Aku kembali kerumah dengan rasa kesal, Aku mengurung diriku di kamarku, ibu ku sangat heran dengan ku, tak lama Ayahku pulang kerumah dan mencari ku, lalu ibu ku bertanya "Ada apa dengan (name)? Apakah dia sakit?" Tanya ibu ku dengan rasa khawatir, "(name) mengikuti ku secara diam diam dan ikut campur dengan masalah bangsa langit, emosi ku tadi sempat terlepas hingga memarahi nya, dimana dia? Aku ingin meminta maaf dengan (name)" jawab ayahku sambil mencari ku seisi rumah, lalu ayah mendekat ke kamar ku, dan mendengar ku menangis sesegukan, ayah langsung memasuki kamarku dan mengusap air mata ku, lalu ayah meminta maaf, "Maafkan ayah, ayah tadi kelepasan, maafkan ayah ya? Ayah menyakitimu?" Ucap ayah dengan rasa bersalah, "mengapa Aku tidak boleh ikut denganmu? Apakah ada yang salah dengan ku? Apakah Aku lemah? Aku sudah berlatih setiap hari bersama Neteyam, mengapa Neteyam diperbolehkan ikut? Lo'ak pun yang dibawah ku juga di perbolehkan? Kenapa?" Tanya ku dengan tangis, "Ayah tidak mau kamu terluka sayang, ayah sayang denganmu, orang tua mana yang membiarkan anaknya mengikuti perang?. Neteyam dan Lo'ak? Mereka memang disuruh oleh Jake untuk ikut" jawab ayah sambil mengelus kepala ku.
Lalu kami berpelukan, dan ayah menyuruh ku untuk tidur saja, lalu Aku menuruti apa katanya. Tapi siapa sangka? Desa ku telah di temukan oleh bangsa langit, Aku langsung terbangun karena mencium asap, desa ku di bakar habis-habisan oleh bangsa langit, banyak sekali korban jiwa, saat Aku keluar rumah, Neteyam sudah didepan rumahku dengan Ikran nya, "Ayo! Cepat naik! Apa yang kau tunggu?!" Ucap Neteyam dengan panik, "Aku ingin mencari orang tua ku terlebih dahulu! Kau pergi saja" jawab ku dengan khawatir, tetapi Neteyam tidak mendengar kan ku dan langsung menarik ku ke atas Ikran nya, saat Aku tak sengaja menoleh kebawah, Aku melihat orang tuaku dibun*h secara sadis oleh bangsa langit. Aku melihat dengan mata ku sendiri, "kenapa kau langsung menarik ku? Apa kau melarang ku untuk menyelamatkan orang tua ku sendiri? Kenapa Neteyam? Apa kau benci dengan orang tua ku?" Tanya ku sambil menangis dan memukuli punggung Neteyam, "justru ini permintaan orang tua mu! Jika saja bangsa langit itu tidak menembak sayap Ikran ku, sudah ku bawa mereka bersama mu (name), maafkan Aku" jawab Neteyam sambil memegang tangan ku.
Aku menangis selama perjalanan yang entah akan kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Will Love You, Forever. UPDATE!
Fiksi PenggemarNeteyam x Reader Aku dan Neteyam memiliki persahabatan yang kuat, kami selalu menolong satu sama lain, saling menyayangi satu sama lain seperti Keluarga, Aku sangat dekat dengan keluarga nya, dan sebaliknya dia juga sangat dekat dengan keluarga ku...