6. Bercinta 🔞

3.3K 242 13
                                    

"Kode?"

"1021."

Penjaga itu menyingkir dari pintu masuk, memberikan akses pada Build untuk masuk ke dalam gerbang. Tubuh kecil Build merinding saat banyak pasang mata menatapnya, Build masih berusaha fokus, tugasnya adalah memberi informasi berapa jumlah yang ada di tempat ini. Build berjalan dengan tenang memasuki halaman rumah besar itu, netranya langsung menangkap sebuah meja kecil yang ada di tengah halaman. Sesuai dengan instruksi yang ia terima saat menerima misi, paket yang ia bawa harus ditaruh di atas meja. Sepanjang berjalan menuju meja, Build agak menundukkan kepalanya dan beberapa kali mengedipkan matanya secara berkala sesuai dengan jumlah orang yang ada di dalam tempat itu.

"Permisi," ucap Build pada seorang pria bertubuh tinggi yang berdiri tepat di sebelah meja kecil tersebut.

"Lepaskan alat yang ada di matamu."

Tangan Build yang hendak meletakkan barang itu pun langsung terhenti di udara. Build masih berusaha tenang meskipun jantungnya sudah berpacu kencang di dalam sana.

"Lepaskan benda itu atau aku sendiri yang akan mencongkel kedua matamu."

Mendengar ucapan barusan, Build langsung menjatuhkan paket di tangannya dan bergegas memencet tombol darurat di dalam kantong celananya. Namun belum sempat hal itu dilakukan, tubuh kecilnya sudah terpental karena mendapat tendangan dari pria bertubuh tinggi tersebut. Orang-orang di tempat itu berdiri mengelilingi Build yang masih terduduk di tanah.

"Habisi dia sebelum tuan pulang, kalian tidak ingin mati di tangannya kan karena membiarkan kucing kecil ini masuk kemari," ucap pria itu sambil beranjak pergi.

"Baik, tuan."

"Cih." Build berdecih dan buru-buru bangkit berdiri. Tangannya dengan cekatan mengeluarkan pisau lipat dari balik lengan panjangnya. Pertarungan pun terjadi. Delapan lawan satu, meskipun baru belajar, Build cukup baik saat melawan kedelapan mafia itu. Meskipun sesekali tentu saja tubuh kecilnya harus menerima pukulan dan tendangan.

Suara kulit terkoyak terdengar saat sebuah pisau berhasil Build tancapkan di kulit salah satu lawannya. Napas Build mulai tersengal-sengal, baru sepuluh menit namun pemuda manis itu sudah kelelahan.

"Lelah, huh."

Seorang pria berambut abu berdiri di hadapan Build, mata sipitnya menatap ngeri sebuah tongkat baseball di tangan pria itu. Badan kecilnya pasti akan hancur bila terkena pukulan dari tongkatnya.

"Aku tidak memiliki otot sebanyak tuan Bible, tubuhku pasti langsung hancur bila kena pukulannya," gumam Build namun di detik yang sama dia menggeleng kencang. "Biiii, bisanya kamu membayangkan tubuh pria itu. Ah, tapi dia benar-benar seksi. Tubuh shirtless berkeringat yang dipenuhi otot, bergerak dengan konsisten memompa tubuhku. Hah? Apa yang kau pikirkan Build Jakapan Puttha?!" Build menepuk kedua pipinya hingga memerah. Bayangan tubuh Bible benar-benar memenuhi otaknya sekarang.

"Kalau kau ingin memukul wajahmu, gunakan ini saja." Build buru-buru menarik mundur tubuhnya saat tongkat itu terayun ke arahnya.

"Tidak bisakah kau bersabar? Aku sedang berpikir," amuk Build. Ini adalah misi pertamanya, namun ia tidak merasa takut sedikitpun. Padahal beberapa kali dia hampir terluka. Build hanya memikirkan satu hal, bisa keluar dari tempat ini dengan selamat dan bertemu dengan tuannya itu.

"AKH!" jeritan terdengar dari Build saat sebuah pisau berhasil menyayat lengan kanannya. Build yang lengah langsung mendapat serangan bertubi-tubi. Delapan lawan satu, tentu saja ia langsung kalah telak. Build masih berusaha untuk tetap berdiri meskipun tubuhnya sudah terasa remuk redam karena pukulan yang menghujani tubuh kecilnya.

Love in the Dark (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang