4. Kristal

16 14 1
                                    

"Trauma akan tetap ada apalagi sepedih itu penyiksaannya"

♡♡♡

Kristal, yang tak lain adalah Adik kandung dari Krisna. Hanya beda 2 tahun dari kakaknya. Dia masih terlalu kecil untuk mengetahui hal se gila ini.

Ia menghilang karena diculik oleh Lobster. Ya, sebutan dari seseorang yang tidak normal seperti manusia lainnya. Dinamai dengan Lobster karena dia suka dengan sayatan.

Siapapun korbannya pasti telah ataupun pernah dia sayat. Dia suka bermain pisau dan menjadikan benda tajam itu sebagai mainan.

Kristal hanya bisa menangis dan terus menangis. Dia tidak bisa melihat apa-apa karena matanya ditutup oleh kain hitam. Dan tangan serta kakinya diikat di kursi yang ia duduki. Mulutnya yang tadi di bungkam oleh lakban, kini di buka kembali oleh sang pelaku. Lobster.

Tadinya, Kristal sanggup untum berteriak minta tolong, sekarang sedikitpun dia tak berucap. Dia hanya bisa menangis lemah.

Lobster sang pelaku, memakai pengubah suara. Supaya tidak ada yang mengenali suaranya.

"Sakit? Cape? Atau laper?" Tanya Lobster itu yang tak sedikitpun peduli akan rasa lapar dan perasaan campur aduk yang dirasakan Kristal.

"Gue mau pulang" ucap Kristal dengan tangisnya yang masih sesenggukan.

Lobster itu langsung membuka kain hitam yang menutupi mata Kristal. Kristal melihatnya. Tapi tidak mengenali sang pelaku.

Karena Lobster mengenakan jubah hitam, dan topeng.

Tatapan kristal sungguh sangat ketakutan melihat sosok asli Sang Lobster yang telah menyayat bagian tangan dan kakinya. Gaun yang ia kenakan malam itu telah tersobek sobek layaknya seperti seorang gembel saja. Semua di buat oleh Lobster gila yang ada di depannya ini.

Lobster itu lalu memberikan coklat dan memasukannya ke mulut Kristal. Supaya menjadi penambah energi.

Kristal pun langsung mengunyahnya karena dia sangat lapar. Tak hanya itu, Lobster juga memberikan segelas air dan diminum oleh Kristal.

Karena tangannya masih terikat, jadi Sang Lobster lah yang membantunya minum. Sudah sedikit bertenaga, Kristal pun berbicara kembali.

"Lo kenapa nyulik gue?" Tanya Kristal masih sesenggukan

Lobster menggeret sebuah kursi dan duduk di depannya.

Dia hanya menjawab pertanyaan itu dengan bergeleng. Dia mengambil pisau kembali di samping meja.

Dan mengacungkannya dihadapan Kristal. Membuatnya semakin ketakutan. Melihat hal itu, Lobster tertawa.

"Gue ngasih lo kesempatan kedua. Gue akan lepasin lo, tapi lo harus bungkam ke siapapun. Kalau lo ngomong sedikitpun tentang lo diculik dan disiksa oleh gue, kesempatan hidup lo akan hilang. Gue selalu berada di dekat lo. Jadi, awas saja kalau sampai lo ember ke siapapun termasuk keluarga lo" ucap Lobster itu mengancamnya.

Kristal menelan ludahnya saking takutnya.

"Terus kapan lo lepasin gue?" Tanya Kristal

"Menurut lo, enaknya lepasin kapan? Kalau sekarang mungkin luka itu akan membuat semuanya curiga" ucap Lobster

"Gue bilang aja kalau gue kecelakaan" ucap Kristal

"Okee kalau gitu, bentar" ucap Lobster keluar dari sana

Ia masuk kembali seraya membawakan baju lengan panjang dan celana untuk Kristal.

"Nih pake, buang gaun lo yang udah gembel itu. Dan jangan pakai gaun lagi" Ucap Lobster seraya membukakan ikatan tangan Kristal.

Lobster berbalik keluar dan menutup pintu ruangan itu.

Dengan segera Kristal berganti pakaian.

10 menit berlalu. Kristal telah berganti. Lobster datang kembali.

Lobster mengikat kembali tangan Kristal.

"Masih jam 2 pagi, masih belum ada taxi ataupun angkutan sama sekali. Lo tidur dulu, nanti pagi baru lo boleh pulang" ucap Lobster

"Gue bisa jalan kaki, gue pengen pulang" isak Kristal lagi

"Dengan kaki lo seperti itu? Mau nekat ngesot sampai rumah? Lo gatau ini dimana? Jaraknya jauh banget sama rumah lo. Paham?" Ucap Lobster

Kristal terdiam. Dia nurut juga. Dia pun memejamkan matanya untuk tertidur. Karena sangat lelah dia didudukan di kursi 2 hari 2 malam.

Esok paginya tiba. Kristal terbangun. Tanganya sudah lepas dari ikatan. Dihadapannya ada gunting dan hpnya. Ia langsung melepas ikatan kakinya dengan gunting itu. Dia mengambil ponselnya dan berjalan terpincang-pincang serta melihat kondisi luar yang aman-aman saja.

Sang Lobster telah hilang darisana. Entah kapan dia pergi darisana. Kristal hanya langsung pulang saja.

Dia memesan ojol langsung. Untung saja, dia selalu menyimpan beberapa uang sakunya di casing ponselnya. Dan uang itu sama sekali tak diambil oleh Lobster. Entah apa kronologi yang diambil oleh sang pelaku.

Sesampainya ojol itu datang, Kristal langsung naik dan pulang.

♡♡♡

Sesampainya dia dikamar, dia langsung membersihkan luka sayatan yang ada di tangan dan kakinya. Dia mengobati luka itu sendiri meskipun sambil menangis karena sakit. Lalu, ia memerban tangannya dengan kasa.

Dia melihat jam telah menunjuk pukul 9. Kakaknya sudah pasti sekolah.

Menuruti kata Lobster, dia akan membungkam kejadian itu rapat-rapat. Agar nyawanya aman. Namun, yang namanya trauma pasti ada.

Karena Lobster melakukan aksinya di tengah kesadaran Kristal. Kakinya tidak terlalu parah daripada tangannya. Dia pasti sudah sangat jera lagi yang namanya keluar malam.
Dia akan di rumah saja kalau malam.

Dia masih heran dan bingung dengan kronologinya. Kenapa sang pelaku hanya menyiksa tidak membunuh?

Itu namanya dia seperti Psycopat bukan pembunuh berantai.

















♡♡♡

Hello Everyone!!👋

Gimana ceritanya? Suka?😍

Pantengin terus yaa😇

Jangan lupa Vote and Komen😘

LIBSA Lovers! Stay Read yaw 🤗

See you next chapter 💖💖

The Beauty Libsa🌹💟

LIBSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang