[14]

1.5K 34 0
                                    

kini aku dan azhar berada di dapur dan hanya aku dan dia karena umi dan abi sedang pergi kajian, azhar benar benar serius membuat rujaknya hingga tak sempat memperhatikan ku yang berada di depannya.

"serius amat pak azhar"

azhar tak menggubris kata kata ku, dia berjalan ke arahku sambil tersenyum miring dan...

cup!

azhar mengecup pipiku, aku tak bisa berkutik saat itu.

"ih kamu mah, itu masih pegang botol cuka "

"maaf ya? kamu gemesin soalnya"

"iya deh aku maafin"

"kenapa gak marah, hm?"

"soalnya kamu ganteng jadi ga tega buat marahin kamu"

"Masya Allah"

tawa memenuhi ruangan tersebut, butuh waktu beberapa menit untuk menunggu rujak buatan azhar dan sekarang rujak itu sudah selesai. tampak sekali bahwa rasanya sangat enak untuk di makan.

"aku mau coba"

"cuci tangan dulu sayang"

"udah tadi"

azhar mengambil sesendok rujak lalu mengarahkan sendok itu ke arahku
aku tersenyum riang saat tau bahwa dia mau menyuapi ku.

"Ya Allah, ini enak banget tau"

"you like it, honey?"

aku mengangguk sambil menepuk tanganku karena rasanya sangat enak dan cocok di lidahku, entah karena aku ngidam atau tidak tapi ini terasa segar dan gurih.

"kalo makan kepalanya diam sayang"

"kamu gak makan?"

"gak, kamu aja"

"kamu rasain dulu buatan kamu"

aku menyuapi azhar dan benar saja dia tidak menyangka bahwa rujak racikan nya itu enak.

"enak juga ya, kalo gini saya udah cocok ketemu chef Juna"

aku tertawa kecil mendengar nya, azhar benar benar lucu dan membuatku terus tertawa akan tingkahnya.

"kamu cocoknya ketemu mas anang hermasyah"

"anang hermasyah di master chef juga?"

"ya ngga lah, beliau di Indonesia idol"

"waduh, masa saya nyanyi sambil makan rujak sih. nanti lirik yang tadinya rasa cintaku malah rasa rujak ku"

"apaan sih mas haha"

"abisin gih"

"kamu gak suapin aku lagi?"

"gak, soalnya kamu panggil anang pake mas"

"ih!"

tanganku mencubit gemas perut azhar
tak habis pikir oleh kecemburuan itu.

"mas, dikit lagi ramadhan"

"jadwal saya padat nih"

"iya, kamu harus banyak istirahat"

"selama ngeliat wajah kamu pasti puasa saya lancar soalnya di bantu bidadari"

"aduh aku mual nih"

"sayang!"

"hahaha, habisnya kamu gombal terus"

"ya siapa coba yang gk mau gombalin istri cantik kaya kamu"

"Masya Allah, terimakasih suamiku"

Taaruf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang