[13]

1.5K 30 1
                                    

pagi itu aku dan abi segera menuju untuk melihat rumah yang abi belikan untuk ku dan azhar, azhar tidak bisa ikut karena ada urusan pekerjaan saat ini. ya, azhar dan tiga temannya itu berkerja di perusahaan yang di bangun oleh om dari temannya azhar

aku dan abi hanya jalan kaki menuju rumah itu karena jaraknya yang lumayan dekat dengan rumahku, saat tiba di rumah tersebut aku sangat kagum melihat betapa besarnya rumah itu. memang tidak sebesar rumah umi dan abi tetapi bagiku dan azhar pasti ini besar sekali

setelah melihat lihat isi dari rumah tersebut akhirnya aku dan abi langsung pulang ke rumah.

terdengar suara mobil dari luar yang ternyata adalah mas azhar yang datangaku segera keluar dan menyambut mas azhar yang membawa martabak yang aku pesan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

terdengar suara mobil dari luar yang ternyata adalah mas azhar yang datang
aku segera keluar dan menyambut mas azhar yang membawa martabak yang aku pesan

"Assalamualaikum"

"wa'alaikumussalam"

"martabak untuk istri saya yang paling cantik sedunia"

"benarkah?"

"tentu saja, sayang"

mas azhar mengecup dahiku lalu segera merangkul pinggangku untuk masuk ke dalam rumah, aku segera menaruh martabak itu di piring dan tidak lupa juga memberi makan molly.

"gimana kerjaannya zhar?"

"Alhamdulillah lancar, umi."

"Alhamdulillah, ini apa dek?"

"Mas azhar beliin martabak buat umi, itu yang telor hehe"

"wah makasih ya zhar"

"sama sama umi"

setelah makan martabak bersama akhirnya aku pun memasuki kamar untuk segera mandi

"mas, hari ini aku mau keluar boleh?"

"dengan siapa?"

"sendiri"

"kemana?"

"ke pasar"

"tentu... tidak boleh!"

"kamu lagi hamil sayang, pasar itu kotor, boleh saja kesana tapi saya teman kan"

"sudah aku duga"

"tunggu sedikit saya mau mandi lalu kita pergi ke pasar"

"kamu gak capek?"

"untuk istri tidak ada yang namanya cape"

aku menatap azhar dari atas sampai bawah, dia menatapku juga dengan kebingungan, mungkin dia akan berfikir bahwa dia terlihat ganteng. tapi, memanglah suamiku adalah orang yang sangat tampan.

"ada apa?"

"e..engga, keliatan ganteng aja"

"soalnya suami khanza"

Taaruf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang