39. Suspect

2 2 0
                                    

"Sebuah kepercayaan akan tetap pudar bila sudah mengenal rasa takut. Tak peduli seberapa dekat, siapapun bisa dicurigai"

♡♡♡

Bel pulang sekolah berbunyi. Tampak dua orang yang sedang berselisih berada di parkiran.

"Lo kenapa ngehindar dari gue terus sih fel? Salah gue dimana?" Tanya Nicholas sambil menarik tangan Felicya

Membuat Felicya makin kesal, ia menepiskan tangan itu kencang. Tanpa ia menjawab pertanyaan dari Nicholas.

"Jujur aja Fel, salah gue dimana? Yaudah kalau lo gamau ngomong setidaknya ayo pulang bareng!" Ucap Nicholas menarik dan menggandebg tangan Felicya secara paksa.

Sedangkan cewek itu terus berusaha menepiskan tangannya namun selalu diraih oleh Nicholas kembali.

"Aww, sakitt!" Umpat Felicya dengan nada kesal dan rintihan rasa sakit.

Merasa panik dan curiga, Nicholas membuka sedikit lengan Felicya yang tertutup oleh cardigan. Dia terkejut melihat goresan sayatan pisau itu.

"Lo kenapa? Kenapa ga cerita?" Tanya Nicholas

Felicya kembali menepiskan tangannya.

"Emang lo siapa ngatur hidup gue" jawab Felicya dengan nada sentakan

"Siapa yang buat lo kayak gini? Jawab Fel!" Tegas Nicholas

"Kalau gue tau tu orang siapa, gue ga mungkin daritadi ngajak lo debat Cho! Gue gatau siapa dia. Bisa juga lo, makanya gue jaga jarak!" Ucap Felicya

Nicholas menjadi heran. Kenapa malah nuduh dirinya.

"Anjir, ya enggaklah, hanya orang gila dan psychopat yang ngelakuin itu apalagi ini ke cewek. Gilaa tu orang." Pekik kesal Nicholas

"Gue ga bisa percaya lo atau siapapun disini. Karena gue tau, tu orang ada disini" jawab Felicya langsung berjalan menghampiri supirnya yang telah menjemput.

Semenjak kejadian itu, Felicya tidak pernah pulang sendiri. Dia langsung meminta antar jemput oleh supirnya.

Nicholas berdengung dan bertanya-tanya. Siapa orang yang berani melakukannya ke wanita yang selalu ia jaga.

Karena terlanjur kepo, Nicholas langsung mengejar mobil Felicya dan membuntutinya sampai ke rumahnya.

Sesampainya di rumah Felicya, Nicholas langsung lari menghampiri Felicya.

"Fel, lihat semua luka itu. Gue harus tau, dimana aja pelaku melukai lo" ucap Nicholas mendekatinya dan meraih tangannya perlahan serta melihat letak sisi mana saja yang terluka.

Karena terlalu panik, tangan Felicya meraih sebilah pisau yang ada di keranjang buah sampingnya. Dia mengacungkan pisau itu di depan Nicholas.

"Gue udah bilang, gue gaakan percaya lagi sama cowok siapapun itu. Meskipun itu lo, gue masih gabisa hanya diem saja sebelum gue tau siapa pelaku aslinya" ucap Felicya tiba tiba terlihat ketakutan.

Apalagi kondisi rumahnya yang teramat sepi, dan hanya ada mereka berdua saja dirumah semewah itu.

Nicholas kaget dengan sebilah pisau yang diacungkan didepannya.

"Mending lo pergi, atau gue ga segan-segan melukai lo juga" ucap Felicya

"Engga gue Fel, suweeerr! Bukan gue pelakunya. Gila apa, udah berapa tahun kita deket, yakali gue segila itu buat nglakuin itu ke lo" ucap Nicholas

"Bisa aja memang lo. Lo punya dendam ke gue." Tukas Felicya masih belum sepenuhnya percaya

"O-ke gue pulang. Tapi setidaknya lo jangan curigain gue. Sumpah bukan gue pelakunya" ucap Nicholas

Pisau itu diturunkan kembali setelah melihat Nicholas yang berbalik dan berjalan menjauh.

"Lo inget-inget lagi karakteristik tubuh si pelaku. Kalau lo udah nemu jawabannya, kasih tau gue. Biar gue abisin tu anak! Berani-beraninya dia ngelukain lo sampai buat lo ga percaya sama gue" ucap Nicholas bersikeras mencari tahu

Felicya tercengang mendengar kalimat itu. Setelahnya, Nicholas pun pulang.

"Engga, ga mungkin juga Nicholas yang ngelakuinnya. Kalau dilihat dari caranya dia ngomong dia beneran kaget. Ga mungkin dia pelakunya. Salah gue apa kalau memang dia?" Batin Felicya terus bertanya-tanya.

♡♡♡

Malam hari tiba. Bel rumah Felicya berbunyi. Felicya berjalan perlahan dan mengintip dari bilik jendela terlebih dahulu siapa yang ada diluar. Siapa tau, Nicholas balik lagi.

Namun, setelah diintip sama sekali tidak ada orang. Felicya pun membuka pintu dan tidak menemukan orang sama sekali. Dia bingung siapa orang yang sempat sempatnya masih menghantui dirinya. Meneror dirinya terus.

Saat dia berbalik hendak masuk ke rumah, dia melihat ada sebuah undangan menempel di balik pintunya. Dia mengambilnya. Ia membuka undangan itu.

Undangan itu terlihat seperti undangan party gaun bulan depan yang diadakan oleh sekolah. Tapi aneh, undangan itu telah ada bahkan sebulan sebelum acaranya dimulai. Apakah itu undangan bajakan?

Yah, itu hanya rekayasa. Tertulis hastag paling bawah kanan ada nama Lobster. Felicya terkejut undangan itu dari Lobster. Seketika Felicya langsung menoleh ke kanan kiri dan saat ia berbalik ke belakang. Ia langsung syok melihat ada Lobster didepannya.

"Hai" sapa Lobster dengan tertutup jubah dan topeng, seraya mengenakan pengubah suara.

Mata Felicya terbelalak mendapati Lobster yang menghampirinya. Seketika Felicya tidak bisa berkata apa-apa. Ponselnya ada diatas kamar, dan dia tidak membawa apa-apa.

"Gue boleh masuk?" Tanya Lobster menjadi ramah seketika.

Felicya mengangguk ketakutan. Dia langsung masuk ke dalam disusul dengan Lobster.

Lobster menutup pintu rumah itu. Mereka berdua kini ada di ruang tamu.




♡♡♡

Hello Everyone!!👋

Gimana ceritanya? Suka?😍

Pantengin terus yaa😇

Jangan lupa Vote and Komen😘

LIBSA Lovers! Stay Read yaw 🤗

See you next chapter 💖💖

The Beauty Libsa🌹💟

LIBSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang