NB: Cerita ini hanyalah sebuah rekaan dan semata-semata sebagai hiburan. Adapun adanya kesamaan nama dan tempat hanyalah kebetulan belaka.
Sore hari di sebuah cafe di tepian Jakarta, tampak sekelompok anak remaja tengah menikmati kopi. Jumlah mereka ada lima orang. Mereka adalah Ferry, Anto, Rosy, Alan dan Brian. Kelimanya sekolah di SMU yang sama dan mempunyai hobi yang sama, yaitu touring. Sore itu, mereka tengah berdiskusi.
"To, sebaiknya nanti kita lewat rute ini. Buat pangkas jalan. Soalnya, kalau malming sering macet," kata Ferry.
Anto sebagai ketua tour berfikir sejenak. Dilihatnya rute itu.
"Waduh. Kayaknya di daerah situ kayaknya juga macet, soalnya ada perbaikan jalan. Mungkin teman-teman ada yang punya alternatif?" tanya Anto pada ketiga temannya.
Mereka berempat berfikir. Alan sempat memberi ide, namun Brian menolaknya. Agak lama mereka bermusyawarah sambil berisitirahat. Dan, akhirnya sepakat menunjuk Anto, sang ketua untuk menunjukkan jalan. Tak terasa hari telah petang, dan adzan Maghrib terdengar. Setelah adzan Maghrib, mereka berlima langsung menuju ke motor masing-masing.
"Oke, teman-teman. Sebelum berangkat, cek dulu motor kalian. Bensin, ban dan rem pastikan dalam keadaan aman, karena rute yang kita lalui ini adalah rute yang sangat sepi," kata Anto menjelaskan.
Mereka mengecek kondisi motor masing-masing. Setelah di rasa siap, mereka memakai helm dan menaiki motornya. Akhirnya, perjalanan mereka pun dimulai.
Awalnya, perjalanan berjalan lancar. Namun, ketika langit makin gelap, motor Brian mendapat masalah. Motor itu seolah terasa berat. Brian berusaha tancap gas, Namun motornya tak bertambah kencang. Semua teman-temannya telah berada jauh di depan meninggalkan Brian.
"Nih motor kenapa sih? Kok udah gue geber full kok motor kagak kenceng juga," gerutunya dalam hati sambil berusaha tancap gas.
Entah apa yang terjadi, setelah berjarak motornya begitu berat, tiba-tiba motor Brian mogok, sedangkan dia ada di posisi paling belakang.
"Waduh, celaka. Kok motor gue mendadak ngadat?" keluhnya.
Dia melihat sekelilingnya. Hanya ada Hutan yang gelap. Jalan itu ternyata melintasi lereng perbukitan.
"Sial! Mana tempatnya gelap begini. Teman-teman pasti udah jauh nih," keluhnya sambil mengambil handphonenya.
Brian berusaha menghubungi teman-temannya namun di tempat itu sinyal tidak ada. Blar!! Terdengar suara gemuruh. Hujan rintik-rintik mulai turun. Brian segera memasukkan hpnya ke dalam saku dan mencari tempat berteduh. Dia lihat, ternyata tak jauh dari situ terdapat semacam balai bambu di tepi jalan.
Sambil menuntun motornya yang mogok, Brian berjalan menuju balai bambu itu dan berteduh. Suasana malam itu begitu dingin. Brian mengambil rokok di dalam saku jaketnya, dan menyalakannya. Dihisapnya rokok itu dalam-dalam, lalu kembali di hembuskannya asap rokok itu sembari kembali mengambil handphonenya dan mencoba menghubungi temannya.
"Yah, sial! Kok gak bisa nyambung?" gerutu Brian dalam hati.
Dia amati layar hpnya. Tak ada yang salah dengan hpnya. Sinyalnya ada. Iseng dia buka google maps, dan ternyata GPS tidak berfungsi.
"Waduh, sial. GPS macet lagi," gerutunya dalam hati.
Di kala kebingungan itu, tiba-tiba muncul seorang gadis remaja yang tengah basah kuyup dan berteduh di balai bambu. Gadis itu berambut sebahu dengan baju seragam SMP yang basah. Karena iba, Brian mengambil termos air hangat dan memberikan teh hangat yang dia bawa sebagai bekal.
"Dek, ini teh hangat," kata Brian sambil menyapa gadis itu.
Gadis itu menatap ke arah Brian sambil tersenyum. Namun, dari wajahnya tampak gadis itu merasa kedinginan. Dengan malu-malu, dia menerima pemberian Brian, dan meminumnya perlahan. Setelah meminum secangkir teh, gadis itu kembali tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen Horor
HorrorKumpulan cerpen horor dengan berbagai kisah. Semoga cerita ini menghibur.