08

1.9K 131 0
                                    

Dua hari setelah kejadian itu, Yn benar-benar merasa dirinya tidak ada dirumah ini. Tidak ada satupun perhatian yang ia dapatkan dari kakaknya.

"Ah iya, Jina. Kemarin itu seru sekali! Hahaha."

Terlihat Aera yang sedang Video Call dengan dua temannya didapur.

Yn pun menghampirinya karena ingin mengajaknya bicara serius.

"Aera? Eonnie ingin bicara serius denganmu." Ujar Yn.

"Ck! Tidak lihat aku sedang apa? Pergi sana!" usir Aera.

"Tapi ini serius, Aera. Eonnie mohon sebentar saja."

Aera berdecak. Ia langsung mematikan ponselnya lalu menatap Yn dengan kesal.

"Kenapa kau melakukan semua ini? Apa salahku padamu, Aera? Kau selalu memutar balikkan fakta dan menyalahkanku, Sebegitu bencinya kau padaku? Tapi apa alasannya?" tanya Yn.

"Ooh.. Jadi kau ingin tau alasannya ya? Baiklah." Aera tersenyum miris.

"Aku membencimu karena kau adalah adik kesayangan mereka! Aku tidak suka melihatmu dekat dengan mereka! Kau tidak boleh merasakan semua itu, Yn! Kasih sayang mereka, semuanya hanya boleh untukku!"

Yn jelas sangat terkejut mendengar ucapan Aera.

"Itulah sebabnya aku melakukan semua ini. Aku membuat Oppa membencimu agar hanya aku yang mendapatkan kasih sayang mereka!" lanjutnya.

"T-tapi kenapa, Aera? Aku juga menyayangimu."

"Aku tidak butuh dirimu, Yn! Yang aku butuhkan hanya Bangtan! Aku menginginkan mereka menjadi milikku seorang!"

"Kau benar-benar keterlaluan, Aera! Kau—" Tangan Yn terangkat hendak menampar Aera.

Namun, seseorang menahan tangannya dari belakang.

"Kenapa kau begitu kasar, Yn? Apa kau sudah gila?"

Itu suara milik Hoseok.

"Oppa?" Yn langsung menunduk, bersamaan dengan itu air matanya jatuh.

"Oppaaa~" Aera langsung memeluk Hoseok, gadis itu memang sangat pandai memanfaatkan situasi.

"Apa yang terjadi? Kenapa kalian bertengkar?" tanya Hoseok.

"Tadi—"

"Tidak, Aera. Oppa bertanya pada Yn! Cepat jawab Yn!"

"Oppa! Percayalah padaku! Selama ini Aera terus saja berbohong! Apapun yang dia katakan dan dilakukannya semuanya hanyalah kebohongan! Hiks.."

Aera melotot. Tidak menduga kalau Yn akan mengatakan itu didepan Hoseok.

"Saat itu, dia menceburkan dirinya sendiri ke kolam! Dia juga berteman dengan gadis pembully! Dia mengarang semuanya! Dia—"

"KIM YN!"

Mereka semua terkejut. Namjoon berteriak lantang untuk pertama kalinya, Namjoon belum pernah terlihat semarah ini pada siapapun.

"Oppa! Hiks.. Kumohon dengarkan aku! Aku mengatakan yang sesungguhnya! Kalau Aera—"

"DIAM KAU!" bentak Namjoon.

"Oppa?" gumam Yn, menatap mata Namjoon yang menyorotkan kemarahan.

"Hyung? Ada apa ini?" Jungkook dan Jimin memasuki dapur, mereka datang kemari karena terkejut mendengar teriakan Namjoon.

Tak berselang lama, Seokjin, Yoongi, dan Taehyung juga menyusul.

PLAK!

Namjoon menampar pipi Yn begitu kuat hingga membuat sisi bibirnya robek.

Yn terduduk, sembari memegang pipinya yang terasa perih dan ngilu.

"Apa yang kau katakan barusan? Hah? JAWAB AKU YN!" bentak Namjoon lagi.

"Aku.. aku mengatakan yang sebenarnya, Oppa. Aera itu penuh kepalsuan!" Yn memberanikan diri untuk menatap Namjoon.

Gadis itu berdiri, lalu menghampiri Aera dan menarik tangannya.

"Katakan apa yang kau katakan padaku tadi, Aera! Katakan semuanya pada mereka!" ucap Yn.

Aera panik dan terlihat ketakutan. "A-apa yang kau katakan Eonnie?"

"KATAKAN SEMUANYA AERA! TADI KAU MENGATAKAN SEMUA ITU DENGAN JELAS PADAKU! KUMINTA SEKARANG KAU KATAKAN JUGA PADA MEREKA!" Yn berteriak hingga suaranya parau.

Aera gemetar. Jujur saja, Yn yang seperti ini membuatnya bergidik ngeri.

"Aku sudah muak dengan ini semua! Cepat kau katakan Aera!" Ujar Yn dengan suara yang kian mengecil.

"A—aku tidak tau apa maksudmu, Eonnie? Hiks.. Kenapa kau marah padaku? Hiks.."

"YN!" pekik Jimin. Ia menarik paksa tangan Yn agar terlepas dari Aera.

PLAK!

Jimin melayangkan tamparan keras pada Yn. Gadis itu memejamkan matanya, Pipinya sudah mati rasa sekarang.

"Percuma saja.." Yn tertawa miris. "Percuma saja aku mengatakan yang sebenarnya.. Kalian tidak percaya padaku lagi."

Gadis itu melangkah meninggalkan dapur, tatapan tajam dari para kakaknya tak ia hiraukan. Dia sudah lelah, dia benar-benar sudah muak dengan semua ini.

"YN! MINTA MAAF PADA AERA SEKARANG JUGA!" pekik Jimin.

Tapi Yn tak perduli, dia terus melangkah keluar. Masa bodoh dengan panggilan kasar dari mereka, Yn ingin cepat cepat pergi dari rumah yang sudah seperti neraka ini.

***

"Hyung. Kenapa kau tidak pacaran saja dengan Nuna Yn?"

Jaemin yang sedang menikmati minuman kesukaannya langsung tersedak mendengar ucapan sang Adik.

"K—kau ini bicara apa, Jisung-ah?"

"Apa? Bukankah Hyung dan Yn nuna sangat dekat. Kenapa tidak pacaran saja?" tanya Jisung.

"Huh, anak kecil lebih baik diam saja!"

"Aku sudah 10 tahun, Hyung! Aku bukan anak kecil lagi."

"Huh, iya iya." Jaemin kembali menyesap minumannya.

Sejujurnya, dia ingin sekali confess pada Yn. Tapi dia takut kalau Yn akan menolaknya, apalagi gadis itu sangat tidak peka.

Padahal kalau sudah pacaran, Jaemin bisa lebih leluasa melindungi Yn kemanapun.

Karena entah kenapa, Jaemin merasa kalau dirinya harus menjaga Yn saat ini.

"Hyung, ayo kita pulang. Aku mengantuk sekali." ajak Jisung.

"Hm, baiklah. Tunggu disini. Hyung akan membayar pesanan kita." Ujar Jaemin yang kemudian beranjak menuju kasir.

Setelah membayar tagihannya, Jaemin hendak kembali menghampiri Jisung. Namun, tak sengaja dirinya melihat seorang gadis tak asing yang hendak menyebrang dijalanan.

"Bukankah itu Yn?" gumamnya.

Jaemin terkejut saat melihat Yn yang menyebrang disaat sebuah Truk tengah melaju kencang kearahnya.

"Astaga!"

Pria tampan itu langsung berlari kencang untuk menghampiri Yn yang sepertinya masih tidak sadar akan bahaya yang mengintainya.

"YNNN!"

TIIIIIIITTTT!

TBC!

Sebelum Aku Pergi [End] ✔ || BTS X READERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang