[01]

6.9K 157 2
                                    

khanza rabithah alawiyyah adalah putri sulung dari ustaz yusuf dan juga ustazah afifah, khanza sendiri sudah berusia 24 tahun akan tetapi dia belum memiliki pujaan hati maka dari itu banyak sekali yang menanyakan kapan khanza akan menikah? dan bahkan banyak juga yang menanyakan tipe ideal dari khanza tapi khanza sendiri tidak pernah menggubris pertanyaan tersebut karena menurut khanza menikah itu tidaklah mudah dan khanza juga ingin menikmati masa mudanya terlebih dulu sebelum memulai pernikahan, ustaz yusuf pun tidak pernah mengizinkan putri nya yang cantik ini untuk menjalin hubungan dengan pria karena menurut beliau itu akan membuat khanza terjerumus pada godaan syaitan

saat ini khanza sedang duduk di ruang keluarga bersama abi dan umi, ustazah afifa itulah nama uminya khanza. khanza sendiri tidak pernah merasakan kebebasan dari orang tuanya akan tetapi khanza tidak keberatan atas itu karena menurutnya itu adalah upaya orang tuanya untuk mencegah khanza dari pergaulan bebas di dunia. apalagi sekarang ini banyak sekali yang terjerumus di dalam godaan syaitan.

lagi enaknya bersantai sambil menonton tv tiba tiba ustazah afifah memulai topik pembicaraan yang membuat ustaz jenal mengerutkan keningnya

"itu anaknya tetangga kita namanya azhar kan ya, dek?"- tanya ustazah afifah kepada khanza yang sedang asik menonton tv

"iya umi, kenapa?"

"gapapa, ganteng cocok sama khanza"

"jadi abi gak ganteng, umi?"- sela ustaz jenal

"kenapa sih abi ini umi kan bilangnya buat khanza"

"tapi itu umi kan sempat bilang ganteng"

"Abi lebih ganteng"

khanza hanya tertawa kecil ketika melihat abi dan uminya itu berantem karena hal sepele, khanza sangat suka ketika melihat abi cemburu bahkan dalam hal kecil pun abi bisa saja cemburu. seperti khanza dan ustazah afifah lebih memerhatikan kucing kesayangan mereka disitulah ustaz yusuf akan berdehem menandakan beliau sedang cemburu

setelah bersantai kini khanza, umi, dan abi pun segera melanjutkan aktivitas yang sering mereka lakukan di sore hari
seperti ustaz yusuf yang memberi makan ayam ayamnya dan ustazah afifa yang memasak untuk makan malam. khanza sendiri menyiram tanaman yang sudah terlihat layu itu, sedang asik menyiram tanaman tiba tiba terdengar bunyi pagar yang ternyata tetangganya yang hendak keluar.

"assalamualaikum"

bukanya segera membalas salam tersebut khanza malah terdiam beberapa detik dan melihat pria itu dari ujung rambut sampai ujung kaki. khanza sangat terpukau melihat pria yang tinggi dan senyum manis yang memakai pakaian jubbas beserta peci yang berwarna hitam tersebut.

"wa'alaikumussalam"- jawab khanza

"ustaz yusuf ada?"-tanya azhar

"ada, abi ada di belakang lagi ngasih makan ayam"

"oh kamu anak ustaz yusuf?"

"iya"

"saya azhar, kamu?"

"aku khanza"

"salam kenal kalau begitu, saya izin masuk boleh? mau bahas tentang musholla dengan ustaz yusuf"

"e-eh iya silahkan"

begitulah percakapan khanza dan azhar.
azhar sendiri adalah anak dari bang feri dan ibu zainab, putra dari kepala rt di sini dan tentunya anak sulung seperti khanza.

"dek, ayok masuk, temanin umi sediain teh buat azhar sama abi"- ajak ustazah afifa kepada khanza membuat khanza menggelengkan kepalanya

"maaf umi, umi saja boleh tidak?"

"gaboleh atuh, ayo sini gak usah malu malu kan ada umi"

ya seperti itulah, mau tak mau khanza harus tetap nurut karena umi sangat bersemangat mengenalinya dengan azhar.

"Ini diminum dulu dek azhar, abi."

tidak sampai disitu saja setelah mengantarkan minuman tersebut ustazah afifa malah ikut gabung dengan ustaz yusuf dan juga azhar.

khanza kini hanya menatap dari jauh, ustaz yusuf yang menyadari itu langsung menyuruh khanza itu gabung juga.

"adek ayo gabung sini, kali ini abi izinkan"- ajak ustaz yusuf yang melirik ke arah khanza

sebenarnya khanza memang tidak mau ikut bergabung akan tetapi karna ustaz yusuf sudah berbicara seperti itu akhirnya khanza memberanikan diri untuk ikut gabung.

"azhar, ini khanza anak umi sama abi"- ucap ustazah afifah

"iya ustazah, saya sudah kenalan dengan khanza waktu di depan"

"ternyata sudah kenalan toh, ohya ngomong ngomong
dek azhar sudah punya pacar belum?"

DEG

khanza reflek membulatkan matanya, dia sangat terkejut dan tidak menyangka bahwa umi akan menanyakan hal pribadi seperti itu

khanza yang tidak pernah berkenalan atau berbicara dengan pria selain ayahnya itu sudah keringat dingin. bagaimana tidak pertanyaan seperti itu sudah seperti di film film yang berakhir dengan perjodohan.

"memangnya kenapa umi?"-ucap ustaz yusuf yang sudah memberikan senyum tidak enak

"gpp kok abi, ini umi cuman tanya aja, siapa ta-"

"khanza mau kasih makan molly dulu"- sela khanza, khanza sudah sangat tidak nyaman maka dari itu dia lebih memilih untuk kasih makan kucingnya, molly.

hendak khanza berdiri tiba tiba azhar langsung menjawab pertanyaan tersebut dan itu membuat khanza berhenti sejenak

"saya tidak pernah berpacaran ustazah, di umur yang seperti ini saya lebih memilih untuk lebih memperdalam ilmu keagamaan dulu, jika selesai pasti saya akan memilih perempuan yang akan langsung saya nikahi dan tidak akan melakukan proses seperti pacaran"

"bagus sekali, jarang ada anak muda seperti kamu di jaman sekarang, iyakan ayah, khanza?"

"benar, mungkin ada tetapi imannya tidak akan sama seperti kamu, teruskan seperti ini, Azhar."- ucap ustaz yusuf

khanza tidak menjawab dan langsung pergi meninggalkan bunda dan ayahnya yang sedang berbincang dengan azhar

"siap ustaz, kalo begitu saya pamit dulu, sebentar lagi maghrib saya harus ke musholla untuk adzan maghrib, maaf jika mengganggu waktunya pak ustaz dan juga buk ustazah"-pamit azhar

"ah tidak apa apa, justru saya berterimakasih kepada kamu karena sudah menjadi salah satu pengurus musholla saya."- ucap ustaz yusuf

memang benar bahwa musholla itu ustaz yusuf yang bangun karena waktu itu sangat minim mushollah dan masjid di sekitar sini maka di bangunlah musholla yang sangat besar itu kerena saat itu ada kelebihan rezeki yang di kasih oleh Allah kepada keluarga khanza tersebut.

"khanza, saya pamit dulu"

"iya, terimakasih sudah mampir ya"

"sama sama. kucingnya cantik sekali"

"namanya molly"

"sangat cantik, saya ke musholla dulu ya"

"iya"

sikap khanza yang tertutup,cuek, dan tidak pernah senyum kepada lawan jenis itu membuat khanza kaku ketika akan berbicara dengan azhar.

segitu dulu nanti lanjut lagi
jangan lupa untuk vote ya teman teman
terimakasih!!

Taaruf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang