53. Bayi Besar

1.3K 153 7
                                    

"Tidak mau."

Biu memijat pelipisnya berusaha mengurangi rasa pusingnya. Pagi ini kesabaran Biu benar-benar sedang diuji. Karena kulkas rumah utama yang isinya cukup lengkap, Biu benar-benar ingin memasak banyak menu untuk sarapan pagi ini. Salah satunya adalah brokoli tofu saus tiram. Semua suka dengan masakan Biu pagi ini, tapi tidak dengan Bible dan Venice yang memang dasarnya mereka tidak terlalu suka sayur. Venice masih mau makan sayur meskipun pilih-pilih. Tapi Bible, pria itu memang tidak suka sayur.

"Biu, sudahlah. Kalau mereka memang tidak mau makan biar mereka makan yang lain saja," ucap Apo.

"Tidak bisa, Apo. Mereka harus mencobanya. Mana bisa tau rasanya kalau tidak mencoba sama sekali."

Yang membuat Biu kesal karena mereka berdua tidak mau mencicipi sedikitpun, entah kenapa dalam hal seperti ini mereka sangat kompak.

"Bai, kamu harus memberi contoh yang baik untuk Venice. Dia jadi ikit-ikutan tidak mau mencoba gara-gara kamu tidak mau mencoba juga," ucap Biu.

"Aku bisa jadi ayah yang baik dalam hal apapun tapi tidak dengan makan sayur, apalagi brokoli." Bible mengambil selembar roti tawar dan mengoleskan selai kacang di atasnya.  Dia lebih memilih untuk makan roti tawar ketimbang harus mencoba brokoli yang wujudnya saja sudah terlihat sangat sayur.

"Sudahlah, Build. Biarkan mereka makan yang lain daripada mereka tidak makan," ucap Korn menengahi.

Suasana langsung hening ketika Biu tiba-tiba menancapkan garpu di atas meja. Entah seberapa kuat Biu, tapi garpu itu benar-benar sudah menancap di atas meja. Korn, Apo, dan Macau tertegun melihat kekuatan Biu. Pasalnya meja itu terbuat dari kayu jati. Lihat saja urat-urat tangannya yang sudah menyembul. Bible dan Venice saling bertatapan, wajah mereka terlihat pucat seketika.

"Ve, Venice, makan sayur itu bagus untuk kesehatan. Ayo dicoba," ucap Bible parau. Venice kecil mengangguk patuh dan mulai menyendokkan makanan itu menggunakan sendok lucunya. Mile tersenyum tipis melihat interaksi keluarga kecil itu. Lucu juga melihat sang adik yang garang menjadi jinak pada kucing kecil.

Biu hampir tergelak melihat Venice sudah lahap menyantap sayurnya. Tapi tidak dengan Bible, pria itu nampak tersiksa meskipun dia masih berusaha untuk menghabiskan makanannya. Merasa kasihan, Biu lalu mendekatinya dan menepuk punggung tangan Bible dengan lembut.

"Sudah cukup, sayang. Kamu mau mencobanya saja aku sudah sangat senang. Terima kasih." Biu mengambil mangkuk kecil berisi sayur itu lalu membawanya pergi setelah mencium pelipis Bible. Diperlakukan semanis itu, wajah tampan Bible jelas langsung memerah seketika.

"Bible, wajahmu memerah," celetuk Macau.

"Diam kau."

Suasana sarapan jadi cukup ramai karena perdebatan sayur brokoli itu. Meskipun Biu merasa pusing dengan dua bayinya, tapi tentu dia pun senang dengan suasana hangat seperti ini.

Selesai sarapan, Apo membantu Biu untuk merapikan meja makan dan mencuci piring. Padahal Biu sudah menolak dan akan mengerjakannya sendiri. Tapi pria itu kekeuh untuk membantunya.

"Huweeeee papaaaaa." Venice berlari menghampiri Biu sambil menangis.

"Ng? Kenapa, Ven?" Biu tidak langsung menggendong anaknya, dia memilih berjongkok di hadapan Venice dan memberikan kesempatan pada anaknya itu untuk menjelaskan. 

"Ve, Ven mau cokelat, tapi Daddy tidak kasih. Huhuhuhuhu Ven mau cokelat," adu Venice. Anak itu menghambur memeluk leher Biu. Membenamkan wajah manisnya di ceruk leher papanya. Biu bisa mendengar suara isakan itu, kasihan tapi dia pun harus memberi anaknya pemahaman kalau Venice tidak boleh terlalu banyak makan cokelat. Biu diam sebentar, memberikan kesempatan pada Venice untuk menyelesaikan tangisnya. 

Love in the Dark (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang