4. Nilai

91 32 2
                                    

Hai!!
*
Oke kita lanjut ya..
Happy raeding..
_
_
_

" Semua butuh waktu, menghargai sebuah proses adalah hal yang terbaik yang bisa kita lakukan, "

********

Di kelas, guru yang bernama Bu Lani mengumumkan hasil penilaian mata pelajaran fisika, para murid antusias ingin mengetahui nilai mereka masing-masing, salah satunya Awan.

Awan pun tak sabar mengetahui hasil Nilai yang ia dapat. Karena, para Guru berencana memilih beberapa murid dengan Nilai tertinggi untuk mengikuti olimpiade besar di mapel fisika ini.

Bu Lani yang masuk dengan membawa beberapa lembar kertas itu, mulai mengumumkan. "Okee, disini ibu akan memberikan beberapa hasil penilaian kalian, dan memilih 3 orang dari kalian untuk mengikuti olimpiade fisika tahun ini, langsung saja ibu sebutkan nama namanya," penjelasan ibu Guru berkacamata sambil memegang selembar kertas hasil penilaian.

Situasi kelas seketika terkecup Hening, saat Bu Lani ingin mengumumkan hasil penilaian tersebut.

"Okee, yang pertama ada Aldo,"

Masih disetiuasi yang sama.

"Yang kedua ada ALBARA PATRISON,"

Tak disangka Bara terpilih dan dipercayai untuk mengikuti olimpiade tersebut. Sentak para murid bertepuk tangan.

Bara pun spontan terdiam. Mulutnya sedikit terbuka dengan telunjuk yang diacungkan kearah dirinya. Karena, baru tahun ini ia terpilih menjadi salah satu orang yang dipercayai Guru untuk mengikuti olimpiade yang bisa dibilang olimpiade Internasional. "Guu, gue??," ucap Bara terbata-bata


Awan perlahan menoleh kearah Bara, raut kebanggaan terpapar diwajahnya.

"Iya Bar, selamat yaa," balas Awan tersenyum ikut senang.

Situasi pun semakin menegangkan saat Bu Lani masih memilih satu orang lagi untuk mengikuti olimpiade tersebut.

Awan yang berharap besar ingin mengikuti olimpiade itu. Menundukkan kepala, kedua tangannya mengepal erat sembari berdoa kepada tuhan. Karena, penghargaan juaranya tak hanya dapat sejumlah uang ia juga akan mendapatkan beasiswa yang mungkin akan membantu kehidupan Awan selanjutnya.

"Oke yang terakhir, yang terpilih adalah, Altreza Lezano," seru Bu Lani menunjuk kearah Al.

para murid pun tercengang saat mendengar Nama Al, karena selama ini ia dikenal dengan toubler meker disekolah, bagaimana bisa ia mengikuti olimpiade tersebut? Sedangkan Awan, siswa yang berprestasi yang mungkin banyak mendapatkan Nilai lebih baik dari Al tak dilirik sama sekali.

Saat itu, hanya kekecewaan terhadap dirinya sendiri yang Awan rasakan. Karena ia gagal dipilih untuk mengikuti olimpiade yang ia idamkan itu. Ia hanya melamun menatap kecewa seraya memberi senyuman tipis.

Bara yang melihat Awan melamun kecewa, langsung memanggil dan memprotes Bu Lani. "Buuu, sebentar," saut Bara menghampiri gurunya.


Bu Lani yang tepat berada di pintu kelas langsung dihentikan oleh sautan Bara dan menengok kearah Bara "Kenapa Bar?," jawabnya.


Bara dengan wajah sedikit kesal, tak berfikir panjang memprotes. "Kenapa Al yang dipilih bu? Yakin Nilai dia lebih baik dari Awan?," Protes Bara.

Awan Untuk Langit  [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang