40. Suffering

3 2 0
                                    

"Karena dia melakukannya juga bukan karena keinginannya sendiri, semua karena apa yang ia derita"


♡♡♡

"Kenapa lo kesini?" Tanya Felicya memberanikan diri

"Hanya kembali mengingatkan. Sekali lo buka mulut lagi, lo akan bener-bener mati ditangan gue. Emm tapi hari ini gue kasih lo kesempatan karena gue akui gue yang salah. Sorry gue udah berlebihan nyiksa lo kemarin. Gue salah paham. Bukan lo ternyata orangnya. Tapi untuk apa yang terjadi saat itu semua benar-benar diluar kendali gue. Karena hari itu lo mengenakan gaun. Jadi, gasalah kalau gue ngelukai lo secara gila karena emang gue yang gila. Gue yang gabisa lihat orang pake gaun. Penyakit trauma gue bahkan lebih akut daripada lo yang ketakutan melihat gue" ucap Lobster tiba tiba menjelaskan tentang apa yang terjadi dan dia minta maaf.

Maaf? Penjahat bisa mengatakan hal itu?

"Gue kesini bukan karena mau melukai lo lagi. Jadi, mohon kerjasamanya. Gue hari ini masih baik, jadi jangan mancing emosi dengan ngasih tau keberadaan gue disini. Paham?!" Ucap Lobster menegaskannya

Felicya mengangguk.

Lobster berjalan mendekat ke hadapan Felicya. Tangannya meraih rambut Felicya dan mengusap perlahan rambut itu.

"Tapi kenapa lo selalu mancing emosi gue?! Kenapa mulut lo gabisa diem? Kurang baik apa gue ngelepasin lo disaat lo hampir mati kedinginan saat itu!" Tegas Lobster.

"Mmaksud lo?" Tanya Felicya

"Lo pikir gue ga tau kalau mulut lo ember? Gimana kalau nanti gue ketangkep? Lo mau mati?" Tanya Lobster

Felicya menggeleng. Dia benar-benar bingung kenapa Lobster bisa tau? Apa benar? Dihadapannya ini adalah Nicholas?

Lobster menepuk pipi Felicya secara berterusan sambil menegaskan kalimat ancamannya tadi.

"Lo punya kepribadian ganda?" Tanya Felicya

Lobster mengangguk.

"Tapi beda dengan itu. Kalau gue, gue sadar dengan apa yang gue lakuin. Hanya saja gue gabisa ngontrol tubuh gue sendiri. Gue bener-bener telah dikuasai oleh sisi Lobster yang lo lihat ini. Mungkin, sudah sejak lahir" ucap Lobster berjalan dan duduk di sofa.

"Kenapa lo ga nunjukin aja jatidiri lo sebenarnya, identitas lo, jadi gue lebih tenang kalau udah kenal sama lo" ucap Felicya

"Lo pikir gue bego? Bahkan gue sama lo aja pinteran gue. Gue kenal lo, dengan uang lo bisa ngelakuin apa saja." Ucap Lobster

"Gue minta maaf kalau gue salah. Tapi bisakah lo pulang aja?" Tanya Felicya masih mengharapkan Lobster buat pulang dari rumahnya karena ia makin ketakutan bila ada dia disini.

Lobster tertawa.

"You scary?" Tanya Lobster

Felicya mengangguk.

"You see, gue ga bawa apa-apa. Gue juga ga bisa nglukai lo karena lo pakai baju biasa malam ini. Lo ga lagi makai gaun jadi lo aman malam ini. Gue kesini hanya ngingetin lo aja. Kalau berita tentang gue tersebar, lo mati paling pertama diantara semua orang yang pernah berada di posisi sama seperti lo" ucap Lobster

"Sella juga termasuknya?" Tanya Felicya

Lobster mengangguk.

"Sudah berapa orang yang pernah mati di tangan lo?" Tanya Felicya

"2, dan lo akan menjadi orang ketiga jikalau berita tentang gue sampai tersebar" ucap Lobster

Felicya terkejut. Ternyata ni orang benar-benar berbahaya lebih dari apa yang ia bayangkan.

"Oke gue janji lo aman, gue janji gaakan kasih tau ke siapapun lagi tentang lo" ucap Felicya

"Gaada jaminan gue bisa jaga omongan lo. Sepertinya nyawa lo saja belum cukup buat jadi jaminannya" ucap Losbter

"Gue akan buat lo gak akan kenapa kenapa bila memang berita itu jadi tersebar." Ucap Felicya

"Nice! Itu yang gue mau. Gue kesini, karena gue tau. Ambisi lo benar benar membutakan semuanya." Ucap Lobster

"Jadi lo manfaatin gue?" Tanya Felicya

"Engga, kita kerjasama. Lo aman, gue juga akan aman. Dan itu yang gue inginkan" ucap Lobster berdiri dan berjalan melangkah mendekat ke arah pintu.

"Oke kalau itu yang lo mau." Ucap Felicya

Lobster pamit tanpa bilang pamit. Saat dia membuka pintu, dia terkejut. Ada orang disana. Sindi.

Keduanya terkejut melihat ada orang dibalik pintu.

"Lo!! Lo pasti pelakunya kan?!" Tegas Sindi langsung menarik tangan Lobster dengan berani.

Ia langsung menepiskan tangan Sindi dengan kencang.

"Sindii! Udah, biarin dia pergi" ucap Felicya

Lobster langsung masuk ke mobilnya dan pulang.

Sindi langsung masuk.

"Itu tadi Lobsterr kan?! Harusnya tadi saat gue pegangin dia, lo langsung buka topengnya. Biar kita tau siapa dia" ucap Sindi

"Kita berdua udah buat kesepakatan kalau akan membuat aman masing-masing. Jadi gue mohon, lo gausah ikut campur lagiii tentang hal ini. Karena sampai sekalinya lo melakukannya, gue mati" ucap Felicya

Sindi terkejut mendengar hal itu.
Bisa bisanya keduanya membuat kontrak kesepakatan.

Lalu Sindi masuk ke dalam dan menyelesaikan tujuan dia datang ke rumah Felicya. Yaitu tugas kelompok.

"Untung saja lo datang tepat pada waktunya. Sumpah, kaki gue gemeteran terus daritadi" ucap Felicya

"Terus, lo udah tau belum siapa dia?" Tanya Sindi

"Engga sama sekali, dia gamau dia terbongkar karena dia melakukannya juga bukan karena keinginannya semua karena apa yang ia derita"


♡♡♡

Hello Everyone!!👋

Gimana ceritanya? Suka?😍

Pantengin terus yaa😇

Jangan lupa Vote and Komen😘

LIBSA Lovers! Stay Read yaw 🤗

See you next chapter 💖💖

The Beauty Libsa🌹💟

LIBSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang