Budayakan vote sebelum membaca~
***
Malam kian larut. Saat ini para anggota geng Thunder dengan formasi lengkap sedang kumpul di basecamp mereka. Basecamp mereka adalah bangunan bekas toko milik keluarga Damar. Sekarang sudah tidak digunakan lagi karena pindah lokasi.
“Bolos nggak ngajak-ngajak lo, Jev.” Tirta masih kesal perkara Jeviar yang pagi tadi membolos, tapi tidak mengajak mereka.
“Lo mau jadi obat nyamuk?” Damar menyahuti dengan menepuk kepala Tirta.
“Ya enggak.”
“Nah makanya.”
Jeviar memilih tak menjawab. Otaknya masih memikirkan Alena yang menolak untuk menjadi pacarnya tadi. Dia tahu betul ucapan Alena tadi memang sebuah fakta. Alena bisa pergi kapan saja tanpa harus memberitahu Jeviar. Untuk itu Jeviar lebih memilih untuk mengalah. Dia tidak ingin kehilangan seorang Alena yang akhir-akhir ini memenuhi otak dan hatinya.
“Lo ajak ke mana tadi? Ke apartemen lo?” Dandi bertanya setelah mengembuskan asap dari mulutnya.
Mendengar pertanyaan Dandi, Sagara langsung menoleh ke arah Jeviar. Menunggu jawaban dari cowok itu. Kalau sampai Jeviar beneran membawa Alena ke apartemen cowok itu, Sagara tentu akan bertindak.
“Nggak. Gue ngajak dia ke tempat anak-anak.” Anak-anak yang dimaksud Jeviar adalah anak-anak penghuni daerah kumuh di pinggiran kota. Dia dan anggota lain sering ke sana untuk menghibur mereka dan memberi mereka bantuan berupa sembako atau makanan yang dibelinya dari hasil balap liar. Mayoritas penghuni daerah itu adalah orang-orang kurang beruntung, berusaha mati-matian mencari nafkah tapi tak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.
“Gue kirain lo ajak ke apartemen lo. Kan kesempatan tuh.” Kevin buka suara.
“Gini-gini gue nggak mau ngerusak anak orang.” Jeviar membalas santai.
“Nggak mau ngerusak anak orang kok main cipok gitu aja.” Tirta menyambar dan diikuti kekehan dari yang lain.
Jeviar tidak menjawab. Kini tatapannya beralih pada Sagara. “Lo beneran udah kasih tahu guru lo kan?” tanyanya.
Sagara mengalihkan tatapannya dari ponsel ke arah Jeviar. Dia menatap Jeviar selama beberapa detik sebelum menjawab. “Udah.”
Mendengar jawaban itu Jeviar manggut-manggut.
Jeviar menyalakan ponselnya lalu mengambil sebuah foto selfie. Setelahnya dia mengirimkannya kepada Alena.
Damar melihat jam dari ponselnya. “Udah hampir jam sepuluh. Ayo berangkat.”
Mendengar ucapan Damar, anggota lain pun langsung bergegas keluar dari basecamp. Damar yang keluar terakhir segera menutup basecamp mereka dan menguncinya. Satu per satu anggota Thunder mulai menunggangi kuda besi masing-masing, lalu melajukannya menuju tempat yang sering mereka datangi. Yakni tempat diselenggarakannya balap liar.
Setibanya di lokasi balapan, Jeviar langsung memposisikan diri di samping para pemain. Malam ini Jeviar yang akan bertanding.
Jeviar mendapatkan tatapan meremehkan dari musuh di sampingnya. Dia tahu siapa orang itu. Dia adalah ketua geng The Rebel yang bernama Darko. Sama-sama masih pelajar kelas tiga. Tapi beda sekolah. Bisa dibilang The Rebel adalah musuh bebuyutannya Thunder. Berkali-kali The Rebel kalah dengan anggota Thunder dalam pertandingan balapan membuat mereka membenci eksistensi geng Thunder.
Dan seperti malam ini, The Rebel kembali kalah dalam pertandingan balapan. Karena Jeviar lah yang memenangkannya. Para anggota geng Thunder menghampiri Jeviar dan memberi tepukan serta pelukan. Kini Jeviar ganti memandang Darko dengan tatapan meremehkan, membuat Darko menggeram dengan mata penuh kebencian. Jempol Jeviar teracung ke arah Darko, lalu memutarnya menjadi ke bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alena is The Main Character [On Hold]
Fantasy• TRANSMIGRASI • [Demi kenyamanan saat membaca, silakan follow dulu!] Anela yang seharusnya segera melakukan selebrasi karena hendak wisuda, malah mengalami kecelakaan tragis yang membuatnya bertansmigrasi ke dalam sebuah novel yang beberapa waktu l...