoo...appa, anak-anakmu sudah besar, jangan seperti anak muda eishh.. jinca."
Suzy terkikik geli. Hangyul itu kalau memarahi orang mirip sekali dengan Myungsoo. Jadi, kalau mendengar keduanya sedang berkelahi, seperti melihat anak kembar.
"Hyaishh..anak ini. Lagipula itu salahmu, kenapa tiba muncul." Myungsoo tak mau kalah.
"Mwoya...alasan apa itu."
Suzy tak bisa diam saja kalau seperti ini. Membiarkan Kim Myungsoo dan Kim Hangyul berkelahi itu merugikan. "Kalian, cepat masuk ke kamar masing-masing dan mandi, setelah itu bersiap makan malam." Suzy mengacungkan pisau ke arah Myungsoo dan Hangyul bergantian, membuat keduanya diam. Takut.
"Arasseo." - Kim Myungsoo.
"Ne eomma." - Kim Hangyul.

~~~Tbc
*2 chapter*

MyungZy VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang