7. Posesif

2.7K 235 8
                                    

"Biu, ayo ihhh. Buka mata sipitmu itu."

"Mmmphhh, Apooooo!!!"

Apo tergelak melihat reaksi Biu saat dia menjejalkan sepotong roti bakar ke dalam mulut kecil sahabatnya itu. Pagi ini, tidur nyenyak Biu harus terganggu saat Apo tiba-tiba datang ke dalam kamarnya dan memaksanya untuk ikut ke universitas. 
Sebenarnya Biu sudah sering ikut Apo kuliah, tapi tidak di jam tujuh pagi. Waktu tidurnya sangat berharga karena setiap malam Chan akan melatihnya dengan sangat ketat.

"Apooo, aku ngantuk," rengek Biu masih dengan mata yang setengah terpejam. Sudah sepuluh menit mereka di dalam mobil namun pemuda manis itu masih enggan meninggalkan posisi nyamannya.

"Biu, masuklah, tuan Apo bisa terlambat," tegur Pol si bodyguard sekaligus supir pribadi Apo. Sebenarnya suami Mile itu bisa menyetir mobil sendiri, namun sejak serangan musuh beberapa bulan lalu yang membuat Apo hampir saja kecelakaan parah, Mile benar-benar tidak mengizinkan suaminya itu untuk menyetir mobil sendiri.

"Biu, nanti aku akan membelikanmu croffle enak di kantin."

Mata Biu yang tadinya masih terpejam langsung terbuka mendengar perkataan Apo barusan.

"Aku mau dua rasa coklat," tawar Biu.

"Everything for you," sahut Apo.

"Ayo masuk, tuan Apo yang manis, kau bisa terlambat," ucap Biu yang sudah bergegas keluar dari mobil.

"Biu tunggu!" seru Apo sambil berlari keluar mobil.

"Tuan, jangan lari-lari!" seru Pol panik. Namun tentu saja seruan itu tidak diindahkan. Kedua pemuda itu sudah berlarian memasuki area gedung jurusan mereka. Membuat Pol hanya bisa mendesah pasrah melihat tingkah dua pemuda itu.
Pol sadar kalau kini beban kerjanya bertambah. Biu memang ada untuk menjaga Apo sebagai pengawal, karena hanya Biu yang diinginkan Apo untuk mengawal dirinya. Namun bagi pengawal yang lain, beban kerja mereka jadi tambah berat karena ultimatum dari sang putra kedua, pemuda manis bernama Build Jakapan itu tidak boleh sampai terluka. 

"Rasanya seperti mengurus dua bayi," keluh Pol. (Sabar ya Pol, mereka emang masih bayik)

.
.
.

Biu hanya menundukkan kepalanya saat merasa banyak pasang mata yang sedang menatapnya.

"Angkat kepalamu, Biu," tegur Apo. Selesai kuliah, Apo benar-benar menepati janjinya untuk membelikan Biu croffle di kantin.
Namun, saat sampai di kantin, banyak mata yang mengamati mereka. Membuat Biu langsung menundukkan kepala, merasa tidak nyaman karena mendapat banyak sekali tatapan dari orang asing.

"Kenapa mereka melihatku seperti itu, Apo? Aku bukan penjahat," keluh Biu yang membuat Apo tertawa gemas.

"Mereka melihatmu karena kau terlalu manis, Biu. Angkat kepalamu dan habiskan crofflemu. Kau tau sendiri kan kalau croffle dingin itu tidak enak."

Tidak rela kalau crofflenya menjadi dingin, Biu langsung mengangkat kepalanya dan mulai melahap cemilan kesukaannya itu. Biu memang sangat menyukai semua makanan manis, membuat Apo selalu tau bagaimana cara memancing sahabat barunya itu untuk terus bersamanya.

"Enak?"

Biu mengangguk mantap.

"Ini benar-benar enak," ucap Biu.

Sekarang Apo paham kenapa semua orang menatap Biu sampai seperti itu. Bahkan beberapa orang tidak bisa menahan ekspresi gemasnya melihat Biu yang sedang melahap croffle manis itu.

"Permisi, bolehkah aku bergabung dengan kalian?"

Apo mendongak, senyum mengembang di wajah manisnya.

Love in the Dark (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang