36. Warning

5 2 0
                                    

"Jangan terlalu maruk dengan apa yang kamu punya. Tidak ada yang tahu esok nanti akan gimana."


♡♡♡

Krisna pun ikut tidur juga bersama mereka berdua.

Malam harinya tiba, Abram terbangun. Dia mengusap kedua matanya dan melihat jam di ponselnya.

Melihat ada nama Sindi yang menelfonnya dia langsung berdiri berjalan keluar kamar dan menuju ke belakang rumah Krisna.

Lalu Abram menelfonnya lagi. Di angkatlah langsung oleh Sindi.

"Oii kenapa nelfon? Sorry tadi abis main ber 3 ama temen gue"

"Gue pengen ceritaa deh. Ini udah diluar nalar banget sumpah. Lo ada waktu ga?"

"Emm bisa bisa aja sih. Emang posisi lo dimana? Gue samperin"

"Gue abis dari toko nih, kebetulan dideket sini ada taman gimana kalau disitu? Soalnya memang butuh tempat yang agak sepi supaya gaada yang denger"

"Segitu penting ya? Bikin kepo aja. Yaudah gue otw, sharelock aja"

"Okayy"

Abram langsung mematikan telfonnya dan masuk kedalam lagi untuk mengambil jaketnya.

Dia masuk ke kamar, dan herannya sudah tidak ada Krisna didalam padahal tadi ada.

Lalu Abram berjalan keluar, ternyata Krisna sudah ada di ruang tamu.

"Gue balik dulu ya Kris, Nino bangunin tuh kalau mau pulang" kekeh Abram

Namun muka Krisna jadi begitu menegangkan. Abram menurunkan senyumnya.

"Gue ga sengaja lihat di ponsel lo, lo masih terus contact an sama Sindi? Terus gimana dengan Sella. Posisi lo pacarnya Sella loh Bram. Dan jangan lupa juga kalau bukan lo aja yang menginginkan Sella" ucap Krisna

Abram terdiam dan menatap mata Krisna yang membicarakan perihal itu dengan serius. Lalu Abram tersenyum.

"Lo tenang aja, gue sama Sindi ga seperti apa yang lo fikirkan. Dan untuk siapa yang menginginkan Sella, itu biarlah urusan Sella yang jauh lebih berhak memilih siapa yang tepat buat dia" ucap Abram sambil menepuk pundaknya Krisna

Kata kata Abram terlalu bijaksana. Benar juga apa yang dikatakannya. Semua itu tergantung dengan pilihannya Sella.

Abram langsung berjalan keluar menuju motornya dan melajukannya ke arah tempat yang dimaksud Sindi.

♡♡♡

Sesampainya Abram ke taman yang dimaksud Sindi.

Tempat itu benar benar sepi. Tidak ada orang sama sekali. Mungkin karena sudah jam malam juga makanya tidak ada orang.

Abram menghampiri Sindi yang terduduk sendiri di bangku taman.
Tak lupa sebelum itu, Abram sempat mampir membeli 2 kopi lalu memberikannya satu ke Sindi. Ia pun duduk juga disamping Sindi.

"Mau cerita apa?" Tanya Abram

Sindi menyeruput kopi itu dan menarik nafas dalam dalam untuk mulai menceritakannya.

Lalu, dia mulai bercerita tentang semua yang didengar dari Felicya. Dia tidak mendengarkan permintaan Felicya untuk tidak menceritakan ke siapa siapa. Tapi karena sungguh sangat kepo dan ingin menindaklanjuti hal ini, dia menceritakannya ke Abram.

Sambil menyeruput kopi tadi, Abram mendengarkan cerita Sindi.

"Terus gimana dengan pendapat lo?" Tanya Sindi

"Gue ga mau ikut campur urusan orang kalau itu" ucap Abram

"Ah Abramm lo kok ga seruuu sih. Ini tuh serius tau. Kita lagi berhadapan dengan Psycopat cowo di sekolah kita." Ucap Sindi

"La terus lo maunya apa? Nyari tau? Emang udah tau dia siapa? Lo jangan terlalu ikut campur juga deh, nanti kalau lo yang kena juga gimana?" Tanya Abram menatap mata Sindi lekat

Sindi langsung menolehkan kepalanya dari tatapan Abram. Dia tidak mau terbawa dalam suasana yang sepi itu. Kalau di ingat-ingat dia sudah lebih membawa masalah untuk Abram.

"Tapii kan kasihan Felis" ucap Sindi

"Gue saranin sekali lagi, jangan pernah ikut ikutan lagi. Kalau lo ga mau terluka sama kayak Felicya. Lebih baik lo kubur dalam dalam cerita itu. Dan gue juga akan diem seperti apa mau lo. Jangan pernah nyari tau lagi siapa orang itu" ucap Abram

"Kenapa tiba tiba lo jadi care begini?" Tanya Sindi

"Ya wajarlah, gue ga mau orang yang ada didekat gue jadi terluka hanya karna kepo doang" ucap Abram

Sindi mengukir senyumnya dan terkekeh.

"Hehe ya abiss ngeselinn sih tuh cowok. Gue kalau diposisi Felicya, udah gue banting tu cowok psyco!" Kesal Sindi

"Kek berani aja lo sama dia? Emang lo sekuat apa bisa banting cowo?" Tanya Abram

"Ga kuat sih. Tapi pasti gue bisa nemuin cara buat cowo itu kapok." Ucap Sindi

"Terserah lo deh" tukas Abram

"Gimana kalo orang itu adalah Nicholas? Secara, dia kan yang paling deket sama Felicya, bisa aja kan dia kesal atau punya dendam gitu sama Felicya" ucap Sindi

"Bisa jadi juga. Lah kok malah nuduh nuduh sih. Katanya tadi udah janji ga bakal kepo lagi" tukas Abram

"Gue gapernah bilang janji ya. Gue udah terlanjur kepo, jadi gue harus tau siapa orangnya baru gue bisa tenang" ucap Sindi

"Hh dibilangin yaa bandel banget. Terserah lo ya.. kalau dalam bahaya gausah minta tolong gue" ucap Abram

"Yakin ga mau nolongin? Katanya lo bakal jagain gue terus?" Tanya Sindi

"Tau darimana lo?" Tanya Abram kaget

"Nguping" kekeh Sindi





♡♡♡

Hello Everyone!!👋

Gimana ceritanya? Suka?😍

Pantengin terus yaa😇

Jangan lupa Vote and Komen😘

LIBSA Lovers! Stay Read yaw 🤗

See you next chapter 💖💖

The Beauty Libsa🌹💟

LIBSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang