Roxanne

3.5K 145 1
                                    

Tandai typo!

***

Saat ini kantin SMA Cempaka Putih begitu ramai, dalam beberapa detik seusai bel istirahat menggema di seluruh penjuru kanting langsung penuh.

Di bagian pojok, geng Calypso minus Anne berkumpul bersama menikmati istirahat setelah otak mereka dipaksa bekerja keras. Soal Anne, sejak bel berbunyi ia langsung pergi tanpa sepatah kata, beberapa hari belakangan gadis itu berubah menjadi pendiam dan suka melamun.

"Udah gak kerasa ya bentar lagi UAS," Jesi menyesap jus alpukatnya pun angkat bicara setelah keheningan melanda diantara mereka.

"Ho'oh padahal baru dua bulan lalu gue pindah ke sini," timpal Ivy dengan nada memelas.

"Nikmatin aja, jalanin aja," ujar Shelli.

"Nikmatin sampe mati ya, Shell?" Tanya Berlian yang juga pusing memikirkan UAS yang sudah mendekat.

Sontak mereka bertujuh tergelak bersama. Di tengah keasikan pembicaraan hangat mereka, datanglah calon kakak ipar eh maksudnya ibu Rehana.

"Selamat ya," Rehana mengusap surai hitam Ivy.

"Hah?!"

"Kamu lolos ke tingkat provinsi sebagai peringkat 5 di tingkat kota," Ivy mengerjab pelan memastikan ucapan Rehana yang seperti mimpi.

"Bohong ih, ibu pasti bohong kan?"

Rehana tertawa pelan, "Bener kok, tanya aja ibu kepsek."

"Hah? Hahaha, iiih gue lolos lho guys! Padahal selama dua jam yang gue tau jawab cuman dua nomor sisanya gue buat sembarangan apalagi gue banyak menghayal," cerocos Ivy merasa masih tak percaya.

Rehana membulatkan matanya, apa tadi gadis itu bilang. Kebanyakan menghayal dan hanya dua nomor dari dua puluh nomor yang ia tau jawabnya.

"Kak Ivy!!!"

Ditengah kegirangannya seorang adik kelas dengan napas ngos-ngosan. Tatapannya tertuju pada Ivy yang memandangnya heran.

"Kak Erlang sama inti Andromeda berantem di belakang sekolah," tanpa menunggu balasan Ivy langsung berlari ke tempat perkelahian. Terjawab sudah, sedari tadi ia merasa gelisah.

***

"Lo brengs*k! Dengan mudahnya lo ngomong gitu?!" Galaksi langsung meninju batang hidung cowok di depannya.

Anne yang ada di situ ingin melerai tapi ditahan oleh Axel dan Surya.

"Cih! Gak usah ikut campur, ini masalah gue sama Anne!" Teriak cowok bernama Rafli itu.

Masalah berawal dari Anne yang datang ke halaman belakang untuk berbicara dengan Rafli. Rupanya, perubahan Anne dikarenakan kesuciannya direnggut oleh mantan pacarnya, Rafli. Rafli memperkosanya dan sekarang ia tengah mengandung dari mantannya itu. Anne ingin bunuh diri saja akan tetapi, memikirkan ada kehidupan di perutnya pun memaksakan diri untuk memohon pada Rafli untuk bertanggung jawab. Namun, Rafli menolak tegas dan menyuruhnya menggugurkan janinnya.

Galaksi yang mengikuti Anne bersama teman-temannya tentu kaget dan yang terjadi selanjutnya seperti ini.

"Seharusnya lo tanggung jawab," Erlang angkat suara. Mau bagaimana pun ia cukup dekat dengan Anne dan lagi ia tak suka ada yang merendahkan perempuan, ia punya ibu dan kakak.

"Itu terserah gue, gue maunya gugurin lo pada mau apa?!" Bentak Rafli sarkas.

Anne yang menangis berteriak marah, "Pengecut!!"

Bugh!

Galaksi yang lengah karena Anne mendapat tinjuan dari Rafli secara tiab-tiba. Dengan membabi buta ia menghajar Galaksi yang sudah berani ikut campur. Erlang tak terima temannya dihajar langsung menerjang Rafli, ia tak suka orangnya disentuh seperti ini.

"Erlangga!" Ia menghentikan aksinya sambil menatap sinis Rafli yang sudah terkapar.

Ivy memindai sekitarnya, Anne yang menangis histeris, Galaksi yang menunduk sedih, Erlang yang begitu marah dan Rafli yang sudan terkapar.

"Kenapa?" Anne mendonggak ketika suara dingin itu terdengar.

Raut wajah Ivy begitu suram. "G-gue ha-hamil hiks... gue diperkosa hiks..., Vy gue udah gak suci lagi hiks...," kini gadis berbadan dua itu jatuh ke pelukan sahabatnya.

"Siapa?"

"Ra-rafli...," masih dalam tangisannya.

"Tenang ya," menghapus air mata Anne lalu berlalu dari sana.

Tatapan menghunus terarah pada sosok yang masih bisa bangkit setelah dihajar oleh Erlang.

"Sweetie...," panggil Erlang lirih ketika melihat air mata sudah menghujami wajah gadisnya.

Ivy menoleh pada Anne yang kembali menangis di pelukan Galaksi. Hatinya teriris ketika mengingat perubahan diri Anne, walau baru mengenal dua bulan Ivy sudah merasa sayang sekali pada Anne dan yang lain.

Bugh!

Bugh!

Plak!

Erlang menahan Ivy yang sudah menghajar Rafli secara membabi buta. Gadis itu kesetanan sekarang, ia berubah menjadi kasar hanya dalam sepersekian detik.

"Bangs*t!! Lo pikir lo paling bagus, lo cuman binatang yang gak tau diri!" Maki Ivy penuh linangan air mata. "Mati aja lo!! Lo gak pantas hidup."

Erlang mengelus punggung Ivy yang sudah sesunggukan.

***

Vote sama comment

Kamu milikku! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang