Hay, gelembung, kalian baik-baik aja kan?
About Biu's decision, aku sangat menghargai keputusan dia. Meskipun awalnya aku juga masih pingin Biu berjuang untuk 4 minutes, tapi ngeliat gimana hancurnya Biu, jujur aku cuma mau Biu happy sekarang.
Mungkin itu juga yang dirasain Baiben.
Di antara semua orang, of course mereka lah yang paling tau gimana perjuangan Biu untuk bisa kembali ke kita lagi.
4 minutes bukan akhir dari segalanya, BibleBuild nggak karam, mereka cuma istirahat berlayar karena mereka punya rute yang berbeda.Banyak juga yang minta aku untuk bertahan karena beberapa author memilih mundur ngelanjutin cerita tentang mereka. Bohong sih kalo aku gak sakit dengan keputusan mereka, tapi aku terlalu sayang sama mereka dan aku mau mereka baik-baik aja dengan pilihan mereka masing-masing. Aku nggak tau ke depannya bakal gimana, tapi untuk saat ini, meskipun di real life BibleBuild udah selesai, izinin aku untuk tetap menghidupkan mereka di dunia fiksiku.
Dan aku butuh kalian buat nemenin aku terus.So, happy reading 🖤💙
🌻🌻🌻
"Venice Puttha, sudah selesai main ponselnya. Boleh kembalikan ke papa?" Biu tersenyum manis melihat Venice yang memberikan ponsel miliknya dengan sukarela.
"Kenapa, Bii? Perjalanan kita masih jauh, biar saja dia main handphone agar tidak bosan di mobil," ucap Arm sambil tetap fokus menyetir.
"Gadget tidak baik untuk anak, Phi. Aku mengizinkan Venice untuk main ponsel, setidaknya itu bisa mengasah kepintaran intelektualnya. Tapi tetap harus ada batasnya dan Venice paham itu."
Biu melihat Venice sudah kembali asyik dengan boneka kucing kesukaannya. Dia suka sekali memainkan lonceng yang ada di leher boneka itu. Arm pun terlihat takjub, padahal daritadi Venice sibuk memainkan ponselnya, tapi ketika ponsel itu diminta, dia memberikannya tanpa protes sedikitpun.
"Kamu masih berhutang penjelasan padaku, Bii. Apakah Venice anak wanita itu?"
Biu mengubah posisi duduknya jadi miring menghadap Arm. Dia mengangguk sebagai jawaban.
"Kenapa, Bii?"
Biu bisa mengerti, hubungannya dengan Bible rusak karena masalah ini. Tapi sekarang Venice pun adalah segalanya. Biu tidak tau apakah Bible benar-benar menerima Venice atau itu hanya karena dirinya saja. Tapi yang jelas, mereka berdua sama berartinya bagi Biu.
"Phi, apakah egois kalau aku ingin mempertahankan mereka berdua? Apakah egois kalau aku menginginkan Venice dan juga Bible? Aku mencintai mereka berdua, phi."
Memang benar kalau Venice bukan lah darah dagingnya. Tapi Biu yang merawat anak itu, dia yang membesarkan Venice dengan susah payah. Tapi Biu juga mencintai Bible. Mereka sudah pernah berpisah sebelumnya, dan kini takdir mempertemukan mereka kembali. Bahkan perasaan Biu pun sudah bersambut.
"Tidak ada yang salah dari cinta, Bii. Satu hal yang kau harus ketahui , sejak dirimu pergi, tuan Bible benar-benar hancur. Dia seperti kehilangan separuh hidupnya. Dan jujur saja, rasanya menyakitkan bagiku. Aku sudah cukup lama bekerja untuknya, melihat dia seperti itu, tentu saja sangat menyakitiku. Tapi melihat bagaimana cerianya dia saat ini, melihat bagaimana tuan Bible bersikap selembut itu pada Venice, aku ingin kamu terus bersikap egois. Kamu harus mempertahankan mereka berdua."
Biu tersenyum lembut, dia tidak butuh dunia untuk memihaknya, cukup satu dan Biu akan terus maju.
"Phi memang yang terbaik."
"Tapi tidak ada drama kabur dari rumah lagi. Kau tau? Rumah utama jadi seperti kuburan karena kepergianmu. Kamu datang membuat rumah itu seperti pasar malam lalu kamu pergi dan menciptakan kuburan di sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in the Dark (END)
DiversosLove in the dark, bercerita tentang seorang kurir mafia yang terjebak sebuah pernikahan dengan mafia paling kejam di dunia hitam. Build Jakapan Puttha, hidupnya hanya untuk mencari uang demi menghidupi sang adik karena kedua orang tua mereka sudah...