"Kepeduliannya membuat hati ini melayang saja dibuatnya."
♡♡♡
Keesokan harinya. Setelah bangun dan makan, Sella mengambil ponsel dari samping kamarnya. Dia telah off lama. Lalu melihat notif chat dari beberapa temannya yang mengkhawatirkannya.
Ada chat dari Laura berisi spam an.
"Lo kemana? Kenapa ga berangkat? Gue sendirian nih"
Ada chat juga dari Nino
"Tumben ga masuk? Ada apa?"
Ada chat juga dari Abram. Notifikasi itu membuatnya tersenyum lebar.
"Lo kenapa ga masuk?"
Dari sekian chat, Sella membalas chat dari Abram terlebih dulu.
"Maaf ya pak ketu, gue lagi sakit nih. Izin ga masuk beberapa hari yaa. Tapi janji kok, besok Jumat gue tetep dateng"
"Butuh dijenguk?"
Huah. Entah kenapa jawaban dari Abram membuatnya salting ga karuan.
Sella hendak mengechat kata butuh banget biar cepet sembuh ditengokin ayang. Tapi, jari tangannya mundur kembali melihat luka luka di tangannya yang banyak tak ingin membuat Abram khawatir ataupun kepo.
"Gue lagi ada di rumah nyokap, jadi gue ga disini. Gue bakal kembali ke sekolah Jumat nanti"
"Oke Gws ya"
"Care banget lo sama gue? Kenapa?"
"Kan lo pacar gue, masak ga boleh care sama pacarnya sendiri sih?"
Sella makin terjungkal-jungkal dibuatnya. Entah kenapa dia menjadi salting brutal semenjak mengenal Abram daripada Nino yang jauh lebih dekat lebih dahulu daripada Abram.
"Ih, makin gemes deh sama lo"
"Santai aja, nanti suka beneran sama gue"
Sella udah mati topik karena tidak bisa menjawab pernyataan itu. Dia merubah topiknya lagi.
"Lo ga sekolah?"
"Ni masih jamkos"
"Oalaah,"
Krisna yang melihat ke arah Abram yang senyum-senyum sendiri sembari memandang kearah layar hp menjadi terheran-heran.
"Lo kesambet apaan? senyum-senyum sendiri" tanya Krisna
Karena terkejut, Abram langsung memasukan ponselnya ke saku.
"Engga, gaada" elak Abram
"Ngechat sambil senyum. Udah punya cewek lo?" Tanya Krisna
"Ngadi-ngadi sukanya. Emangnya gue ga boleh senyum karena joks gitu?" Tanya Abram
"Heleh bilang aja lo lagi pdkt" tukas Krisna
Abram tak menggubrisnya. Dia lanjut tidur saja di kelas. Sama seperti Nino yang sudah tepar dari tadi.
"Kok kalian pada tidur si? Ikutan tidur aja deh" ucap Krisna menjatuhkan kepalanya di meja
Sama dengan alasan yang diberikan ke Abram, Sella juga memberitahukan ke Laura kalau dirinya tengah sakit dan dirumah mamanya yang ada di pusat kota. Dia akan kembali hari Jumat.
Hal itu membuat Laura menghembuskan nafasnya lesu. 4 hari tanpa Sella, sungguh sangat sepi.
♡♡♡
4 hari kemudian, Sella berangkat lagi ke sekolah dengan senyumnya.
Bekas lukanya ia tutupi dengan pemutih kulit supaya tidak terlihat jelas. Namun tidak untuk Laura.
Saat duduk di bangku, tangan Sella langsung di tarik oleh Laura dan di cek bekas luka yang sama.
"Lo--?"
Sella langsung menarik tangannya lagi.
"Gue gapapa" ucap Sella tersenyum
"Lo kena sayatan pisau juga? Kapan? Jadi lo izin karena hal itu?" Tanya Laura
"Kok lo tau?" Tanya Sella
"Gue juga jadi korbannya Lobster, Kristal dan Killa" ucap Laura membuat Sella terkejut mendengarnya
Sella terdiam dan mengamati pergerakan masing-masing mata dari teman sekelasnya. Takut ada yang mendengarnya.
"Keliatan ga sih bekasnya?" Tanya Sella
"Ga terlalu, tapi kalau diamati bakalan kelihatan," ucap Laura
"Gue ke toilet dulu ya" ucap Sella
"Gue temenin ya?" Tanya Laura
"Gausah, gue bisa sendiri kok" ucap Sella tersenyum
Keluar dari pintu kelas, Sella hampir bertabrakan dengan Abram yang hendak masuk ke dalam.
Abram tersenyum melihatnya. Sella hanya menjawabinya dengan senyuman singkat, lalu bergegas menuju ke toilet.
"Pulang bareng ya?"
Chat dari Abram hanya Sella baca, ia tak membalasnya.
Hingga saat setelah Sella hendak masuk ke kelas, Abram sudah stay berdiri diambang dinding depan kelasnya.
"Kok cuman di read? Ada apa? Gue ga ada salah kan?" Tanya Abram
Sella menggeleng.
"Gue sibuk, gabisa maaf" ucap Sella hendak menyela masuk, lalu Abram menarik tangannya dan melihat bekas luka itu.
"Ini apa?" Tanya Abram
Sella menarik kembali tangannya dan menutupinya.
"Bukan urusan lo" ucap Sella ketus.
Ia langsung masuk ke dalam kelas dan duduk di bangkunya
Abram pun duduk kembali di bangkunya. Ia memberikan waktu sendiri untuk Sella. Mungkin, dia butuh sendiri dulu.
No problem.
Malam harinya, Abram ngechat Sella.
"Kalau lo gamau cerita ya gapapa, gue ga maksa. Seperti janji di awal kita, kalau kita akan tetap prive di kehidupan masing-masing. Tapi ingat juga, siapa yang memulai. Kalau memang ga niat pacaran yaudah gausah ngebet pacaran sama gue. Udah tau sendiri kan. Ini yang ga enaknya dari pacaran. Buat Ovt."
Chat panjang lebar masuk ke notif Sella. Sella langsung membacanya.
Dia menangis. Benar-benar menitihkan air matanya. Dia tidak tahu harus gimana lagi untuk mengucapkannya.
"Gue ga pernah maksa lo buat cerita. Asal lo ga aneh gini tingkahnya gue gapapa. Tapi jangan jauhin gue"
Sella makin terisak dibuat oleh kemeltingan dari sang ayang. Padahal dia pacaran juga bercanda awalnya. Hanya butuh teman, tapi kenapa lama kelamaan hatinya makin sayang dengan ni orang.
♡♡♡
Hello Everyone!!👋
Gimana ceritanya? Suka?😍
Pantengin terus yaa😇
Jangan lupa Vote and Komen😘
LIBSA Lovers! Stay Read yaw 🤗
See you next chapter 💖💖
The Beauty Libsa🌹💟
KAMU SEDANG MEMBACA
LIBSA
Mystery / ThrillerKisah dari seseorang yang mempunyai trauma akut dengan Gaun. Takut, Trauma, dan Benci menjadi satu saat setelah ia melihat Gaun. Dengan traumanya itu membuatnya tidak seperti manusia normal lainnya🍁