12

1.8K 132 1
                                    

"Yaakk! Keluar kalian semua!" teriak Seokjin pecah dipagi hari.

Semua adik adiknnya keluar dari kamar masing masing dan berkumpul diruang tengah.

"Ada apa ini, Hyung?" tanya Jungkook sembari menguap.

"Kenapa teriak teriak?" tanya Yoongi dengan ekspresi tak sukanya.

"Aku ingin bertanya pada kalian! Siapa yang sudah diam diam menggunakan uang tabungan kita? JAWAB!"

"Mwo? Memangnya kenapa, Hyung? Uangnya berkurang?" tanya Jimin bingung.

"Menurutmu kenapa aku sampai semarah ini hah? Uang itu.. untuk biaya hidup kita kedepan. Lalu siapa yang dengan lancang telah menggunakannya tanpa izin padaku dulu?!"

Semua orang terdiam. Begitu pula Yn yang juga diam karena masih terkejut dengan kejadian pagi ini.

Uang tabungan mereka berkurang? Padahal selama sebelumnya hal semacam ini belum pernah terjadi.

"Berapa jumlah uang yang digunakan, Hyung?" tanya Namjoon.

"18 Juta Won."

"Apa? Uang sebanyak itu digunakan untuk apa?!" Namjoon benar-benar pusing dan panik, kebutuhan mereka begitu banyak. Apa mereka akan jatuh miskin setelah ini?

Aera yang duduk disamping Hoseok, Tampak sangat gelisah. Ini semua ulahnya karena semalam mentransfer uang sebanyak itu pada Jina.

"Kenapa denganmu? Kau panik sekali sepertinya." Tegur Hoseok.

"Oppa ini bicara apa? Aku panik karena uang kita dicuri. Bagaimana bisa aku tidak panik?"

"Begitu kah?"

Aera gelagapan, Hoseok seperti tengah mencurigainya. Buru buru ia menghindari tatapan Hoseok agar tidak semakin membuatnya terlihat mencurigakan.

"Y—Yn Eonnie! Kenapa wajahmu biasa saja? Apa kau tidak panik uang kita dicuri?" tanya Aera pada Yn.

Semua mata Bangtan tertuju padanya, Yn sebenarnya takut kalau Aera akan bicara yang tidak tidak padanya saat ini. Apalagi Bangtan pasti akan lebih percaya pada Aera daripada dirinya.

"Benar juga. Atau jangan jangan kau yang mencurinya?" Tuduh Jimin.

Yn sontak menggeleng. "Demi tuhan, itu bukan aku, Oppa."

"Tidak usah berbohong, Yn. Sudah berapa kali kau terus mengatakan kebohongan didepan kami semua hah?" Ujar Jimin kesal.

"Hentikan, Jim. Jangan menuduh sembarangan kalau tidak punya bukti!" Ujar Hoseok menengahi.

"Kau tau sendiri, Hyung! Selama ini apa saja yang sudah dia lakukan? Kalau memb*nuh orang tampak sepele baginya apalagi mencuri uang."

"JIMIN!" bentak Hoseok.

Hoseok itu sangat jarang marah. Tapi kali ini tampak sekali kemarahan dimatanya.

"Cukup cukup. Aku tidak ingin kalian bertengkar. Meskipun aku mencurigai kalian semua, tapi aku tidak ingin ada keributan disini." Ujar Seokjin pada akhirnya.

"Lalu bagaimana Hyung? Uang itu jumlahnya sangat banyak. Uang itu juga hasil kerja keras kita selama ini." Ujar Taehyung.

"Begini saja. Siapapun pelakunya diantara kalian, temui aku malam nanti dan kita bicarakan baik baik. Aku tidak akan marah dan tidak akan memberitau yang lain. Apa kalian mengerti?"

"Nee. Hyung."

Yn memijit pelipisnya, kepalanya benar-benar pusing sekali. Pandangannya juga sudah berkunang kunang sedari tadi.

Sementara itu Aera, dia ingin cepat cepat pergi dari sini untuk menemui teman temannya.

'Aku harus mengganti uang itu secepatnya, tapi bagaimana caranya?' batin Aera.

***

"Bagaimana itu bisa terjadi? Apa dirumahmu ada tuyul?" Tanya Jaemin yang malah mendapatkan pukulan ringan dari Yura.

"Pabbo! Tuyul kepalamu!"

Yn hanya terkekeh pelan. Saat ini mereka tengah nongkrong bersama dicafe seperti biasa dan Yn menceritakan tentang uang mereka yang hilang pada Jaemin dan Yura.

"Tapi, entah kenapa aku mencurigai Aera." Ujar Jaemin sebelum akhirnya menyesap kembali minumannya.

"Tidak mungkin, lagipula untuk apa dia uang sebanyak itu?"

"Kenapa malah mencurigai Aera, Jae? Bukannya adiknya Yn itu gadis yang baik kan?" tanya Yura yang memang belum sekalipun bertemu Aera.

Jaemin tersedak gara gara mendengar ucapan Yura.

"Jae, pelan pelan." Yn membantu mengelap wajah Jaemin yang jadi belepotan.

"Yn, apa boleh aku melihat foto Aera? Aku belum pernah melihatnya sekalipun." Ujar Yura.

Yn memberikan ponselnya, Yura mengangguk angguk sembari melihat foto Aera.

"Rasanya tidak asing. Ya! Aku pernah melihat gadis ini, dia bersama teman temannya sering menganggu orang dijalanan. Kadang kadang mereka juga mengambil uangnya." Ujar Yura membuat Yn terkejut.

"A—apa itu benar?"

"Ya, Yn. Bahkan setauku dia juga merokok."

Yn Sudah tidak terkejut mendengar itu. Dia sudah lihat sendiri kelakuan brandalan Aera diluaran sana. Bahkan Yn pernah menjadi korbannya.

Tapi, Yn sangat yakin Aera bukanlah gadis yang seperti itu. Ini semua karena Aera sudah terpengaruh oleh teman temannya itu.

***

20:15

Yn tengah menunggu kepulangan Aera. Gadis itu selalu pulang malam setiap hari, Tapi Bangtan tidak pernah menegurnya sekalipun.

Beberapa menit berlalu, Akhirnya Aera menampakkan dirinya.

"Aera. Eonnie mau bicara."

"Apa lagi? Aku ingin istirahat ya! Jangan mengangguku."

"Aera, Eonnie mohon padamu. Jauhi teman temanmu itu!" peringat Yn.

"Apa hakmu melarangku hah?"

"Aera, ini semua demi kebaikanmu. Eonnie mohon turuti permintaan eonnie, kali ini saja."

"Cih! Aku tidak mau!" Aera hendak pergi tapi Yn menahan tangannya.

"Aera—"

"Aku akan menuruti permintaanmu asal kau juga mau menuruti permintaanku!" Ujar Aera.

Yn mengangguk. "Katakan apa permintaanmu?"

"Aku ingin kau pergi dari keluarga ini! Pergi yang jauh, dan jangan pernah kembali!"

"Kalau itu kau tenang saja, Aera. Tidak lama lagi aku juga akan pergi kok, dan kau akan menjadi satu satunya adik perempuan dikeluarga ini."

Aera terdiam. Entah kenapa hatinya merasa seperti tercubit mendengar ucapan Yn.

"Y—ya bagus kalau begitu!"

"Tapi, kumohon.. Jauhi teman temanmu ya? Karena mereka bukanlah orang yang baik, Aera. Ini semua demi kebaikanmu."

BRAK!

"Halah! Kau terlalu banyak bicara! Aku muak padamu, Yn!"

Aera langsung pergi setelah mendorong Yn hingga punggungnya membentur dinding dengan keras.

TBC!

Sebelum Aku Pergi [End] ✔ || BTS X READERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang