05

2K 140 6
                                    

Hari ini Yn ingin menemui teman sekolahnya, ia sudah berpamitan pada kakak kakaknya walaupun hanya ditanggapi dengan dingin.

"Dimana mereka?" gumam Yn menyipitkan matanya, mencari sosok yang sudah lama ia rindukan.

"YN!!"

Dua sahabatnya, Jung Yura dan Na Jaemin. Keduanya menghampiri Yn dengan antusias.

"Apa kabarmu?" Tanya Yura sembari memeluk Yn dengan erat.

"Kabarku baik. Bagaimana dengan kalian berdua?"

"Aku baik seperti biasa." jawab Yura.

"Aku baru baikan setelah melihatmu." Jawab Jaemin dengan pipi yang bersemu.

Yura yang melihat gelagat aneh Jaemin langsung menyenggol lengannya.

"Bertemu cinta pertama eh? Mukanya sampai merah begitu." Ejek Yura.

"Apa apaan kau? Jangan sok tau!" ketus Jaemin.

"Jaemin, kau jadi lebih tinggi sekarang." Ujar Yn membuat Jaemin merasa bangga atas usahanya meninggikan badan.

"Apa kau suka?" tanya Jaemin. "Ah, maksudku, apa kau senang kalau aku Tinggi?"

Wajah Namja Tampan itu kian memerah, Yura tentu saja paham kenapa Jaemin bisa seawkward ini didekat Yn.

Ya, Sudah lama Jaemin memendam perasaan pada Yn. Hanya saja gadis itu tidak pernah peka akan semua perhatian dan perlakuan yang selama ini Jaemin berikan padanya.

"Tentu saja aku senang, Jaemin."

"Ah terlalu panas disini, ayo kita ke cafe saja? Bagaimana?" ajak Yura.

"Oke. Tapi kau yang traktir!" cerocos Jaemin yang langsung menarik Yn dari Yura.

"Yak! Na Jaemin! Enak saja kau bilang aku yang traktir! Heyyy!!"

Jaemin dan Yn berlari sembari tertawa, senang sekali rasanya menjahili Yura.

**

"Jadi sekarang kakakmu mengadobsi anak yatim piatu lagi?" tanya Yura sembari menyedot Lemon Tea kesukaannya.

"Hm, Iya."

"Berapa usianya?" tanya Jaemin penasaran.

"Um, Aera sekarang 17 tahun."

"Dia lebih muda dua tahun dari kita." Sahut Jaemin.

"Kapan kapan kenalkan kami padanya, ya?" ujar Yura.

Yn terdiam. Apa jika dirinya mengenalkan Aera pada Teman temannya, Mereka juga akan berubah persis seperti kakak kakaknya?

Yn tidak mau itu terjadi, hanya Yura dan Jaemin teman yang ia miliki.

Yn tidak sanggup kalau harus kehilangan mereka juga.

"Yn?" panggil Yura sembari melambai lambaikan tangannya didepan wajah Yn.

"Ah, Nee?"

"Kau melamun? Memikirkan apa?" tanya Yura khawatir.

"Bu—bukan apa apa. Ah, lain kali aku akan mengenalkan kalian pada Aera."

TES!

TES!

Yn merasa hidungnya panas dan sesuatu yang hangat mengalir keluar dari sana lalu menetes mengenai punggung tangannya.

"YN? KAU MIMISAN?!" tanya Jaemin yang terlihat begitu khawatir.

"Eh?" Yn mengusap hidungnya dan benar saja, Hidungnya berdarah.

"Yn? Ada apa? Apa kau sakit?" kali Ini Yura yang begitu khawatir padanya.

"Tunggu disini, Aku akan meminta Tissue. Jaga Yn, Yura!" Jaemin segera beranjak untuk meminta tissue pada pelayan Cafe.

Yn tidak tau, kepalanya begitu pusing bahkan suara orang orang terdengar samar.

Tak lama Jaemin datang bersama sekotak Tissue, ia dengan telaten membantu membersihkan noda darah ditangan dan sekitar wajah Yn.

"Jae, sepertinya Yn tidak baik baik saja. Kita harus mengantarnya pulang." Ujar Yura.

"Kau duluan saja, Yura. Biar aku yang antar Yn pulang."

"Oke. Kabari aku kalau ada apa apa!"

"Hm."

Melihat kondisi Yn yang kian melemah, Jaemin akhirnya menggendong Yn lalu membawanya kedalam mobil miliknya dan membawanya pulang.

Tak berapa lama akhirnya mereka sampai dikediaman Yn.

"Tidak usah, Jae. Aku sudah baik baik saja." Tolak Yn saat Jaemin ingin menggendongnya.

"Kau yakin?"

"Hm."

Jaemin menuntun Yn berjalan menuju kepekarangan rumahnya. Lalu Yn memencet Bel beberapa kali, tapi tak ada yang membukakan pintu.

Hampir 5 kali akhirnya pintu dibukakan oleh Aera. Gadis itu langsung terpana saat melihat Jaemin, hingga tanpa sadar tak berkedip.

"Jae, mau masuk dulu?" tawar Yn.

"Ah iya Oppa! Masuk saja dulu! Kenalkan, Namaku Kim Aera! Aku adiknya Yn eonnie!" Aera langsung meraih tangan Jaemin agar mau berkenalan dengannya.

Jaemin tentu saja terkejut, Gadis ini membuatnya merasa risih.

"Jae, Ini adikku yang kukatakan tadi." Ujar Yn.

Aera melirik Yn tak suka. Apa yang dikatakan Yn tentangnya pada Jaemin?

'Ish, apa dia menjelek jelekkan aku didepan Oppa tampan ini? Ish.. dasar licik!' batin Aera.

Jaemin masuk ke kediaman Yn, Bangtan sedang tidak ada dirumah karena mereka tengah sibuk dengan pekerjaan dan aktivitas diluar masing masing.

Hanya ada Aera saja dan juga Yn kalau disiang hari.

"Oppa tampan mau minum apa? Kubuatkan ya!" tawar Aera antusias.

"Tidak usah, terimakasih." tolak Jaemin.

"Ihh.. Oppaa.. Kenapa oppa cuek sekali sih? Oppa bahkan tidak memberitauku nama oppa siapa!" Aera duduk disamping Jaemin dan memeluk lengannya.

Jaemin tampak sekali risih. Kepribadian Aera sama sekali tidak masuk dalam tipe idealnya.

"Ah, Yn. Apa kau mau kubelikan obat saja?" tanya Jaemin mengabaikan pertanyaan pertanyaan Aera barusan.

"Tidak usah, aku punya obatnya."

"Ya sudah kau istirahat saja ya? Aku mau pamit pulang, maaf tidak bisa lama lama." Ujar Jaemin sembari menjauhkan tangan Aera dari lengannya.

"Um, iya. Hati hati, Na Jaemin."

Sengaja Yn menyebut nama Jaemin agar Aera tau siapa namanya.

Karena jujur saja Yn merasa kasihan pada Aera yang diabaikan oleh Jaemin tadi.

"Um, Okay. Cepat sembuh." Jaemin mengacak surai Yn sebelum pergi keluar, Aera yang melihatnya tentu saja langsung panas.

Tepat setelah Jaemin pergi, Aera langsung merengek pada Yn.

"Eonnie! Kenapa tidak bilang punya teman setampan dia?"

"Kau tidak pernah bertanya, Aera." jawab Yn lembut.

"Pokoknya aku suka sama Oppa itu! Jangan pacaran dengannya! Kau harus menurutiku, Eonnie!" desak Aera.

"Iya iya."

Kepala Yn sangat pusing, dia hanya akan mengiyakan apa yang dikatakan oleh Aera sekarang.

TBC!

Sebelum Aku Pergi [End] ✔ || BTS X READERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang