19. Mencari Lily

4.9K 301 38
                                    

Joe bergegas ke kamar sebelah, ternyata di sana pun kosong. Ia mengambil ponselnya. Kemudian ia berusaha menghubungi Lily.

"Ayo, Ly! Jawab teleponnya!" gumam pria itu.

Berulang kali ia menghubungi istrinya, tetapi tak dijawab juga.

"Aku harus cari dia ke mana?" gumamnya.

Joe teringat sesuatu. Ia pun langsung berlari ke kamar Lily dan mengecek lemarinya.

Deg!

Kakinya langsung lemas karena melihat lemari istrinya sudah kosong. "Ya Tuhan! Ke mana, dia?" gumamnya.

Ia bingung harus mencari Lily ke mana.

"Tidak lucu jika aku mencarinya ke rumah orang tuanya. Apa kata mereka nanti? Tapi hanya itu tempat yang mungkin Lily datangi," lirih Joe, sambil duduk perlahan.

Hatinya sakit. Ia merasakan sebuah penyesalan yang cukup dalam. "Harusnya tadi aku tidak berkata seperti itu," gumamnya. Ia mengingat kalimat yang diucapkan terhadap Lily.

"Kamu memang salah. Tapi sekarang aku tahu, kamu melakukan itu karena cinta. Nyatanya aku pun tak sanggup jauh darimu, Ly," ujar pria itu.

Joe melamun untuk beberapa saat. Sementara ia berpikir bahwa Lily ada di rumah Haris. Sehingga mungkin akan aman.

"Oh iya! Kenapa aku gak tanya ke anak buahku aja?" gumam pria itu. Ia pun segera menghubungi anak buahnya.

Telepon terhubung.

"Apa kamu tahu di mana istri saya sekarang?" tanya Joe terus terang.

"Maaf, Tuan! Saya tidak tahu," jawab anak buah Joe.

"Kamu ini bagaimana, sih? Masa gitu aja gak tahu? Tadi kan saya suruh kalian jaga istri saya sampai ke apartemen?" bentak Joe. Ia jadi naik darah.

"Iya, kami memang menjaga Nona Lily sampai ke apartemen. Namun setelah itu kami tak menjaganya lagi karena Tuan hanya meminta kami untuk menjaga perjalanan ke apartemen," jelas anak buah Joe.

"Argh! Dasar gak becus!" maki pria itu. Ia sangat emosi karena anak buahnya tak bisa diandalkan.

"Apa aku harus menjatuhkan harga diriku lagi?" gumam pria itu.

Ia merasa harga dirinya sudah hancur sejak dirinya dijebak oleh Lily. Namun jika kini ia harus mencari wanita itu di rumah orang tuanya, tentu harga dirinya akan semakin jatuh di mata Haris.

Namun, saat ini rasanya hal itu tak begitu penting. "Persetan dengan harga diri!" gumam Joe.

Ia merasa kehadiran Lily jauh lebih penting dari harga dirinya. Ia yakin tak akan bisa tidur jika malam ini tak bisa menemukan wanita itu.

Akhirnya Joe beranjak dan bergegas pergi ke rumah Haris. Joe berharap Lily memang ada di sana.

Seperti sebelumnya. Ia melajukan kendaraan secepat mungkin. Sebab sudah tidak sabar ingin segera menemui gadis itu.

Beberapa menit kemudian, Joe sudah tiba di depan rumah Haris. Ia pun turun dari mobil, kemudian masuk ke rumah itu.

"Assalamualaikum!" ucap Joe. Kebetulan pintu rumah itu tak ditutup. Sehingga ia bisa langsung masuk.

"Waalaikumsalam. Ada apa Joe? Kok malam-malam datang ke sini?" tanya Rose.

Joe bersalaman dengan mertuanya itu. "Lily ada di sini kan, Mih? Aku ingin menjemputnya," ucap pria itu, yakin.

Rose mengerutkan keningnya. "Kamu jangan bercanda! Kamu kan suaminya. Masa nyari Lily ke sini. Mamih gak tau dia ada di mana," sahut wanita paruh baya itu.

Joe and LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang