16 - Day 2 (A Week with My Cousin)

57 10 0
                                    

Jaemin buru-buru menepuk punggung Haechan saat ia membuka kamar namja itu dan mendapati keponakannya tidur dengan tertindih kaki besar sahabatnya itu.

PUK.

"Yaishh...hya, ireona!" Geram Jaemin. Haechan menggeliat pelan lalu dengan santainya mendekap Sunoo yang terbungkus selimut tebal miliknya. "Hei! Itu keponakanku!" Jaemin buru-buru mengangkat tubuh buntal itu ke pelukannya. Ajaib sekali. Si kecil itu bahkan tak merasa terganggu tapi justru secara reflek memposisikan kepalanya di ceruk leher Jaemin dengan tangan yang melingkar di leher.
"Ayolah Naa...hangat sekalii..jangan diambil." Rengek Haechan.
Jaemin melotot. "Hya, kau tidak sadar kaki besarmu itu hampir membuat tulang kecil ini remuk!" Jaemin menjawab kesal. Haechan mendengus lalu segera beranjak dari ranjangnya yang ada di kamar Renjun.
"Tsk..itu baru saja. Auhhh...dia lucu sekaliii...ayo, aku lapar." Haechan dengan wajah tanpa dosa itu melenggang begitu saja keluar dari kamar, mengabaikan Jaemin yang terlihat hampir meledak.
"Lee Donghyuk.....!"
"Emmm...uncel....?" Sunoo mendongakkan wajahnya begitu Jaemin melangkah pelan.
"Hemm? Julyeo?" Namja itu menimang tubuh gempil yang bersandar di dadanya. Sunoo menggeleng.
"Popo..."
CUP.
Oh tidak...Jaemin langsung berhenti melangkah dan rasanya seperti mendapat sengatan listrik kecil. Setelah itu perutnya seperti merasakan geli.
"YA!! NADOOO!!!" Haechan berteriak dari sofa. Sementara Jaemin hanya bisa tersenyum senang.
"Aigooo..keponakanku..." Na Jaemin tertawa renyah, mengabaikan Haechan yang kembali melangkah cepat ke arah Sunoo, memajukan bibirnya menyentuh pipi bulat itu.
"Samchon ddu~~~" rengek namja itu. Sunoo yang merasa risih hanya bisa menghindar, memeluk leher Jaemin erat. Tapi namanya Haechan, tentu saja dia pantang menyerah dan pada akhirnya, tangan gembul Sunoo yang beraksi.

KRAUK
Si kecil Kim itu meraup wajah Haechan dengan ringisan kesal. "Nonono!!" Kesalnya. Tapi namanya Lee Haechan, namja itu kan pantang menyerah, jadi dia terus saja mencoba mencium Sunoo, sampai akhirnya...

"ARGHH!" Haechan meringis kesakitan, membuat member lain berdatangan, termasuk Jisung yang baru saja bangun. Sementara Jaemin hanya bisa mendesah panjang.
"Aishh...jangan memaksanya saat bangun tidur...aigoo~" Jaemin berudaha menjauhkan tangan kecil Sunoo dari wajah Haechan.
"Hya, wae?" Jeno melangkah mendekati Jaemin dan Haechan.
"Kim Sunoo, tidak boleh seperti itu dengan Uncle Haechan, algesso?!" Ucap Jaemin tegas. Mendengar itu, Sunoo merengut tak suka.
"Nan ucle ciro." Sunoo masih menatap tak suka pada Haechan, membuat namja itu mencebik.
"Mianhae Sunoo~ya, heum?" Haechan berusaha merayu. Tapi pada dasarnya Sunoo sudah kesal jadi si kecil itu justru menyembunyikan kepalanya ke dada Jaemin.
"Sunoo...uncle Haechan sudah meminta maaf, ayo, harus dijawab bagaimana?"
"Ciroooo! Nan ciroooo!" Sunoo keukeuh menolak, membuat Jaemin menghela nafas.
"Kim Sunoo.." ucapnya tegas. Mendengar namanya disebut secara lengkap, Sunoo segera menatap pamannya itu. Wajah tegas Jaemin sepertinya membuat si kecil itu ketakutan dan pada akhirnya tangisnya pecah.
Jeno mendelik terkejut, tubuhnya tersentak saat namanya dipanggil oleh Sunoo.
"Huks...Nono ucle..huks..No...hu..huu..." tangan kecil itu berusaha meraih Jeno, membuat Jeno segera meraihnya dan berjalan menjauh dari sana. Lagi, Jaemin menghela nafas panjang. Sementara Renjun justru menepuk bahu Jaemin, "Kau harus bisa mengontrol emosi, Sunoo masih sangat kecil dan moodnya masih belum stabil saat bangun tidur- kau Lee Haechan, jangan memaksanya.."
Haechan mencebikkan bibirnya, merasa bersalah. "Mian...Jaemin~a."
Chenle yang melihat itu hanya bisa terdiam, tak mau memberikan respon. Namja itu memilih mengikuti Jeno dan Sunoo.
"Tsk...Haechan hyeong kebiasaan sekali." Cibir Jisung.
Jaemin segera melangkah ke dapur, bersiap memasak sarapan. "Untung saja Yuta hyeong tidak jadi menginap...kalau jadi, heol...pasti Yuta hyeong sudah marah." Tambah Jisung. Renjun menggeleng pelan. "Sudah-sudah. Jisung, lebih baik bantu Jaemin di dapur."
"Neee~~~."
Baru saja Jisung melangkah ke dapur, Mark muncul dari dalam kamar Jeno. "Eoh, kau sudah bangun? Dimana Sunoo?" Tanya Mark dengan wajah khas bangun tidurnya.
Haechan hanya bisa mencebikkan bibirnya. "Hyeong...eotohke...Jaemin~i marah padakuuu...huhu."
Mark menatap jengah. "Kau kan memang suka membuatnya marah. Heol...."
"Hyeong..."
--

Sunoo benar-benar tak mau berbicara pada Haechan maupun Jaemin, sampai membuat Yuta dan Taeyong yang datang berkunjung menatap heran. "Kenapa uri gurumi cemberut seperti ini eoh?" Taeyong terus saja menatap Sunoo yang mendekap dadanya sejak tadi.
"Uncel...." panggilnya pada Taeyong dengan wajah sedih dan pipi yang menempel ke dada Taeyong. Pria itu hanya bisa menatap tak tega tapi juga gemas bersamaan.
"Ya? Gurumi mau sesuatu?" Taeyong kini mengecup pipi bulat Sunoo.
CUP
"Nana uncel...marah...hiks.." Yuta yang tengah mengupas apel hanya menghela nafas lalu melirik tajam pada Haechan yang duduk di kursi ruang makan. Namja itu hanya mendengus sebal.
"Tidak...bukan marah. Jaemin uncle hanya menasehati Sunoo.., heum?" Yuta menyodorkan apel ke bibir merah Sunoo.
"Heum?" Mata bulat itu kini terlihat mulai bersinar dan tertarik dengan perkataan Yuta, membuat pria itu meraih tubuh gempal itu ke dekapannya. "Tidak marah?" Tanyanya memastikan.
"Tentu saja tidak." Kekeh Yuta.
"Tapi wajah uncel ceram cekali..." lanjut Sunoo.
"Hem...kalau begitu, pasti ada yang membuat uncle Jaemin terlihat seram kan? Nah....paman tidak tahu kalau untuk ini, Sunoo-neun?"
Sunoo mengernyitkan keningnya, terlihat serius. "Tadi...Chani uncel ganggu-ganggu Ddeonu...mau cium di sini(menunjuk pipinya) tapi Ddeonu tidak mu...lalu kesal..uncel minta maaf tapi tidak mu..lalu uncel Nana terlihat seram..wua..begitu.." cerita Sunoo.
Taeyong dan Yuta juga Jisung maupun Chenle yang ada di sana tak bisa menahan gemas.
"Aaahhh! Gwiyowoo...! Hyeong, boleh tidak ya acaraku dan Jisung main dengan Sunoo?" Tanya Chenle pada Taeyong. Pria itu terkekeh.
"Kalau itu kau harus tanya dengan manajernim dan Suzy sunbae juga Myungsoo sunbae."
Jisung langsung memekik girang. "Aku saja! Aku saja yang tanya!"
Lalu tanpa menunggu lama, terdengar dering telpom milik Jisung. Chenle mendelik.
"Hya, kau menelpon Suzy nuna?!" Tanya Chenle terkejut. Jisung hanya tersenyum lebar.
"Nuna yang telpon...hihi, anyeong!"
Yoboseyo?
Jisung berlari ke dalam kamarnya diikuti Chenle, membuat Taeyong dan Yuta yang saling pandang.
"Mama?" Panggil Sunoo begitu mendengar suara Suzy dari dalam telpon.
"Iya...uncle Jisung menelpon mama. Sunoo mau ngobrol dengan mama?" Tanya Yuta lembut.
Sunoo menggeleng. "Mau dengan uncel Nana..." bibir kecil itu mencebik sedih. Taeyong menggigit bibir bagian dalamnya, diam-diam menahan gemas. "Tunggu ya...paman Jaemin kan sedang ke kantor sebentar, oke?" Taeyong berusaha menangkan sambil mengusap ujunh bibir si kecil yang terkena sisa remahan apel.
Sunoo mengangguk patuh lalu kembali asik memakan apel dari tangan Yuta.
--

Mark, Jaemin, Renjun dan Jeno pagi tadi buru-buru pergi ke agensi saat manajer mereka menelpon kalau ada perubahan waktu untuk masa comeback.
"Kau masih terpikir soal Sunoo tadi ya?" Tanya Jeno pada Jaemin yang sejak tadi hanya terdiam, menyimak penjelasan manajer mereka tanpa memberikan komentar.
"Dia benar-benar takut ya?" Tanya Jaemin pelan.
Jeno mengangguk. "Maja. Katanya uncel Nana ceram.." kekeh Jeno sembari menirukan aksen Sunoo. "Seperti raksasa yang ada di buku cerita." Tambah Jeno masih dengan kekehan. Mark yang mencuri dengar tak bisa tidak tertawa.
"Mwoya..haha...apa katamu...haha wahh...haha..raksasa? Wah..haha..." ucapnya terpingkal.
Jaemin mendengus. "Tsk. Tidak ada raksasa tampan dan manis seperti Na Jaemin, ya-"

KRING KRING KRING

Kalimat Jaemin terpotong saat ponselnya berdering. "Eh, nuna?" Jaemin mengernyit heran saat melihat caller id di ponselnya adalah kakaknya. "Tunggu sebentar- ne nuna?"

Kau ada di kantor? Apa nuna mengganggumu?

Ani, aku sudah selesai, wae?

Tadi Jisung bertanya, apakah boleh kalau Sunoo ikut ke dalam konten kalian.

Mwo? Jisungi?

Eoh, Chenle juga. Gwaenchana?

Ani...maksudku, kapjagi?

Terdengar suara kekehan. Nuna juga tidak tahu. Tapi nuna dan Myungsoo oppa selalu mengijinkan hal itu, jadi tak perlu meminta ijin. Hanya pastikan saja itu tak berpengaruh ke agensi dan kegiatan kalian.

Arasseo. Aku akan mengatakan ini ke manajernim. Jaga kesehatan nuna.

Arasseo. Nuna tutup ya. Anyeong.

Jaemin menghela nafas.
"Mwoyaa...apalagi ini..."

~~~TBC~~~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MyungZy VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang