19 - Sisi Lain

1.7K 278 21
                                    

Budayakan vote sebelum membaca~

Absen dulu, kalian penumpang kapal mana nih?

Alena x Jeviar?

Alena x Arkais?

Alena x Sagara?

Pegangan yang erat ya, takutnya kapal kalian kena badai wkwk

***

Jeviar membelokkan motornya ke supermarket. Alena mengerutkan keningnya heran. Tapi dia tetap ikut turun saat motornya Jeviar sudah terparkir. Lebih baik menurut, daripada dia malah dibikin emosi. Dia juga tidak ingin lagi bertanya, karena sepertinya Jeviar tidak berniat menjawab pertanyaannya.

Alena mengekori langkah Jeviar yang memasuki supermarket. Sapaan selamat pagi langsung menyapa mereka saat sudah masuk ke dalam. Hawa dingin dari AC terasa menyegarkan. Jeviar mengambil keranjang belanjaan, lalu menyusuri rak yang berisikan berbagai macam makanan ringan.

“Kalau lo mau, pilih aja!” Suara dari Jeviar terdengar. Alena mengamati berbagai macam makanan ringan yang berjejer. Lalu dia memilih dua dan memasukkannya ke dalam keranjang belanja yang dibawa Jeviar.

“Lo mau beli segini banyaknya?” tanya Alena pada akhirnya saat melihat Jeviar memasukkan banyak snack ke dalam keranjang belanja. Bahkan puluhan kemasan.

“Em-hm.” Jeviar berdeham sebagai bentuk jawaban atas pertanyaan Alena barusan.

“Buat apa?”

Jeviar berhenti sejenak, lalu mengamati Alena. Alena menatap Jeviar, matanya mengerjap-ngerjap menunggu jawaban atas pertanyaannya. Namun, Jeviar malah mengangkat tangan kanannya dan mengacak rambut Alena dengan gemas. Rambut yang diacak-acak, tapi hatinya yang ikut awut-awutan.

“Nanti lo juga tahu.”

Mendengar jawaban dari Jeviar membuat Alena kembali membisu. Setelah selesai memilih berbagai macam snack, Jeviar menuju ke rak berbagai macam roti. Jeviar kembali membeli banyak roti dan sandwich, lalu pergi ke kasir, dan lagi-lagi Alena mengekori Jeviar. Usai membayar belanjaannya, Jeviar menyerahkan dua kantong kresek itu kepada Alena.

“Bantu bawain!”

Alena menghela napasnya. Kini kedua tangannya sudah memegang kantong kresek. Dia tidak lagi bisa memeluk Jeviar. Untungnya Jeviar kali ini lebih berhati-hati dalam mengendarai motornya. Kecepatannya rata-rata, tidak kebut-kebutan seperti tadi. Setelah menempuh sekitar tiga puluh menit perjalanan, motor Jeviar memasuki area pinggiran kota. Sebuah daerah kumuh.

Saat motor Jeviar parkir, banyak anak-anak yang berhamburan mendekat. Menyerukan nama Jeviar dengan sangat antusias. Jeviar mengulurkan tangannya ke Alena, Alena menyerahkan dua kantong kresek itu kepada Jeviar saat dia hendak turun. Begitu sudah turun dari motor Jeviar, Alena kembali menerima dua kresek tadi.

“Tenang, kawan-kawan, tenang.” Jeviar yang sudah melepas helmnya berujar demikian seraya terkekeh. Alena tidak menyangka Jeviar bisa selembut itu pada anak-anak.

“Kak Jev nggak sekolah?”

“Kak Jev datang sama siapa?”

“Pacar Kak Jev ya?”

“Wah, Kak Jev bawa jajan?”

Alena menatap anak-anak yang berbaju lusuh itu terlihat sangat antusias dan melontarkan banyak pertanyaan untuk Jeviar. Enam anak cowok dan lima anak cewek. Jeviar mengacak rambut salah satu anak cowok dengan gemas.

Alena is The Main Character [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang