10

1.9K 137 0
                                    

"Ada apa denganmu, Aera? Kenapa wajahmu sangat kesal begitu?" tanya Jina sembari menghisap puntung rokoknya.

"Bagi dong."

Jina memberikan sebatang rokok pada Aera. Padahal mereka masih sekolah dan tergolong minor, Tapi sudah berani merokok bahkan minum minuman alkohol.

Ini semua biasa mereka lakukan saat sedang ada masalah.

"Aku sedang kesal dengan pembantuku itu." Ujar Aera.

"Yang waktu itu sok pahlawan?" tanya Eunji memastikan.

"Ya. Kau tau, dia merebut gebetanku! Bisa bisanya dia jadian dengan orang yang sudah lama kusukai!"

"Apa? Dasar pembantu tidak tau diri! Apa dia pelacur?" tanya Jina frontal.

"Ya, dia bahkan sudah tidur dengan banyak pria." Jawab Yn.

"Jadi, apa rencanamu? Kau tidak mungkin diam saja kan?" tanya Eunji yang sangat pandai membaca isi pikiran orang lain.

"Aku ingin kalian membantuku. Bantu aku untuk merebut Jaemin oppa darinya."

"Tentu saja. Kami akan membantumu, Aera. Karena kau adalah teman kami! Tapi apa rencananya?"

Aera tersenyum smirk. "Rencananya..." Aera berbisik mengatakan rencana busuk yang akan ia lakukan.

"Wah, itu rencana yang bagus. Kami akan segera menghubunginya."

"Terimakasih, Teman teman."

Aera kembali tersenyum miring. 'Maaf Yn, tapi aku tidak menyesal. Apapun yang kau miliki, aku juga ingin memilikinya.'

***

Jaemin tertawa kencang karena berhasil menjahili Yn. Gadis itu ternyata masih saja takut dengan ulat kecil. Yn terus berlari menghindari kejaran Jaemin, sampai akhirnya ia pun berhenti.

"Jae, sudah. Aku sangat lelah."

"Hahaha.. Iya iya, aku minta maaf." Jaemin meraih tangan Yn lalu mengenggamnya, membawa kekasihnya untuk duduk dibangku taman kembali.

"Apa kau haus? Aku akan belikan minum." Tawar Jaemin.

"Um, Boleh."

Jaemin pun segera beranjak untuk membeli minuman.

Tak lama ia pun kembali membawa dua kaleng Coca Cola, lalu memberikannya pada Yn.

"Thanks."

Yn menenggak minumannya sampai habis. Baru saja ingin bicara, tiba-tiba sesuatu yang hangat mengalir dari hidung Yn.

Darah.

"Maaf ya, aku tad—YN? KAU MIMISAN?!" Jaemin begitu panik melihat darah yang keluar dari hidung Yn.

Ia mengambil tisuu lalu membantu menyumpal hidung Yn dengan itu. Dari wajahnya terlihat sekali kalau dirinya sangat mencemaskan Yn.

"Yn? Ini pasti gara gara ulahku.. Aku memang sangat bodoh!"

"Tidak, Jae. Aku memang sudah biasa seperti ini."

"Apaa maksudmu?" tanya Jaemin.

"Aku bisa mimisan kapan saja. Itu terjadi diluar kendaliku."

"Apa sudah periksa ke dokter? Kau mau aku mengantarmu?" tanya Jaemin lembut.

"Tidak usah. Lagipula aku sudah periksa kok, tapi hasil pemeriksaannya belum bisa diambil sekarang."

"Aku harap itu bukan penyakit serius. Aku tidak ingin kehilanganmu, Yn." Ujar Jaemin sendu.

"Ya, semoga saja."

"Kalau terjadi sesuatu padamu, aku tidak ingin hidup didunia lagi, Yn."

"Kenapa begitu, Jae? Kau berhak mencari kebahagiaan yang lain. Kau harus bahagia!"

"Apa gunanya? Kebahagiaanku itu dirimu, Yn. Kalau kau tiada, itu artinya aku telah kehilangan kebahagiaanku. Jadi, untuk apa lagi aku hidup?"

Yn tersenyum, lalu menangkup pipi Jaemin dengan kedua tangannya.

"Aku tidak akan pergi. Aku berjanji, aku akan selalu disisimu, Jae."

Yn mendekat, lalu mengecup dahi, mata, pipi lalu yang terakhir adalah bibir tipisnya.

"Apa kau sudah tenang sekarang?" tanya Yn sembari terkikik, masih dengan kedua tangan yang menangkup wajah tampan kekasihnya.

"Belum. Ayo cium aku lagi, tapi harus lebih lama baru aku bisa tenang."

"Ish.. Itu cuma akal akalanmu saja! Dasar pabbo!"

"Ayo cepat.. Kiss me!"

Yn terkekeh, lalu mendekatkan kembali wajahnya dan mempertemukan dua bibir itu dengan penuh perasaan.

***

21:15

Aera baru saja pulang. Ia mengendap ngendap agar tidak ada yang menyadari kepulanganya yang sangat terlambat malam ini.

Namun, saat akan menaiki tangga menuju kamarnya. Ia malah menabrak Yn yang baru saja kembali dari kamar mandi.

BRUKK!

TUK!

Sebuah botol obat milik Yn jatuh menggelinding dilantai, Yn buru buru memungutnya sebelum Aera tau benda apa itu.

"A–Aera? Kau baru pulang?" tanya Yn.

"Ck, Diamlah! Memangnya kenapa huh? Suka suka aku lah!" Jawab Aera ketus.

Yn mengernyitkan dahinya. Aroma rokok tercium dari mulut Aera, membuat Yn jadi berpikir negatif.

"Aera? Apa kau merokok?"

"Apa maksudmu! Jangan memfitnahku ya!"

"Tapi mulutmu—"

"Halah, jangan sok tau kau!" Aera langsung pergi, ia bahkan sengaja menabrakkan bahunya dengan Yn hingga membuat Yn meringis karenanya.

Yn menghela nafas. Ia menunduk menatap kertas yang ada didalam sakunya, sebuah surat hasil pemeriksaan kesehatannya minggu kemarin.

Yn diagnosis menderita penyakit langka yang begitu mematikan. Bahkan hidupnya mungkin hanya dapat bertahan sampai 6 bulan.

Tadinya dia pergi bersama Jaemin kerumah sakit untuk mengambil surat ini, Tapi saat melihat hasilnya Yn jadi berbohong pada Jaemin agar kekasihnya itu tidak melihat hasilnya.

Yn tidak mau membuat orang orang khawatir, Dia selalu menyimpan semuanya sendiri.

'Aku hanya berharap aku bisa mengembalikan kepercayaan ketujuh oppaku sebelum aku pergi.'

TBC!

Sebelum Aku Pergi [End] ✔ || BTS X READERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang