11 - Puzzle - Part 2

103 24 2
                                    

Myungsoo benar-benar tak bisa fokus dengan pekerjaannya. Berulang kali ia harus mengulang menulis rekomendasi sebagai bahan rapat satu jam lagi. 

Pintu diketuk.

TOK TOK

Pria itu mendongak. DIlihatnya ada Taeyong di sana- sekertarisnya. "Sajangnim, ada beberapa berkas yang harus segera dievaluasi sebelum rapat dimulai."

"Letakkan di sini."

Taeyong mengangguk paham lalu meletakkan beberapa map di sisi Myungsoo. "Hyeong?" lirihnya. Myungsoo menghentikan kegiatannya. "Maaf kalau aku lancang mengatakan ini..tapi, aku tidak pernah sekalipun mendukung hubunganmu dengan Da In nuna- meskipun dia kakakku, kupikir...kalian berdua salah, terutama kau hyeong. Maafkan aku." ucapnya sebelum melangkah menjauhi meja. "Hyeong, bukankah keluarga adalah segalanya? Da In nuna adalah keluargaku satu-satunya saat ini- dan aku ingin dia mendapatkan bahagianya tanpa menyakiti dan merusak orang lain." Kalimat itu menjadi penutup sebelum Taeyong benar-benar meninggalkan ruangan Myungsoo.

Pria itu terdiam lalu setelahnya kedua matanya memejam. Yang terbayang adalah saat ini di kepalanya adalah suara tawa Suzy dan pekikan Doyoung juga Junkyu saat kedua putranya itu saling adu mulut satu sama lain. Air matanya perlahan turun. "Ya Tuhan..apa yang sudah aku lakukan selama ini..."

--

Suzy terkejut begitu mendapati suaminya sudah berada di basemen parkir rumah sakit, berdiri di samping mobil milik pria itu. "Oppa? Kenapa di sini? Bukankah kau bilang ada rapat menggantikan Seokjin oppa?"

Myungsoo menggeleng. "Seokjin hyeong ada di kantor, jadi aku hanya mendampinginya. Sudah selesai? Mau langsung pulang?"

Suzy terdiam, terlalu terkejut karena mendapati suaminya datang ke rumah sakit tempatnya bekerja. "A-ah..aku sepertinya harus pergi berbelanja dulu, oppa pulang saja lebih dulu." Suzy memilih melangkah melewati Myungsoo- berjalan ke mobilnya sendiri. 

"Kenapa kita tidak pergi bersama?" 

Kalimat itu menghentikan langkah Suzy yang memarkir mobilnya tepat di belakang mobil suaminya. Wanita itu menatap ke arah mobil berwarna hitam di kanannya- tempat Myungsoo bersandar. Ingatan seputar kejadian seminggu lalu tiba-tiba muncul- juga minggu-minggu sebelumnya saat ia melihat dengan jelas bagaimana pria yang telah menghabiskan hidup 17 tahun dengannya itu bermesraan dengan wanita lain di mobil itu. 

"Aku tidak mau meninggalkan mobilku- oppa. Lagipula akan merepotkan kalau besok kau harus mengantarku- aku ada operasi pagi-pagi sekali."

"Bahkan selama ini aku selalu mengantarmu saat kau ada panggilan mendadak ke rumah sakit Suzy."

Wanita itu tersenyum kecil. "Maja..oppa maja..geundae..akhir-akhir ini oppa sepertinya terlalu sibuk dengan pekerjaan kantor." 

"Kau menghindariku Suzy?"

Wanita itu terdiam, kedua netranya kini menatap sosok di hadapannya. Myungsoo melangkah mendekat. "Benar kan? Kau menghindariku?" tanyanya. "Kau tidak menjawabnya berarti benar. Apa aku membuat kesalahan?"

"Kalau berselingkuh dengan kakak sekertarismu itu bukan suatu kesalahan maka aku mengatakan tidak." Jawab Suzy sembari tersenyum kecil. Myungsoo bungkam. "Oppa tidak menjawab, berarti bukan suatu kesalahan, geutji?"

"Suzy..."

"Aku tahu, anak-anak juga sudah mengetahuinya. Ada banyak hati yang kau kecewakan oppa." lirih Suzy. 

"Sejak kapan.."

"Bukankah seharusnya aku yang menanyakan ini? Sejak kapan oppa mulai melakukannya? Dua bulan? Ani- tiga bulan lalu?"

MyungZy VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang