29. Hilang

39 5 0
                                    

Hallo semua, apa kabar?
Belum puas sama part sebelumnya?
Yuk kita lanjut, tapi sebelumnya jangan lupa Vote okeii,
-
Gassinn!!!

Pagi Harinya, Awan yang kini duduk di-kursi kelas, terus menerus memikirkan sahabatnya itu. seakan kini tak ada lagi semangat dalam hidupnya, Awan yang tak melakukan apa-apa selain merenung dengan tatapan kosong. merasa acuh. padahal, Hari ini adalah hari dimana akan ada pengumuman kejuaran dan beasiswanya di sekolah.

secara tiba-tiba sebuah notifikasi ponsel berbunyi. Tink!

Awan yang penasaran membuka ponselnya. dan ternayata ada sebuah pesan notifikasi dari nomor yang tak di kenal.

video

Ia terkejut. matanya membesar, rahangnya mengeras dengan kepalan tangan yang semakin kencang memegang ponsel. lalu melempar keras ponsel itu ke-Arah tembok. membuat perhatian para murid.

Brak!

Entah apa yang ia lihat, Awan langsung mengacak-acak semua alat tulisnya, bertriak seperti orang depresi. kemudian, matanya tersorot tajam oleh pandangan Al yang tersenyum dipojokan.

Mimik Awan tak seperti biasanya, kini dirinya terlihat begitu berbeda. baju yang berantakan dengan mata merah jambu itu tak behenti mengepal tangan. rahangnya bergetar, ia berlari menghampiri Al reflek menonjoknya keras. membuat Ujung mulut Al meneteskan darah segar.

Al yang kesakitan terdiam. mengelus-elus ujung bibirnya itu. lalu menatap sinis Awan. "Udah berani lo sama gue?," sarkasnya.

Awan tak perduli, memberi pukulan lagi dan lagi. tak ingin kalah, Al memberi serangan balik, mendorong Awan langsung melakukan smacdown. membuat cowok itu terbaring.

Karena Emosi yang begitu meluap, Awan tak ingin tinggal diam, kini ia merasa bukan dirinya yang dulu. ia memberi tendangan keras. mendorong kembali Al ke-Arah ujung kelas. lalu memukulinya bertubi-tubi. merasa tak puas Awan menusukkan jarum pulpennya ke-Arah telinga Al. membuatnya meringis kesakitan.

Situasi kelas semakin riwuh, melihat keributan yang luar biasa diantara keduanya. salah satu murid bernama Ali dengan sengaja merekam kejadian.

Kini Al terjatuh, meringis, terus menerus memegang telinganya yang berlumuran darah. lain hal dengan Awan yang tersenyum merasa puas. bahkan baginya itu masih kurang cukup. ia berbalik badan, mengambil tongkat baseball, mencoba memberi pukulan keras.

Beruntung ada seseorang menyautinya dari pintu. "STOPP WAN!!, BUKAN DIA PELAKUNYA!" seru salah satu murid yang ternyata itu adalah jouvan.

Awan yang mendengarnya. mencoba menurunkan amarah, ia turunkan tongkat baseball itu. melirik kebelakang. "Lalu?," Sorotnya.

"Yang punya video itu bukan lo doang, itu video satu bulan lalu Wan, percaya sama gue," seru Jouvan, membuat Awan berpaling padanya.

Jouvan yang melihat wajah sangar Awan itu meringis ketakutan. dengan perlahan melangkah kebelakang. "Gue juga gak tau apa-apa soal temen lo itu," ucapnya membela diri.

"Hm, Lo cemen juga ya ternyata, kalo emang itu video lama, kenapa baru dikirim ke gue sekarang HAH!!" sentak Awan membuat para murid terkejut takut.

Akhirnya keributan itu di-hentikan oleh beberapa guru yang masuk, termasuk kepala sekolah yang menyauti para murid untuk bubar. "BUBAR!!" sautnya.

Awan Untuk Langit  [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang