"Kali ini bukan hanya main-main. Kali ini benar tulus sama-sama ingin memiliki"
♡♡♡
Sella membalas juga chat dari Abram.
"Gue tunggu lo dirumah gue"
Mendapati balasan dari chat Sella, Abram langsung menancapkan gas motornya dan melaju seketika ke rumah Sella.
Sesampainya ia disana, ia mengetuk pintu rumah Sella beberapa kali. Dibukalah oleh sang pemilik rumah kemudian.
Sella tersenyum menahan tangisnya untuk tidak terjatuh. Abram datang dan langsung memeluknya erat. Tidak mengucap apa-apa, hanya saja memberikan pelukan ternyaman untuk sang kekasih.
Seraya mengusap lembut rambut Sella, tangis Sella pecah dibuatnya. Diperlakukan layaknya seorang kekasih yang asli. Dia makin melayang ga karuan.
Menegapkan kedua bahu Sella. Menghapus air mata yang keluar dari mata Sella. Mengukirkan senyum dihadapannya.
"Udah mendingan?" Tanya Abram
"Lo ga marah kan?" Tanya Sella
"Engga, ngapain marah. Gue cuman ga bisa aja lo diemin kayak tadi" ucap Abram
"Tapi kan lo bukan siapa siapa gue. Kita pacaran juga engga tulus dari hati" ucap Sella
"Sekarang udah tulus?" Tanya Abram
Sella terdiam. Lalu dia mengangguk. Abram kembali menariknya ke dalam pelukannya.
"Gue juga." Jawab Abram seraya mendekap Sella dalam pelukannya
Kedua tangan Sella makin erat memeluk dan tidak melepaskan Abram.
Abram melepaskannya kembali.
"Udah mau malem, gue pulang ya" ucap Abram
Sella mengangguk dan tersenyum.
"Makasih" ucap Sella lirih terdengar oleh Abram
Abram mengangguk dan melambaikan tangannya. Lalu dia kembali menaiki motornya dan pulang menuju rumahnya kembali.
Di kamar, Sella sangat terharu dengan perlakuan tulus seorang Abram ke dirinya tadi. Entah mengapa, kali ini dia merasakan cinta yang sempurna. Hanya karena Abram.
Akan tetapi ini masih permulaan. Masih belum ada yang mengetahui juga tentang hubungan mereka. Bila mencari aman lebih baik sembunyi, tapi Sella ingin sekali semua orang tau kalau mereka jadian.
♡♡♡
Keesokan harinya pun tiba. Karena hari Sabtu mereka libur dan hari Sabtu adalah hari dimana semua couple ingin mengadakan dating. Belum pernah mereka ngedate bareng. Hanya kerja kelompok saja yang pernah.
Ponsel Abram berdenting.
"Malming yuk?"
Chat masuk dari Sella tidak dibaca ataupun dibalas oleh Abram. Sella berfikir kalau Abram masih tidur. Jadi, dia memutuskan untuk pergi sendiri menghampiri rumah Abram.
Setelah sampai di depan rumah Abram, Sella hendak mengetuk pintu rumah Abram. Namun, pintu telah terbuka dan muncullah sosok yang ia cari.
"Loh Sel? Kenapa?" Tanya Abram
"Lo mau kemana? Kok belum balas chat gue?" Tanya Sella
Abram langsung mengambil ponsel di sakunya.
"Oh sorry, gue ga lihat kalau lo chat, soalnya hpnya gue silent" ucap Abram
"Terus lo mau kemana ini? Kok rapi banget" Tanya Sella
"Gue ada urusan" ucap Abram
"Urusan apa?" Tanya Sella
Abram melihat jam tangannya.
"Udah telat nih gue, gue pergi dulu yaa sayang." Ucap Abram sambil mengusap sekilas pipi Sella
Makin terbuai oleh rayuan Abram, makin melayang dibuatnya.
Sella hampir mau meninggoy dibuatnya. Kenapa? Segemas ini? Aaaghhh...
Abram langsung menaiki motornya dan melaju pesat. Meninggalkan Sella sendirian di rumahnya.
Sella melihat lagi punggung Abram dengan motornya sudah menghilang dari sana. Rumah masih belum terkunci, saat nya maling. Eh bukan, maksudnya melihat-lihat.
Sella masuk dan menutup kembali rumah Abram. Dia emang orangnya keponan. Mengeponi segala hal yang membuatnya penasaran.
Ada satu larangan yang di bilang Abram, yaitu kamarnya. Mumpung tidak ada orangnya, Sella pun langsung bergegas menuju kesana.
Dia berjalan memasuki kamar Abram yang tidak dikunci.
"Wah, tidak dikunci" kekeh Sella senang tidak perlu repot-repot mendobrak pintu:v
Isi kamarnya rapi dan terlihat nyaman. Meskipun sedikit sinar yang masuk, tapi membuat kamar ini menjadi teduh dan nyaman.
Dia melihat sekeliling. Foto bersama mamahnya hanya dijumpai saat kecil. Mungkin karena terlalu sibuk, jadi tidak pernah foto lagi. Dia melihat isi lemari pakaian Abram sangat rapi dan banyak baju baju keren.
Dia keliling lagi menuju meja didepan. Tampak ada laci yang terkunci. Sella menarik laci itu tidak bisa dibuka. Harus ada kunci untuk membukanya. Emm, sungguh membuat penasaran. Tapi kunci nya tidak ia kunjung temukan. Alhasil pasrah dan lanjut melihat-lihat yang lain.
Didalam kamarnya juga ada kamar mandi yang langsung jadi satu ruangan dengan kamarnya.
"Emm tidak ada apa-apa yang mencurigakan. Hanya laci itu saja. Apa ya kira-kira isinya? Apa mungkin maksud dari larangan Abram itu ada didalamnya?" Batin Sella berteka-teki.
Sella keluar dari kamar itu, dan berjalan menuju ke belakang. Melihat ada apa di belakang rumah Abram setelah dapur.
Ternyata ada halaman rumput luas yang nyaman dan teduh.
"Rumah Abram temanya teduh" batin Sella tersenyum saat duduk di ayunan kayu yang ada di taman belakang rumah Abram.
"Tadi Abram kenapa sih? Kok pake dasi segala ya? Dia kan masih Sma bukan pekerja kantoran? Atau jangan-jangan ada janji temu? Emm bisa jadi karna dia anak broken home terus ada janji temu sama nyokapnya di salah satu resto makanya harus tampil rapi dan elegan gitu kali ya?" Ucap Sella membuat teka tekinya sendiri
♡♡♡
Hello Everyone!!👋
Gimana ceritanya? Suka?😍
Pantengin terus yaa😇
Jangan lupa Vote and Komen😘
LIBSA Lovers! Stay Read yaw 🤗
See you next chapter 💖💖
The Beauty Libsa🌹💟
KAMU SEDANG MEMBACA
LIBSA
Mistério / SuspenseKisah dari seseorang yang mempunyai trauma akut dengan Gaun. Takut, Trauma, dan Benci menjadi satu saat setelah ia melihat Gaun. Dengan traumanya itu membuatnya tidak seperti manusia normal lainnya🍁