~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡
Jangan lupa vote dan komen🥰❤
Senin dipagi hari Ryan menjemput Nara kerumahnya karena niatnya ingin berangkat kesekolah bersamaan. Setelah sampai didepan rumah Nara, Ryan langsung menelpon Nara mengatakan bahwa dia sudah sampai didepan rumah. Tak lama kemudian Nara keluar dari dalam rumah.
"Udah lama sampainya?."Tanya Nara berada disamping Ryan.
"Belum kok barusan pas aku telpon kamu tadi."Jawab Ryan tersenyum sambil mengacak rambut Nara.
"Ihh ay berantakan tau kamu mah."Nara memandang Ryan dengan tatapan kesal.
"Hahah kamu lucu ay kalau ngambek."Canda Ryan.
"Udah ih ayok berangkat."Ujar Nara yang telah naik ke atas motor Ryan.
Ryan yang mendengar ajakan tersebut hanya acuh tak peduli."
"Ayok berangkat."Nara menepuk pundak Ryan.
"Pengangan ay."Suruh Ryan.
"Udah."Nara berpegangan pada pundak Ryan.
"Kamu kira kita cuma teman megangnya begitu kek gini ay."Ryan menarik kedua tangan Nara lalu melingkarkan kepingangnya.
"Modus kamu mah."Cibir Nara.
"Biarin hahaha."
15 menit dalam perjalan menuju sekolah akhirnya keduanya telah sampai disekolah, Nara langsung turun dari motor Ryan menuju kekelas karena sepertinya Ryan ada urusan sama anggotanya mereka sudah menunggu diparkiran. Ryan menghampiri para anggotanya dan mereka berjalan menuju warung tempat mereka suka menongkrong. Mereka bergegas meninggalkan sekolah menuju kemarkas mereka. Sesampainya disana mereka langsung masuk kedalam ruangan yang hanya boleh dimasuki oleh orang tertentu saja.
"Yan."Bian mulai membuka pembicaraan dengan Nada yang serius.
"Hm."
"Gua tadi malam nemu sebuah kertas di markas yang menurut pikiran ini termasuk teror."Bian memberikan kertas yang dia temukan dimarkas tadi malam.
Ryan langsung mengambil dan membacanya, tulisan dikertas tersebut adalah.
"MENYERAHLAH ATAU NYAWA TARUHANNYA"
Brakkk......
Ryan langsung memukul meja yang ada didepannya guna melampiaskan emosinya gara gara dia membaca secarik kertas tersebut."Do cari tau ini orang jangan sampai lepas."Perintah Ryan dengan urat tangan yang telah mengepal erat.
"Siapa sih yang berani neror kita seperti ini?."Tanya David.
"Gua juga bingung kenapa nih orang neror kita padahal geng kita ngga pernah nyengol duluan."Ujar Regan menangapi perkataan David.
"Yan jangan kebawa emosi kita pecahkan dulu ini secara kepala dingin nanti kalau emosi semuanya makin runyam."Nasehat hendra mulai mencairkan suasana.
"Gua udah lacak yan, tapi gua ngga ketemu siapa yang neror kita cctv depan juga udah disabotase sama nih peneror."Rivaldo menunjukan laptopnya yang bertuliskan sistem tidak dapat dibuka.
"Gua yakin banget nih pasti ada orang dalam yang masuk ke markas kita secara kalau orang luar ngga bisa masuk karena data didalam markas udah rivaldo rintis semuanya cuma orang dalam yang bisa masuk ke dalam markas kita soalnya markas kita benar benar tertutup bagi orang asing."Bian mulai curiga dengan kejadian ini.
"Maksud lo ada penghianat begitu!?."Celetuk Regan.
"Gua sih ngga bilang iya benar bukan tapi gua kepikiran aja gitu tapi coba kalian pikir deh."Bian menyuruh semuanya berpikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
RYAN PRADIPTA (TERBIT)
Teen FictionBertemu dengan sosok lelaki seperti Ryan Pradipta adalah takdir yang harus dijalani oleh Nara Queendra. Sejak hari pertama pindah sekolah dia tidak sengaja bertabrakan dengan lelaki iblis itu. Ryan Pradipta adalah teman sekelas Nara sekaligus ketua...