[03]

2.4K 60 1
                                    

[khanza part]

aku yang sedang mempersiapkan diri di dalam kamar itupun di panggil oleh umi, jujur saja aku sangat kaku untuk melangkah keluar tetapi sangat tidak enak jika membiarkan tamu lama menunggu

aku pun langsung keluar dari kamar dengan pandang yang sedikit tertunduk
tetapi di tegur oleh tante zainab.

"gadis cantik kenapa menunduk nak?tidak terbiasa ya?"

aku mengangkat kepalaku dengan tegap, aku meskipun agak malu sedikit tetapi aku harus tetap bersikap tenang dalam situasi seperti ini

lidahku terasa kelu saat ingin berbicara dengan tante zainab.

"maafin khanza tante jika tidak sopan, tapi jujur saja khanza sangat gugup saat ini"

"seperti itu, tidak apa apa nak, nanti kamu akan terbiasa, ayo duduklah"

aku sedikit tenang saat ini karena tante zainab mengerti apa yang aku rasakan
kini aku duduk di antara umi dan abi
umi memegang tanganku sedangkan abi mengelus punggung ku dengan lembut

beliau tau bahwa aku sangatlah gugup, di saat aku gugup mereka selalu menenangkan ku seperti ini

"oh ya, khanza sudah tau kedatangan kita kemari?"

"sudah om"

"baguslah, kedatangan kita kesini untuk mempererat tali silaturahmi, khanza mengerti bukan?"

"tante dan om ingin menjodohkan saya dan azhar?"

"benar, tetapi kita melakukan proses Taaruf dulu bisakan?"

"Insha Allah"

"om dan juga tante zainab tidak akan memaksa jika khanza belum siap"

"khanza memang belum sepenuhnya siap, akan tetapi sebisa mungkin khanza akan menerima perjodohan ini"

ingin rasanya menangis karena aku sudah tidak sendiri lagi, di tambah lagi mungkin ini adalah jalan menuju kehidupanku tanpa bersama umi dan abi

"ada yang ingin ustaz tanyakan pada azhar,boleh?"

"tentu ustaz"

"apa alasan azhar mengajak khanza untuk melakukan taaruf?"

"selain tertarik dengan khanza, saya juga ingin mengajak khanza pada hubungan yang sesuai, sekufu, dan diridai Allah
saya ingin mengenal khanza tanpa melakukan dosa terhadap Allah maka dari itu saya melakukan proses Taaruf dengan seizin ustaz dan ustazah"

"apakah boleh? ustaz?"

"kenapa tanya saya?tanyakan pada putri saya, khanza"

[khanza part is done]

saat ini azhar hanya menatap khanza sedangkan khanza lagi dan lagi menundukkan kepalanya, dia tidak terbiasa di pandang maupun memandang lawan jenis seperti itu

"boleh?"

saat ini khanza masih belum menjawab dia tetap menundukkan kepalanya tanpa menjawab sepatah katapun

"sayang, di tanyain azhar tuh"

"i...iya umi"

"aku tidak mungkin memperbolehkannya jika umi dan abi tidak mengizinkan ku"

"artinya?"

"kamu pikir khanza pakai bahasa arab? ya itu artinya boleh karna buk ustazah dan pak ustaz sudah mengizinkan khanza, jangan permalukan ayah dong zhar"

semuanya tertawa saat mendengar perkataan bang feri pada azhar, tidak terasa sudah beberapa jam berlalu dan beberapa pertanyaan yang mendebarkan itupun selesai

Taaruf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang