Perjanjian-2

91 5 0
                                    

Tahun 2021

Pagi yang cerah di Jakarta, tampak seroang mahasiswi tengah bersiap untuk pergi ke kampus. Dia mengambil beberapa buku di mejanya, lalu bersiap pergi. Dia ambil handphone di meja dan memasukkannya ke dalam tas.

"Uhm, oke. Terpaksa deh ngikuti kuliah si dosen killer," gumamnya dengan perasaan terpaksa.

Mahasiswi itu langsung keluar dari kamar kostnya dan bergegas ke arah parkiran motornya. Segera dia nyalakan motornya dan pergi ke kampus. Sesampainya di sana, ternyata dia terlambat.

"Hei, Silvy," sapa seorang gadis yang ada di parkiran.

"Lho, Dinda. Lo gak masuk kelas si Killer itu?" tanya Silvy.

Dinda tersenyum. "Yeee, harusnya gue yang tanya, Lo kok baru datang?"

Dinda terhenyak. Dia lihat jam di hpnya. Wajahnya tampak terkejut.

"Ya ampun! Gue kejebak macet selama sejam!" katanya dengan nada panik.

Silvy terduduk lemas di atas motornya. Dia menepuk jidatnya, karena jika tak lulus di mata kuliah itu, terpaksa dia harus menghadapi dosen yang killer itu di tahun berikutnya.

"Silvy, sudahlah. Yuk kita ikuti matkul selanjutnya. Daripada bengong aje," ajak Dinda.

Dengan langkah lunglai, dia dan Dinda, temannya berjalan ke kelasnya. Di tengah perjalanannya, dia bertemu dengan dosen yang dia takuti. Dosen itu adalah Bu Lany.

"Silvy, kenapa kamu tadi tak datang?" hardik Bu Lany.

"M–Maaf, Bu. Tadi kejebak macet," jawab Silvy ketakutan.

Bu Lany hanya menggelengkan kepalanya.

"Tahu gak. Bukan cuman kamu yang males ngulangin mata kuliah ini. Ibu juga udah bosen ketemu kamu!" kata Bu Lany sambil menatap tajam ke arah Silvy.

Silvy terdiam. Sejenak, Bu Lany menghela nafas panjang. Dia berfikir sejenak.

"Oke. Begini saja. Kamu harus cari tempat KKN, dan tahun ini juga harus kamu lakukan. Tapi, sebelumnya kerjakan tugas di buku ini. Tolong baca keterangannya di halaman 204," kata Bu Lany sambil memberikan sebuah buku pada Silvy.

"Ingat ya, selesaikan dalam waktu seminggu," kata Bu Lany sambil berlalu.

Silvy yang sering membolos di mata kuliah Bu Lany kebingungan. Dia sadar, sudah empat semester dia mengulang mata kuliah dosen killer itu.

"Silvy, mending mulai nanti kamu kerjakan tugas Bu Lany. Masih untung dia kasih kompensasi," kata Dinda menasehati.

Silvy termenung. Dalam hatinya, dia membenarkan perkataan sahabatnya.

"Dinda benar juga. Selama ini, gue udah bener-bener buang waktu. Oke, gue harus lulus tahun ini," gumamnya dalam hati.

Selama ini dia terlalu banyak berfoya-foya dan bersenang-senang.

"Eh, malah bengong. Udah ayo masuk," ajak Dinda.

Silvy akhirnya mengikuti Dinda masuk ke dalam kelasnya. Waktu terus berjalan. Dan, setelah selesai kuliah, Silvy akhirnya kembali pulang ke kostnya. Sesampainya di kost, dia berniat langsung mengerjakan tugas dari Bu Leny.

Di ambilnya buku itu, dan dia buka halaman 204. Dia baca petunjuknya, dan mulailah dia mengerjakan tugas itu. Satu-persatu dia kerjakan soal itu. Di tengah asyiknya belajar, tiba-yiba dia di kejutkan dengan suara di hpnya.

"Iih, siapa nih?" keluhnya sambil mengambil hpnya.

Ada sebuah notifikasi pesan dari Dinda. Dia membuka pesan itu. Dia baca pesan itu sambil tersenyum, lalu membalasnya dan kembali mengerjakan tugasnya. Setelah cukup lama berkutat, tugas pun selesai di kerjakan.

Kumpulan Cerpen HororTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang