15. Joe Bingung

3.7K 238 29
                                    

Joe sangat frustrasi menghadapi situasi itu. Ia menatap istrinya yang masih terlelap. "Apa kamu setega itu menjebakku?" gumamnya.

Ia pun pergi mandi untuk membersihkan tubuhnya lebih dulu.

Saat sedang mandi, Joe sempat melamun. Ia teringat bagaimana tatapan keluarga Lily saat memeregoki mereka.

Beruntung kala itu Joe tidak dibunuh oleh Haris maupun Nick. Hubungan baik yang selama ini ia bangun dengan keluarga Haris pun jadi tercoreng karena kejadian malam itu.

"Argh!" Joe sangat kesal jika mengingat kejadian itu.

Memang sebenarnya ia tidak terlalu dirugikan dalam masalah ini. Namun ia masih tidak percaya Lily bisa melakukan hal itu.

"Tapi mungkin dia juga gak sadar apa yang terjadi malam itu. Cuma, kenapa aku bisa sama sekali gak ingat apa-apa, ya?" Joe berpikir kembali. Ia berusaha untuk tidak suudzon pada istrinya itu.

"Ah, lagi pula untuk apa dia menjebakku. Dia cantik, pintar dan kaya. Mau mendapat lelaki seperti apa pun dia pasti bisa. Untuk apa dia melakukan hal itu hanya demi aku," gumam Joe.

Ia sedikit tenang karena merasa bahwa Lily pun tidak tahu apa-apa. Sama seperti dirinya yang masih bingung dengan kejadian malam itu.

Saat selesai mandi, Joe melihat Lily sudah membuka matanya. Ia pun menyapa istrinya tersebut.

"Morning," ucapnya. Kemudian Joe berjalan mendekat ke arah Lily, lalu duduk di sampingnya.

"Morning," sahut Lily. Ia yang masih rebahan pun memeluk pinggang suaminya itu. "Aku lemas, Joe," ucapnya, manja.

"Kalau masih capek, kamu istirahat aja dulu! Biar aku yang bikin sarapan," ucap Joe sambil mengusap kepala Lily.

Lily mengangguk. "Makasih, ya," ucapnya.

'Dia sangat polos. Mana mungkin bisa melakukan hal seperti itu. Bisa jadi dia sendiri gak sadar kalau baru semalam aku ngambil kesuciannya,' batin Joe sambil menatap Lily.

Selama ini Joe terlalu sibuk mengurus bisnis haram Nick. Sehingga ia tidak sempat untuk bermain-main dengan wanita. Tak heran jika dirinya belum berpengalaman mengenai hal itu.

Seandainya Joe tahu bahwa semalam adalah yang pertama untuk Lily, pasti ia tak akan menggempurnya seperti itu. Ia jadi khawatir istrinya kesakitan.

"Ly, badan kamu sakit, gak?" tanya Joe. Ia ingin tahu apa yang sedang istrinya rasakan.

"Heuh?" Lily bingung mengapa Joe bertanya seperti itu. 'Apa mungkin dia tahu?' batinnya. Kemudian ia teringat bahwa dirinya belum mengganti sprei. 'Aduh, gimana, ini?' batinnya.

Lily berusaha menutupi bagian yang terdapat noda.

"Semalam kan kita main sampai berkali-kali. Ada yang sakit, gak? Kalau ada yang sakit, bilang aja, ya!" ucap Joe, lembut. Ia khawatir istrinya kesakitan.

"Sedikit," jawab Lily, memelas. Ia tidak mungkin berbohong karena nyatanya memang merasa sakit.

"Maaf ya, gara-gara aku kamu jadi sakit," ucap Joe, sambil mengusap kepala istrinya itu.

"Gak apa-apa, kok. Sakitnya juga kan enak, hehe," canda Lily. Ia senang karena suaminya tak marah. Sehingga Lily bercanda supaya Joe tak merasa bersalah.

"Ya udah, kamu mau lanjut istirahat atau mandi dulu biar segar? Atau mau aku mandiin?" goda Joe.

Lily menyipitkan matanya. "Mandi sendirilah. Udah sana kamu keluar! Aku mau ke kamar mandi. Istirahatnya nanti aja," usir Lily.

Sebenarnya ia ingin segera mengganti sprei.

"Oke deh. Aku juga mau bikin sarapan dulu," ucap Joe. Akhirnya ia mengenakan pakaian, kemudian meninggalkan istrinya itu.

Joe and LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang