1. Keluarga Besar Singgih - Satu

2.9K 233 16
                                    

Gini, sedikit tentang keluarga Singgih ini. Banyak orang yang bilang keluarga Singgih ini kena kutukan dimana anak-anaknya nggak ada yang cewek. Rata-rata cowok semua dari generasi pertama hingga sekarang.

Iya, dari Galih Asem sampai kita itu keturunan cowok semua. Gini deh, lebih singkatnya. Buyut Singgih itu cowok menikah dengan buyut cewek yang pasti. Dapat anak lima dan cowok semua. Terus, lima anak cowok ini salah satunya adalah mbah kakung generasi sekarang yang kita kenal dengan mbah Singgih. Terus mbah Singgih ini nikah dan punya tujuh anak. Iya, cowok semua lagi.

Nah, kebetulan sekarang ini kita lagi mau bahas pak Arwan Singgih anak oertama keluarga Singhih yang anaknya enam itu. Pak Arwan itu anak pertama dari tujuh bersaudara. Salah satu pria tampan dan populer pada masa nya, sama seperti Mbah Singgih, orang-orang sering menjulukinya Don Juan.

"Haris! Haris! Sepatu gue kok lu buang ke selokan!? Gue cape nyuci nya dan bla bla bla..." Pagi-pagi suasana rumah pak Arwan ini rame ya bund.

"Nyenyenye..."

"Gue sekolah gimana anjir! Mas Raka pinjem sepatu dong!" Teriak Revan menyusul Raka ke dalam kamarnya. Pria yang bernama Haris hanya ketawa kaya orang kesetanan kalau sudah usilnya muncul. Haris itu anaknya tengil. Ayah Arwan pernah bilang ke ubi Budiono - ayahnya Kahfi, Tara dan Yayan. "Aku boleh kan pakai nama depan Kahfi? Biar anakku kalem kaya Kahfi." Tapi nyatanya kelakuan Haris nauzubillah.

"Anak-anak sarapan dulu!" Teriak Bunda dari dapur. Kalau Haris sudah duduk anteng di kursi makan yang biasa ia duduki. Di dapur Bunda nggak sendiri, ada Dhanan disana bantu bunda masak. Ayah cuman sibuk baca koran sambil seruput kopi. Katanya jangan heran, sudah biasa tiap pagi bakalan heboh daripada konser iKON favoritenya Hafa.

"Hafa mana?" Tanya Dhanan ke Revan saat semuanya kumpul tapi Hafa nggak ada sama sekali.

"Paling masih kebo." Cicit Haris sambil mengunyah nasi goreng buatan Bunda.

Dan berinisiatif lah Dhanan untuk membuat kotak bekal buat Hafa. Karena anak itu kalau nggak sarapan asam lambungnya bakalan kumat. Pasti kalian setuju kan padahal sudah tahu ada sakit asam lambung tapi hobinya malas makan. Ada pasti, ngaku kelen!

Grudak! Gradak! Gruduk!

Hehe, iya itu Hafa. Semuanya sudah paham. Hafa, anak cewek satu-satunya yang hobi telat bangun padahal mau ngampus. Gadis itu menuruni anak tangga dengan cepat sambil menenteng tas dan kunci motornya.

"Hafa jalan toh yang pelan ayah bilang." Akhirnya Ayah bersuara juga. Kalau menyangkut Hafa semuanya kaya lagi jaga anak PAUD.

"Hafa jalan ya Yah.. Bund.." Ujarnya tergesa-gesa sambil menyalami tangan Ayah dan Bundanya. Dhanan dengan sigap memasuki tas bekal milik Hafa ke dalam tas ransel yang dijinjingnya sedari tadi.

"Makasih mas." Ujarnya lalu salim pada Dhanan. "Hafa berangkat. Assalamualaikum!" Gadis itu berlari ke depan lalu mengambil helm yang tersusun rapi di atas lemari.

"SAMA MAS NGGAK SALIM!?" Teriak Raka dengan suara melengking nya. Tama yang baru turun pun terkaget-kaget.

"Revan sama Haris kenapa belum berangkat!?" Pekik Tama saat melihat kedua adiknya masih sibuk makan. "Bunda ada liat sheet mask Tama yang stroberi, nda?"

"Jam berapa sih? Anj-ayani lima belas lagi pagar sekolah tutup!" Pekik Revan. Buru-buru ia memasang jaketnya dan tas ranselnya. Haris mah jangan ditanya, masih anteng padahal bentar lagi sekolah tutup- pagarnya maksudnya.

Revan berdecak sebal melihat tingkah Haris yang masih makan. Dengan sekuat tenaga ia menarik tangan Haris dan membawa tasnya keluar. "Buruan elah! Bunda, Ayah nggak usah salim dulu. Telat!"

Keluarga Besar Singgih | NCT OT23 ✅ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang