21 - Sunset Bersama Jeviar

1.6K 260 17
                                    

Bab ini sangat panjang, terdiri lebih dari 3400 kata. Baca pelan-pelan, dan siapkan hati kalian.

Dan jangan lupa tekan bintangnya sebelum membaca~

***

Sesuai apa kata Sagara, sepulang sekolah Alena harus latihan di ruang musik. Hari ini dia melalui jam-jamnya di sekolah dengan berbagai macam pujian dia dapat dari teman sekelas, maupun dari lain kelas. Dia dikata pemberani, suara dia di video yang diupload di akun Instagram sekolah bagus, mengapa dia harus menyamar jadi cupu sebelumnya jika nyatanya dia sehebat itu, dan lain sebagainya.

“Jadi lo langsung latihan nyanyi, Na?” Pertanyaan Arkais menghentikan langkah Alena yang baru saja keluar dari kelas.

“Iya, Ar. Acaranya tinggal beberapa hari, sedangkan gue baru mau ikut latihan. Semoga aja nggak malu-maluin ntar.”

“Pasti nggak sih, Na. Suara lo bagus, gue yakin lo bisa tampil maksimal sekalipun misalnya cuma latihan sekali.”

Jawaban Arkais membuat Alena terkekeh. Keduanya memilih untuk berjalan beriringan menuju lantai dasar. Alena tak lagi takut akan tingkah Jeviar. Dia sekarang bisa merasa bebas lagi. Lagian di lingkungan sekolah mana bisa dia menahan diri untuk tidak tersenyum atau berduaan dengan siswa lain?

“Lo berarti nggak langsung pulang juga? Kan anggota OSIS?” tanya Alena pada Arkais.

“Iya, Na. Ada rapat OSIS bentar lagi.” Alena manggut-manggut sebagai respons.

Saat Alena dan Arkais tiba di lantai dasar, mereka melihat Jeviar yang tampak berbicara dengan Niara. Keduanya terlihat berbicara dengan raut wajah serius. Lalu tak lama kemudian Jeviar tampak menarik tangan Niara menuju ke belakang sekolah.

Alena menghela napasnya. Dia tidak mau ikut campur ke dalam masalah mereka. Alena juga berusaha untuk tidak terlalu kepo dengan hubungan mereka. Meski jujur saja dia merasa tidak nyaman dengan perasaannya. Tapi dia tidak mau terlihat tolol seperti orang lain yang mengaku sedang jatuh cinta. Biar bagaimanapun sebelumnya Jeviar memang terobsesi dengan Niara. Bisa saja cowok itu balik terobsesi dengan Niara lagi. Karena di sini alurnya tak sepenuhnya sama dengan novel yang pernah dibacanya, jangan-jangan sebelumnya Jeviar juga mencium Niara seenaknya? Lagian Jeviar juga bisa berpaling dengan begitu mudahnya dari Niara, sekarang bisa saja Jeviar sudah berpaling dari Alena, dan kembali terobsesi pada Niara. Memikirkan hal itu membuat emosi Alena mendidih. Tapi mati-matian dia tahan. Dia tidak ingin jadi tolol hanya karena perasaan yang namanya cinta. Lagian perasaannya pada Jeviar belum sedalam itu, jadi seharusnya tidak sulit baginya untuk membuang rasa itu.

“Nggak lo ikutin?” tanya Alena pada Arkais.

Arkais menoleh ke arah Alena. “Ngapain?”

“Ya siapa tahu cemburu gitu?” jawab Alena. Siapa tahu Arkais sebenarnya ada rasa dengan Niara tapi tidak menyadarinya, terus melihat kedekatan Jeviar dengan Niara bisa membuat Arkais cemburu.

Arkais terkekeh. “Nggak sama sekali, Na. Kecuali kalau itu lo yang ditarik.” Arkais menjawabnya dengan enteng.

Alena menahan napasnya. “Jangan-jangan Arkais beneran suka sama aku?”

“Kenapa gitu kalau itu gue?” tanya Alena mencoba mencari jawaban dari Arkais, untuk membuktikan bahwa pemikirannya salah.

Arkais menoleh ke arah Alena, Alena juga menatap iris mata Arkais yang berwarna kecoklatan. Arkais hendak membuka suara, tapi urung saat ada salah satu siswa yang memanggil nama Arkais.

“Ar, ayo ke ruang OSIS!”

“Oke, Dim, bentar lagi.”

“Oke deh, buruan ya!”

Alena is The Main Character [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang