39. KOMA DAN SADAR

66 7 3
                                    

~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡

Jangan lupa vote dan komen🥰❤

Pagi hari Alin dkk dan Bian dkk telah bangun dari tidurnya mereka juga melihat ke arah ruangan Ryan tapi tak ada tanda tanda Ryan untuk bangun dari komanya. Mereka memutuskan untuk memasuki ruangan Nara karena baru saja dokter mengabari bahwa kondisi Nara jauh lebih baik dari sebelumnya tapi dokter berpesan agar Nara tidak banyak pikirin takutnya kondisinya kembali drop dan stress.

Bian dkk bilang mereka mau membeli makanan dikantin rumah sakit dan Alin dkk disuruh menunggu diruangan Nara. Saat Alin masuk dia menatap sendu kearah Nara yang ternyata merenung menatap kearah luar jendela.

"Ra...

"Ara...

"Nara....

Sudah tiga kali Alin memanggil tapi Nara tak menyautinya akhirnya alin memanggil lagi,"Nara Queendra"

Nara melihat kearah Alin dengan sedikit memengang bagian dadanya karena kaget. Lalu dia menaikan satu alisnya kearah ketiga sahabatnya.

"Gua tau lo masih mikirin Ryan, gua harap lo baik baik aja perhatiin juga kesehatan diri lo sendiri karena itu juga penting kalau Ryan liat lo gini dia pasti udah ngomel ngomelin kita ngga jelas."Ujar Alin sambil tertawa kecil.

Nara menatap kosong dan tidak mengeluarkan sepatah katapun dari mulutnya.

"Ara kita tau lo lagi sedih tapi Ryan juga pasti sedih liat lo gini jadi jangan terlalu sedih yah."Ucap Zora sambil mengusap rambut Nara pelan.

"Gua yakin kok Ryan pasti bangun dari koma nya lo cuma perlu berdoa yang terbaik aja buat Ryan."Liona berkata sambil tersenyum kearah Nara.

"Kalau Ryan ngga bangun?."Celetuk Nara secara tiba tiba.

Deg.......
Ketiga sahabatnya yang mendengar ucapan dari Nara langsung memikirkan ucapan tersebut. Apalagi Alin dia berpikir apakah Ryan tega meninggalkan Nara pergi untuk selamanya dan apakah Ryan udah nyerah sama dengan dunia yang ngga adil untuk dirinya.

"Pasti bangun kok gua udah kenal Ryan lama dia orangnya kuat."Ucap Alin sangat yakin.

"Gua belum siap kehilangan Ryan lin,ra,na gua belom siap hiksss... gua ngga sanggup ngga bakalan sanggup hikss....."Gumam Nara terisak pelan.

Alin yang melihat Nara seperti itu langsung memeluk Nara guna untuk menenangkan Nara.

Setelah lama berpelukan terdengar suara orang yang sedang membuka pintu ruangan rawat Nara.

Clekkk......
Bunyi pintu terbuka dan yang berada didepan pintu itu adalah orang tua Nara dan abangnya yaitu bang Novan diiringi Bian dkk dibelakang yang membawa banyak makanan ditangan mereka.

Ibunya Nara berjalan menuju keranjang Nara lalu memeluk putri semata wayangnya dengan perasaan yang sedih.

"Adek pasti kuat ibu yakin."Ibu memberi semangat kepada Nara.

"Buk... kenapa dunia jahat banget buk dia mau ambil Ryan dari Ara buk hiksss... Ara ngga mau Ryan tinggalin Ara bukk... Hiksss ara ngga mau buk."Runtuh sudah pertahanan Nara didalam pelukan sang ibu.

"Udah jangan nangis yah sayang nanti Ryan marah loh liat kamu nangis begini."Ucap ibu Nara sambil mengelus kepala Nara.

"Yah."Panggil Novan.

"Kenapa bang?."Tanya ayahnya.

"Kasian Ara yah pasti dia takut banget kehilangan Ryan."Ucap Novan menatap adiknya dengan mata yang berkaca kaca.

"Ayah juga udah anggap Ryan seperti anak sendiri kok bang doain aja yang terbaik untuk Ryan sekarang."Ucap Ayah menepuk bahu Novan pelan.

"Ara cuma mau Ryan buk hiksss... Ara cuma mau Ryan bangun bentar aja Ara pengen ngomong ke Ryan kalau Ara sayang banget sama Ryan buk hikss....."

RYAN PRADIPTA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang