8. Marah

2.6K 222 6
                                    

"p Tong, bagaimana keadaan Biu?" tanya Kim panik.

"Hey, easy boy. Kenapa kau panik seperti itu?" tanya Tong balik.

"Bagaimana tidak panik, melihat Biu terluka seperti itu, tidak lama lagi kami pasti akan kena amukan," ucap Pol frustasi.

Sebenarnya kalau tidak teringat bagaimana paniknya tiga pria tadi saat datang membawa Biu yang pingsan mungkin Tong akan tertawa kencang. Tapi saat tau kalau pemuda manis tadi berada dalam lindungan Bible, dia cukup paham kalau pemuda itu istimewa.

"Kalian tenang saja, lukanya tidak dalam. Hanya perlu dijahit sedikit."

Kaki Kim dan Pol mendadak lemas mendengar penjelasan Tong, saat tau Biu terluka saja mereka sudah sangat lemas, apalagi tau kalau harus dijahit.

"Kalian sudah menghubungi Bible?" tanya Tong yang mereka jawab dengan gelengan.

Tong mengambil ponselnya dari dalam kantong jasnya, mendial nomor Bible yang langsung tersambung saat itu juga.

"Apa?" sahut suara di seberang sana yang membuat Tong terkekeh.

"Easy boy, kenapa kau galak sekali sih? hahahaha. Ke rumahku sekarang. Baby mu ada di sini."

Bersamaan dengan itu, sambungan mereka langsung terputus, membuat Tong justru tertawa geli, beda lagi dengan Kim dan Pol yang wajahnya sudah pucat.

"Matilah kita," ucap Kim pasrah.

"Sepertinya saya yang akan mati duluan, tuan," sahut Pol.

"Hey, kalian terlalu berlebihan," tegur Tong.

Dua puluh menit waktu yang ditempuh Bible untuk sampai di kediaman Tong, tentu saja hal itu menimbulkan decak kagum dari si pemilik rumah mengingat jarak tempuh dari rumah utama hingga ke rumahnya itu cukup jauh. Bisa menghabiskan waktu lebih dari tiga puluh menit.

"Mana Biu?" tanya Bible sambil membuka pintu masuk dengan kasar. Dan disitu sudah ada Pol, Kim dan Tong yang duduk santai di ruang tamu sambil minum kopi. Lebih tepatnya, Tong yang santai.

"Tidak bisa kah kau mengucap salam lebih dahulu, khun Bible?" tanya Tong sarkastik.

"Mana Biu, phiii?" tanya Bible mendesak.

"Dia di kamar atas bersama Apo. Jangan ganggu Biu, dia belum sadar pasca operasi."

Wajah Bible memerah, matanya menatap Kim dan Pol tajam.

"Aku akan buat perhitungan dengan kalian setelah ini."

Tubuh Kim dan Pol menegang seketika.

"Haaaa, matilah kita," seru Pol frustasi.

Bible membuka pintu kamar tempat Biu dirawat, saat ia datang, pemuda manis itu masih tertidur sedangkan Apo duduk manis di samping tempat tidur sambil memainkan ponselnya.

"Bagaimana keadaan Biu?" tanya Bible sambil berjalan mendekat.

"Dia baik-baik saja, lukanya tidak terlalu dalam," jawab Apo santai, tidak terintimidasi sedikitpun meskipun saat ini Bible sedang menatapnya tajam. Tapi tentu saja itu tidak berlangsung lama, Apo lalu bangkit berdiri dan menghadap Bible.

"Apa?" tanya Apo datar.

"Kamu baik-baik saja?"

Apo sempat terdiam beberapa saat, cukup kaget juga mendapat pertanyaan seperti itu dan Bible bertanya dengan sangat lembut.

"Apo."

"Ah, aku baik-baik saja. Tolong temani Biu ya, aku lapar."

Apo bergegas keluar dari kamar, berlama-lama disitu bisa membuat jantungnya bermasalah nantinya. Bisa repot urusannya kalau Mile sampai tau kan. Bible menatap Biu yang masih tertidur, selesai menjalani operasi kecil, Biu langsung tertidur karena kelelahan. Bible lalu duduk di tepian tempat tidur, matanya masih menatap Biu lekat.

Love in the Dark (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang