25. Olimpiade

40 3 0
                                    

Halo semua!
Apa kabar!!, Gimana cerita Awan sejauh ini?
-
Jangan lupa Vote, follow dan komen kalo kalian suka yaa!
-
Enjoy to reading!!

Awan yang kini masih disandera dengan kedua tangannya yang dipegang kencang, terus menerus melihat kebawah, tepat dikaki Al. Pikirannya sekejap smengingat strategi-strategi yang pernah temannya itu berikan.

Dengan penuh percaya diri, Awan salto kebelakang, membuat dua orang yang menerkamnya terjatuh. merasa lolos, Awan menghampiri Al dengan beberapa lompatan harimau menghindari tembakan. Usaha tak menghinati hasil, Awan berhasil membuat Lawannya itu kualahan. Ia menendang wajah Al, melakukan smackdown dengan cepat mengambil pistol ditangan Al, dan mengancam Balik semua anggota digubuk itu.

Diwaktu yang bersamaan, terdengar suara mobil polisi begitu kencang, membuat sekelompok dari mereka lari terbirit-birit. Jouvan yang masih tak sadarkan diri. tertinggal.

Awan, Gebby, dan El, kini sudah aman ditangan Polisi. Terlihat Awan yang berada diruang interogasi untuk menjelaskan kronologi kejadian barusan. Ia pun dengan senang hati menceritakan dari seluk beluknya. Membuat polisi semakin yakin, akan terjadi pembunuhan berencana. "Oke, Saya akan mencari pelaku itu, sampai dapat, terimakasih atas kerjasamanya, saudara Awan," ucap pak polisi menjaba tangan kepada Awan.

Awan yang baru keluar dari ruang interogasi, langsung dinterogasi lagi oleh Gebby. "Kemana aja Lo?, Mana janji Lo buat balik ke rumah sakit?," Umpat Gebby.

"Gue telat bentar doang," balas Awan terpancing.

"Udahlah Geb, kalo enggak ada Awan, kita bisa mati!," Sambar El membuat gadis itu tersadar.

***

Esok harinya, disebuah universitas besar, memperlihatkan semua anggota perlombaan dari berbagai negara sampai benua. Mereka berkerumun untuk menuju tempat dari regu masing-masing.

Awan yang kini mengenakan pakaian casual bergegas menuju ke tempat regunya. terlihat Al dan Aldo yang sudah duduk tegap diatas meja.

Awan sempat bingung melihat keberadaan Al yang sudah bersiap ditempat. Ia terus menatap tajam tak berpaling kearah bocah itu. Membuat Al kembali menatapnya seraya memberi senyum tipis.

Saat Awan duduk tepat disamping Al, spontan bertanya. "Bukannya Lo diskors?," Tanya Awan.

Al menjawab tak peduli ucapan Awan. "Bukan urusan Lo," balasnya.

Awan menghela nafas menahan kesal membantah. "Its oke, tapi jangan sampai Lo buat rusuh disini," umpat Awan.

Al menjawab dengan menggerakkan kelima jarinya seperti mulut. "Bacot," jawab Al terkekeh kecil.

Awan hanya menggeleng kepala melihat tingkah laku temannya itu. Ia tak berharap banyak pada Al. hanya bisa berdoa untuk kemenangan olimpiade. Karena hanya itu satu-satunya harapan agar ia bisa mendapatkan beasiswa.

"Kemana aja Lo Al?, Gak pernah ikut bimbingan," tanya polos Aldo. Membuat Al emosi melihatnya.

Al menatapnya tajam. seolah ingin menghabisi Aldo. Membuat Aldo terkecup diam kembali ke-posisi semula.

Beberapa Menit setelahnya. Olimpiade akan sekegera dimulai, 10 Regu antusias mengulas beberapa materi. Lain hal dengan Al yang hanya duduk santai menggunakan handset. "Al, jangan seenaknya gitu dong," Gretak Awan.

Al menoleh menunjuk kearah alat pembantu dengar yang ternyata adalah handset tepat ditelinga. "Jawaban gue udah ada," balasnya.

Setelah lama menunggu, akhirnya Regu Awan mendapatkan giliran peserta untuk maju memulai perlombaan.

Awan Untuk Langit  [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang