"kami percaya apa yang Tuhan berikan kepada kami.
Ketika Tuhan mengambilnya, kami ikhlas"***
Hari-hari semenjak pertandingan Haris mencoba menepis kekhawatirannya. Dan sekarang Haris memasang wajah yang sangat cerah ceria. Kekhawatiran Haris yang tak berujung kemarin tidak membuktikan apa-apa kalau ia tidak bisa. Kalau ia tidak mampu membanggakan keluarga Singgih.
Bahkan ucapan Mas Dhanan terakhir kali saat ia diantar ke gedung olahraga Amongrogo untuk Kejuaraan Nasional nya mampu membuat Haris mengembalikan semangatnya yang sempat menguap entah kemana. Benar adanya, apapun yang terjadi, Haris atau siapapun cucu Mbah Singgih. Mereka akan tetap menjadi cucu kesayangan.
Lalu ketika pertandingan berlangsung Haris menghilangkan beban dipundaknya, anak itu benar-benar fokus dalam Kejuaraan tingkat Nasional yang ia ikuti. Bahkan anak itu tidak percaya bahwa dirinya mampu melangkah sampai final.
"Mba, datang ya nanti. Haris masuk final. Bilang sama ayah Bunda juga sama Mbah kalo Haris masuk final." Anak itu kelewat senang. Bahkan ia sengaja menghubungi orang rumah untuk datang sekedar mendukungnya.
Dan sekarang, Haris berada disini. Dengan keadaan yang semakin baik. Semangat pada dirinya juga semakin menyala. Anak itu sedang duduk di salah satu kursi yang sudah tersedia disana. Ia bahkan sedang sibuk mengencangkan tali sabuknya, memasang pelindung kepala dan vest untuk melindungi dadanya, juga gumshield tidak ia lupakan juga. Anak itu mempersiapkan segalanya. Hari ini, hari penentuan untuk mengetahui siapa yang mendapatkan medali emas.
Seperti yang dijanjikan juga, jika Haris masuk final. Mba Hafa akan datang untuk menyaksikan pertandingan adik bungsunya. Bersama dengan Mas Dhanan dan juga Revan. Mereka berempat duduk di tribun. Setiap orang bersorak saling mendukung perwakilannya. Begitu pula Revan yang meletakkan kedua telapak tangannya disudut bibirnya untuk berteriak. Meneriakkan nama Haris dengan kencang. Dhanan dan Hafa disana tidak kalah kencang berteriak. Bersorak sorai hingga bertepuk tangan.
Pandangannya mengedar ke arah tribun atas, lalu ia menemukan tiga saudaranya yang duduk berjejer sambil melambaikan tangan dari kejauhan, lalu Haris membalas lambaian tersebut, ia tersenyum senang karena saudaranya datang mendukung. Dan semangatnya benar-benar membara saat itu.
Dan kini, Haris sudah berada ditengah lapangan, saling berhadapan dengan lawannya. Lalu membungkuk satu sama lain, hingga wasit membiarkan mereka memasang kuda-kuda.
Hafa yang menyaksikannya sedari tadi, hanya menggenggam kedua tangannya. Tegang saat menyaksikan Haris bertanding dengan sungguh-sungguh. Bahkan Dhanan disana tidak habis pikir dengan anak itu. Yang biasanya menggantungkan dalaman Revan dan Mba Hafa dimana pun hatinya senang, kini sedang serius bertanding disana. Anak yang selalu kena sabet koran oleh Ayah kini sedang berjuang sebagai perwakilan sekolahnya dan anak yang membuat Pak Slamet ngamuk, kini benar-benar membanggakan untuk keluarga Singgih.
Dan Dhanan sadari, Haris sudah besar.
Revan reflek berdiri saat Haris terpental akibat tendangan yang mengenai dadanya. Begitu pula mas Dhanan dan Hafa yang ikut berdiri. Tidak lama, sampai akhirnya wasit memberikan waktu pada Haris untuk berdiri. Lalu anak itu kembali melanjutkan pertandingan. Kali ini Haris tidak ingin memberikan celah pada lawannya. Sebisa mungkin anak itu mempertahankan posisinya, juga mencoba menyerang tanpa memberi kesempatan pada sang lawan. Hingga membuat lawan dihadapannya juga terjungkal kebelakang akibat tendangan Haris.
Hingga skor dinyatakan seri, lalu wasit memberikan tambahan waktu untuk keduanya agar bisa mendapatkan skor yang unggul diantara keduanya.
Sesaat kemudian waktu sudah habis dan pertandingan dinyatakan selesai. Lalu keduanya kembali membungkukkan tubuhnya, kemudian keduanya saling berpelukan sebagai penanda bahwa keduanya bertanding secara supportif tanpa ada dendam sekalipun yang tertinggal disana.
![](https://img.wattpad.com/cover/254212152-288-k950329.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Besar Singgih | NCT OT23 ✅ [END]
Fanfiction❗SUDAH TAMAT❗ Mbah Singgih pernah bilang "Janganlah sampai kita melupakan Allah di kala kita senang, maka di waktu sulitmu Allah akan mempermudah jalannya." Nasehat mbah Singgih yang selalu mengisi hari-hari keluarga besar Singgih dan akan selalu t...