Tekan bintangnya sebelum membaca ya :')
Jadi pembaca gelap itu tidak ada bagus-bagusnya sama sekali :)
Selamat membaca~
***
Alena sungguh tidak berminat untuk diberikan imbalan. Jadi dia menolak dengan sehalus mungkin saat ibu yang dia tolong bersikukuh memberinya imbalan.
“Saya beneran ikhlas bantu, Bu. Uangnya Ibu simpan saja. Sudah menjadi kewajiban untuk saling tolong menolong.” Alena mengucapkannya seraya tersenyum tulus.
“Ada apa, Ma?” Tiba-tiba seorang cowok yang menggendong anak kecil perempuan berumur sekitar lima tahun datang menghampiri.
“Loh, Arkais?” ucap Alena kaget.
Arkais menoleh dan sama terkejutnya. “Alena?”
“Kalian saling kenal?” Ibu yang Alena bantu memandang Arkais dan Alena bergantian.
“Dia Alena, teman sekelas Arkais, Ma.” Arkais menjawabnya setelah menurunkan anak perempuan yang Alena duga sebagai adiknya.
“Wah kebetulan sekali. Teman kamu ini bantuin Mama, Ar. Mama tadi nggak sadar kalau dompet Mama dicopet. Terus teman kamu lihat, akhirnya copetnya dikejar dan dijatuhkan sama teman kamu ini,” jelas mamanya Arkais.
“Waduh, Arkais nggak tahu kalau Mama kecopetan. Terima kasih banyak ya, Na.” Arkais mengucapkan terima kasih dengan tulus pada Alena.
Alena mengangguk. “Sama-sama, Ar.”
“Lo ke sini sama siapa? Sendirian?” tanya Arkais.
“Iy—”
“Sama gue.”
Tiba-tiba Jeviar datang dan menarik pergelangan tangan Alena. Alena kaget, dia ingin melepaskan tangan Jeviar yang kini menggenggamnya erat. Namun, Jeviar malah semakin mengeratkan genggamannya.
Alena melotot ke arah Jeviar, sayangnya Jeviar hanya menatapnya datar. Tidak mau membuat keributan di hadapan adiknya Arkais dan mamanya, Alena memilih untuk mengalah sekarang.
“Ayo pergi!” Jeviar menarik tangan Alena untuk segera pergi dari sana.
“Eh, Alena pamit dulu, Ar, Bu.” Alena tersenyum sungkan. Mamanya Arkais mengangguk memaklumi.
“Sekali lagi terima kasih ya, Alena.”
“Sama-sama, Bu.”
Setelah pamit dengan Arkais dan mamanya, Alena hanya bisa pasrah saat ditarik Jeviar entah ke mana. Sedangkan Arkais menatap mereka hingga mereka berdua tak lagi terlihat. Tanpa mereka berdua tahu, Arkais sedang mati-matian menahan gejolak dalam dadanya.
“Nggak sopan banget sih jadi orang. Pamit dulu kek tadi sama Mamanya Arkais! Nggak main tarik gitu aja.” Alena mengempaskan tangan Jeviar dari tangannya setelah mereka berada cukup jauh dari Arkais dan mamanya.
Jeviar hanya membisu, dengan menatap Alena lekat-lekat.
“Btw, lo ngapain ada di sini? Terus ngapain juga ngaku-ngaku kalau gue ke sini sama lo?” Alena bertanya dengan kesal. Untuk apa pula Jeviar bilang begitu tadi? Dan bagaimana bisa Jeviar tiba-tiba muncul begitu saja?
Sudah beberapa saat, tapi Alena tak kunjung mendapatkan jawaban. Alena mendengkus. Dongkol bukan main. Tanpa memedulikan Jeviar lagi, dia segera berderap meninggalkan Jeviar. Namun tentu saja Jeviar mengikutinya. Semakin membuat Alena kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alena is The Main Character [On Hold]
Fantasía• TRANSMIGRASI • [Demi kenyamanan saat membaca, silakan follow dulu!] Anela yang seharusnya segera melakukan selebrasi karena hendak wisuda, malah mengalami kecelakaan tragis yang membuatnya bertansmigrasi ke dalam sebuah novel yang beberapa waktu l...