48. Daddy's Complex

1.4K 144 7
                                    

"Aku capeeeeeek!" pekik Bible sambil meregangkan tubuhnya yang terasa pegal. Setelah menyelesaikan urusan ranjang sekitar tiga jam lamanya, Bible tidak bisa beristirahat karena dia harus membersihkan dapur yang sudah menjadi medan perang pertamanya. Setelah mencuci piring, dia mulai membersihkan meja dapur dan mengepel lantai karena cukup banyak ceceran sperma yang menetes dari dalam lubang kenikmatan suami manisnya tadi.

"Uhhh, stop it Bible Wichapas. Berhenti memikirkan lubang nikmat nan indah itu atau kau akan dihajar si manis karena menyerangnya kembali." Bible bermonolog berusaha mengingatkan dirinya sendiri hanya karena otaknya yang sudah jarang dipakai untuk memikirkan hal-hal kriminal. 

"Bai." 

Bible buru-buru menghampiri Biu yang sedang berjalan pelan menuruni tangga. Dengan cekatan dia menyambut tubuh kurus itu dan membantunya duduk di kursi makan. Wajah manisnya kelihatan pucat karena lukanya yang kembali terbuka tadi. 

"Kau butuh apa?" 

"Tidak, aku hanya kaget saat bangun kamu tidak ada di sampingku. Jam berapa sekarang?"

"Jam enam."

"Mmm, aku tidak akan mandi, pasti airnya dingin sekali."

Bible tersenyum melihat wajah manis suaminya yang baru bangun tidur itu. Setelah selesai bercinta, Biu yang kelelahan langsung jatuh tertidur. Sedangkan Bible, meski dia juga lelah, dia tidak mau membiarkan suaminya tidur dalam kondisi kotor jadi dia memilih untuk menyeka tubuh suaminya dengan air hangat. Bible tau kalau di tempat ini, jam enam sore saja hawanya akan menjadi sangat dingin dan Bible tidak mau suaminya sakit.

Sebenarnya dia tidak pernah menyangka dirinya akan melakukan hal seperti ini. Menyiram tanaman, menyapu halaman,  membersihkan rumah, dan menjadi pelayan kafe. Pergi ke pasar setiap pagi, memandikan anak, mengurus pakaiannya, menidurkannya setiap malam. Semua itu adalah hal-hal yang tidak pernah Bible pikirkan akan dia lakukan di masa depan. Bahkan dulu, dia tidak pernah berpikir dirinya akan menikah.

Sejak muda, Bible hanya mendedikasikan hidupnya untuk sang ayah dan pekerjaannya. Selebihnya, dia memilih menghabiskan waktunya dengan mengurus Grey dan memotret. Tapi lihatlah sekarang, hidupnya setiap hari selalu penuh kejutan. Bible tidak pernah bisa menebak apa yang akan dia lakukan esok hari. Dan bukannya bosan, Bible justru menikmati semua itu. Tapi dia paham, semua ini tidak bisa terus dia lakukan. Ada hal yang harus dia selesaikan, hanya saja Bible butuh waktu untuk itu. 

"Ng?? Lihatlah, memar di bawah matamu sudah memudar," ucap Bible sambil berjongkok di hadapan Biu. 

"Benarkah? Syukurlah... Aku benar-benar kesal melihat luka-luka itu di wajahku." Bible tersenyum simpul, tidak hanya dirinya, tapi si pemilik wajah pun ternyata kesal. Tentu saja, wajah manis itu memang tidak seharusnya terluka. Mata Bible teralihkan pada lutut kanan Biu, ada luka lebam yang cukup lebar disitu, bahkan lebam itu sudah mulai berubah jadi ungu. Bible mengelus perlahan luka itu. 

"Apakah sakit?" tanya Bible pelan, Biu menggeleng sambil tersenyum. 

"Tidak sakit kok. AAAAAKKKHHH!!! Bible Wichapas!! Kenapa kau menekannya??" 

"Kau bilang tidak sakit." 

"Bukan berarti kau bisa menekannya. Hiihhh, jangan melihatku seperti itu, aku jadi ingin menggaruk wajahmu." 

Bible tergelak melihat suami kecilnya yang sedang marah-marah itu. Entahlah, melihat Biu mengomel sudah jadi hiburan tersendiri untuknya. Satu hal yang Bible sesali, dia tidak membersamai pertumbuhan Biu menuju kedewasaannya. Melihat bagaimana Biu sekarang sudah menjadi pria dewasa dan memiliki parenting yang baik, Bible sedih karena dia tidak ada dalam proses itu. Bible agak tersentak saat tangan halus Biu menyentuh rahangnya. 

Love in the Dark (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang