{satu minggu berlalu}
hari yang di tunggu tunggu akhirnya tiba, setelah melaksanakan syarat ta'aruf akhirnya melaksanakan juga perintah agama yang satu ini, yap, melaksanakan pernikahan.
undangan yang banyak, dekorasi yang sangat terlihat mewah, dan tentunya juga pengantin pria dan wanita yang begitu cantik dengan di dampingi oleh orang tua masing-masing.
momen yang mengharukan ini beberapa jam lagi akan di laksanakan berbeda dengan lamaran yang di laksanakan di rumah kali ini pernikahan nya akan di laksanakan di gedung. sebenarnya bisa saja di rumah karena rumah khanza sangat luas dan cukup besar akan tetapi ini permintaan dari mempelai pria.
"khanza gugup umi"
"jangan dong sayang. Ini hari yang penuh makna jadi hadapi juga dengan penuh gembira."
"abi dimana ya?"
"di depan, sedang berbincang dengan tamu"
"umi panggilkan dulu ya?"
[khanza part]
umi langsung ke depan untuk memanggilkan abi untuku, aku tidak bisa tenang jika abi tidak di sampingku. mungkin kali ini tidak bisa di atasi dengan elus punggung saja tetapi aku tau bahwa abi punya banyak cara untuk menenangkan ku.
"ada apa sayang?"
"abi, khanza gugup"
abi tidak menjawab perkataan ku tetapi abi mengelus kepalaku dengan lembut setelah mengelus kepala tangan abi menggenggam tanganku. aku merasa lebih tenang, abi memang tau banyak cara untuk membuatku terhanyut dalam ketenangan.
"ayo siap siap, nanti abi masuk lagi."
"iya abi"
setelah abi keluar kini ada beberapa MUA yang bergantian masuk dengan abi, mereka membawakan dress untukku
tidak terlalu mengembang dan sesuai dengan ekspektasi ku."ayo coba dulu, khanza"
"iya kak"
aku mulai mencoba dress tersebut dan ya Allah ini sangat cantik menurutku, aku suka dan langsung melihat ke arah cermin
sungguh saat ini seperti bukan aku."gimana?bagus kan pilihan kakak?"
"bagus, khanza suka"
sesudah merias diri kini abi langsung memasuki kamarku, tadinya aku gugup dan malu untuk berjalan ke arah luar tetapi ketika abi datang aku langsung merasa lega.
"Masya Allah cantik sekali putri abi"
"Alhamdulillah abi terimakasih, abi temani khanza terus ya? soalnya khanza gugup sekali"
"iya sayang, ayo keluar, pengantin pria nya sudah ada di luar tuh buat jemput kamu"
"iya abi"
"pelan pelan aja, awali dengan bismillah"
tanganku di pegang oleh abi dan umi, dua pahlawan hidupku kini akan mengantarkan aku menuju pelaminan. Ya Allah rasanya baru kemarin aku di ajak untuk ta'aruf oleh azhar tetapi sudah cepat saja hari pernikahan.
saat aku keluar semua orang tertuju padaku saat ini, aku merasa bahwa aku sudah berpakaian dengan sewajarnya tetapi kenapa mereka melihatku tanpa berkedip sedikitpun
>Khanza wedding dress<
aku yang sedang di tuntun oleh umi dan abi pun samar samar bisa mendengar apa yang mereka bicarakan.
cantik banget ternyata khanza
pantes pak ustaz ngejaga
khanza dengan ketat, orang cantik gini
itulah yang dapat ku dengar dari kejauhan sebelum aku menuju ke teras depan karena azhar telah menungguku di depanaku melihat banyak sekali keluarga dan tamu tamu yang ada di kediamanku dan azhar, ada teman teman azhar dan juga teman temanku. kata umi tamu yang lain sudah pergi duluan ke gedung, jantungku berdebar sekali karena tamu di rumah saja sudah sebanyak ini apalagi tamu yang ada di gedung nanti.
"nak ayok, masuk sayang"
"i...iya umi"
aku langsung memasuki mobil, aku bernafas lega ketika aku tidak disatukan bersama azhar dengan mobil yang sama.
aku tahu sebelum resepsi pernikahan berlangsung mempelai pria tidak di izinkan untuk bertemu dengan mempelai wanita aku juga dari pertama keluar tidak melihat adanya sosok azhar mungkin saja dia ada di dalam mobil
selama di dalam mobil umi dan abi mengajak ku berbicara tentang hal hal random mungkin untuk membuatku merasa lebih rileks saja. sampai tak terasa bahwa aku sudah sampai di gedung pernikahan aku dan azhar, kakiku melemas seketika melihat banyaknya orang orang yang datang, aku rasa kenalan umi dan abi juga tidak sebanyak ini mungkin saja ini tetangga dan kerabat dekat abi dan umi atau bunda dan ayah
aku melihat mobil azhar dan keluarga telah berhenti duluan di depan dan terlihat pria tinggi yang berpakaian jas serta peci. aku menyimpulkan bahwa itu adalah azhar yang memang sudah menungguku di depan pintu mobil
azhar menghampiri mobil yang aku naiki
dan membukakan pintu mobilnya, azhar segera mengulurkan tangannya untuk aku genggam, akhirnya untuk pertama dan terakhir kali aku menerima uluran tangan dari pria yang kini adalah suamikusaat ini ada dua tahap yang di laksanakan yaitu akad dan resepsi, aku benar benar tidak tau akan selama apa pernikahan ini.
aku dan azhar pun menuju ke arah pintu masuk yang beralaskan karpet merah dan juga taburan bunga yang sangat wangi
semua mata tertuju padaku dan azhar, ada yang memotret, mengambil video, dan yang melemparkan bunga kecil untuk kamisetelah beberapa menit menunggu penghulu datang akhirnya akad pun berlangsung.
ada banyak yang di laksanakan yaitu khutbah nikah, dan mempelai laki-laki melafalkan bacaan tertentu. setelah melakukan itu semua kini abi langsung memulai ijab kabul ya.
"Saya nikahkan engkau ananda azhari Al haddad bin fheri Al haddad dengan putriku khanza rabithah alawiyyah binti yusufri alaydrus dengan mas kawin hafalan Al-Qur'an dan seperangkat alat salat dengan 40 gram logam mulia dibayar tunai"
"Saya terima nikah dan kawinnya khanza rabithah alawiyyah binti yusufri alaydrus dengan mas kawin tersebut, dibayar tunai!"
"bagaimana para saksi sah?"
SAH!!
sorak tamu tamu itu membuatku tersenyum haru, rasanya mataku sudah panas karena ingin menangis
"abi serahkan khanza untukmu, jaga dia seperti abi menjaganya"
"saya pastikan khanza akan saya bahagiakan dan akan saya jaga"
haru, bahagia, semua di rasakan pada hari itu. anak sulungnya abi dan umi kini telah menikah, aku benar benar menangis di pelukan abi dan umi karena mengingat merekalah yang menjaga ku sepenuh hati dari aku kecil hingga naik ke pelaminan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taaruf
Romancedua remaja yang tidak pernah merasakan yang namanya pacaran dan pada akhirnya di pertemukan oleh Allah dalam proses Taaruf happy reading!🤍🌷