Hallo semua, apa kabar?
Belum puas sama part selanjutnya?
Yuk kita lanjut, tapi sebelumnya jangan lupa Vote okeii,
-
Gassinn!!!
Berlatar disebuah taman. bunga warna-warni dengan angin yang meniup kencang baling-baling yang dipegang seorang gadis kecil cantik berumur 10 tahun. Berlari bersama dua sahabatnya menuju kesebuah ayunan ditepi danau."Ayunan yuk," ajaknya.
Dua sahabatnya pun dengan antusias langsung berlari menuju Ayunan. Mereka terlihat kegirangan, tertawa lepas. Sampai tak terduga, gadis kecil itu terjatuh.
Saat berlari ke arah tepi danau yang terletak tak jauh dari sana"Aww," ia meringis.
secara tiba-tiba, Ranting pohon yang amat tebal, perlahan mulai terjatuh tepat diatas sigadis.
Dua sahabatnya yang asyik bermain tak terlalu fokus. Sampai akhirnya, sesuatu yang tak diinginkan pun terjadi. Gadis kecil itu tertimpa oleh ranting pohon besar sampai meninggal.
Awan terbangun dari ketidak sadarnnya. Nafasnya tak teratur Melihat kesekeliling. "Aura," ucapnya dengan wajah panik serta keringat yang menetes deras.
El yang baru masuk ke kamar rumah sakit yang ditempati Awan, langsung menanyakan lagi kondisi temannya itu. yang baru saja siuman dengan wajah gelisah. "Lo udah baikkan,?" Tanyanya.
Awan yang masih dengan kondisi panik itu hanya menjawab dengan mengangguk seraya menghela nafas berat. menatap sayu kearah tangannya yang masih tertusuk jarum infus. "Ya," balas Awan mengangguk lemas.
"Gue mau ketemu Aura sekarang," ucap Awan.
Gebby yang asing dengan nama itu spontan menjawabnya bingung. "Hah?, Aura?, Dia siapa?," Tanyanya menatap El.
El tersenyum kepadanya seraya memegang pundak Gebby menjelaskan. "Aura sahabat kecil kita geb," jawab El dengan lembut.
Setelah menjawab pertanyaan Gebby El pun ikut bingung dengan ucapanan Awan, langsung bertanya kepada temannya itu. "Tumben banget?, Ada apa sama Aura Wan?," Tanya El.
Awan tak menjawab, memaksakan dirinya membuka infus untuk pergi. Sedangkan El yang melihat tingkah laku Awan yang sedikit aneh pun mencegahnya. "Stop Wan, Lo mau ngapain," sentak El mencegat Awan dengan menerkam Tangannya.
"Feeling gue udah ga enak sama Aura," balas Awan.
****
Diruang tamu, Aura begitu fokus membaca sebuah buku majalah. Matanya tak berpaling. Dengan tangan kanan yang berkali-kali dimasukkan dalam toples mengambil makanan ringan. Sampai tiba-tiba notifikasi pesan. Berbunyi.
Raa, papah mau telpon
Ternyata itu pesan kiriman dari Arlo. Aura yang begitu rindu dengan papahnya itu tak ada penolakan antusias melakukan video call papahnya lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Awan Untuk Langit [ SUDAH TERBIT ]
Teen FictionCerita ini bukan berkisah tentang seseorang yang memperjuangkan cintanya, melainkan kisah seorang awan yang bermimpi untuk melengkapi langit. Berawal dari Awan Alaskar Mahendra , pria pekerja keras yang mempunyai impian besar untuk menerbangkan sebu...