40. Kopi

287 32 2
                                    

Halooooo...

Sorry banget lama ini 😭
Rencana mau update Sabtu, eh taunya sakit 🙏🏻🙏🏻
Terus mau update Minggu, eh kelupaan wkwk

Langsung aja lah...

Happy reading 💙💙

***

Mbah Kakung duduk termenung di teras rumah di sore hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mbah Kakung duduk termenung di teras rumah di sore hari. Dengan tongkat kesayangan yang selalu beliau bawa kemana-mana. Sesaat Mbah Kakung menghembuskan nafasnya. Duduk bersantai sembari mendengarkan ceramah di ponsel milik ayah mampu menenangkan hati Mbah Kakung untuk sejenak.

Akhir-akhir ini Mbah Kakung sulit untuk tertidur. Mungkin karena Mbah Putri yang sudah tiada atau karena Mbah Kakung sudah merasa semakin tua. Terkadang saat terlelap, Mbah Kakung tiba-tiba saja terbangun di tengah malamnya hingga pagi menjelang. Lalu untuk mengisi waktu tersebut Mbah Kakung melakukan sholat tahajud untuk sekedar mengingat apa yang telah Allah berikan semasa hidupnya atau memohon ampun atas apa yang telah ia perbuat disengaja maupun tidak.

Lalu setelah subuh menjelang, Mbah Kakung melanjutkan sholat subuh nya, dilanjutkan dengan mengaji atau bershalawat hingga anak-anak terbangun. Dan itu adalah rutinitas Mbah Kakung setiap hari.

Langkah Jovan terayun, biasanya pada sore hari anak itu akan keluar dari rumah Yayah Aruan lalu menyambangi rumah Ayah Arwan hanya sekedar berkunjung untuk berjumpa dengan Haris dan Revan atau hanya ingin menumpang makan.

Tapi kali ini, saat Jovan melihat Mbah Kakung duduk sendirian di teras rumah yang ditemani oleh segelas kopi hitam yang di tutupi dengan piring kecil diatasnya, juga ditemani dengan ceramah yang beliau dengarkan di handphone ayah Arwan.

Anak itu duduk disana, berdekatan dengan Mbah Kakung. Ia menoleh sebentar, lalu lirikannya tertuju pada kopi milik Mbah Kakung. Kemudian Jovan masuk ke dalam hingga beberapa saat lalu kembali dengan segelas kopi hitam juga di tangannya. Lalu di tangan lainnya ada beberapa cemilan seperti bakwan jagung dan pisang goreng yang ia dapatkan dibawah tutup saji milik Bunda Ratna. Dan Jovan kembali duduk ditempatnya tadi, dekat dengan Mbah Kakung.

Melihat hal itu Mbah Kakung menggeleng sembari terkekeh. Saat sepiring bakwan jagung dan gorengan berada diatas meja, Mbah Kakung langsung mengambil salah satunya disana. Dan Jovan tersenyum.

"Kopi emang enak sama gorengan, Mbah." Ujarnya yang di setujui oleh Mbah Kakung.

"Mbah tiba-tiba saja teringat apa kata Mbah Putri mu." Jovan menyimak. "Jangan keseringan minum kopi, nanti kena asam lambung." Setelah itu Mbah Kakung terkekeh.

Mengingat hal tentang Mbah Putri adalah suatu keharusan yang beliau lakukan saat ini. Tapi, Mbah Kakung juga tidak akan mengingat Mbah Putri jika berakhir dengan kesedihan, "Kita boleh mengingat yang sudah tiada, tapi setelah itu di doakan. Bukan ditangisi." Yang pernah Mbah Kakung bilang pada anak dan cucunya saat seusai sholat Jum'at.

Keluarga Besar Singgih | NCT OT23 ✅ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang