Jakarta, 21 September 2004 pukul 14.15 Menjadi Saksi Bagaimana Takdir Memecah keluarga Kecil yang Bahagia Kala itu. Abyan Datang dengan Membawa Kabar yang membuat Husna Sangat Terpukul di saat dia melihat suaminya datang bersama dengan istri dari teman itu beserta anaknya. Gibran yang menjadi Saksi ketika ayahnya datang bersama dengan wanita lain hanya bisa menunggu di balik tembok rumah makan keluarga. Gibran yang saat itu berusia 13 tahun harus mengetahui kenyataan jika ayahnya menikah lagi dengan istri teman dekatnya. Hal itu juga yang Membuat Kebencian ini Mulai timbul di Hidup Elisha. Mereka tidak menyangka jika Kejadian Hari itu Mengubur kenangan terindah mereka setelah berlibur ke puncak Bogor.
"Elisha, Gibran, jangan lari-lari seperti itu, nanti kalian akan terjatuh. Ayah anak mu." Ucap Husna
"Iya Husna. Elisha Gibran, kesini,"panggil Abyan
Elisha dan Gibran Menuju Ayah Mereka. Abyan Mengobrol bersama dengan kedua anaknya sembari memangku putri kecilnya yang tengah tertidur saat itu. Mereka Saling berbicara hingga Husna datang membawa makan siang dan mereka makan siang bersama. Kebahagiaan sangat terpancar dari raut wajah semua anggota keluarga kecil itu. Abyan dan Husna sangat Bahagia dengan keluarga kecil mereka.
Di halaman rumah. Abyan sedang mengerjakan pekerjaannya. Di saat sedang mengerjakannya pekerjaan, tiba-tiba ada seorang gadis yang berada di bawah kakinya. Dia menyadari siapa yang datang, membawa Gadis itu untuk duduk bersama.
"Ayah. Ayah sedang apa?" Tanya Elisha
"Sedang Mengerjakan pekerjaan kantor ayah nak. Kenapa kamu bahagia sekali."
Elisha yang menyadari jika wajahnya dari tadi memerah, dia memberitahu alasan apa yang membuat dirinya seperti itu. Dia menunjukkan hasil ulangan dengan nilai 90. Elisha dengan senyuman yang terukir di sudut wajahnya itu menjelaskan jika hari ini dia mendapatkan nilai ulangan yang bagus, serta menghabiskan banyak waktu bersama teman-temannya. Terutama seorang adik kelas yang waktu itu dia selamatkan dari pembullyan yang di lakukan oleh anak-anak yang satu kelas dengannya.
"Keren sekali anak ayah. Ayah bangga denganmu." Ucap Abyan
"Ayah. Apa nanti kita masih bisa seperti ini nanti?"
"Tidak anak ayah. Kamu, Khanza akan pergi menikah dan nanti ayah hanya tinggal bersama dengan kak Gibran, kakak ipar kamu, dan bunda."
"Menikah?"
"Iya sayang."
"Pokoknya nanti Saat Elisha berada di posisi itu, Elisha mau ayah berada di dekat Elisha nanti."
"Siap anak ayah. Sudah sana bersih-bersih dulu, lalu jangan lupa untuk istirahat sebentar, dan melanjutkan hobi mu." Ucap Abyan
"Siap ayah."
Kehidupan Husna dan Abyan Selalu bahagia seperti itu, sampai di hari Selasa, 21 September 2004, Abyan mendapatkan telepon dari temannya Achnaf. Husna yang sedang di dapur itu mendengar suara Abyan yang sedang terburu-buru untuk Pergi. Dan Abyan pergi ke lokasi rumah sakit yang sudah diberitahu temannya itu.
Di rumah sakit, seorang wanita dengan anak perempuan yang seusia lebih muda dari Elisha menunggu dengan khawatir. Wanita itu bolak balik saja dari tadi sambil menunjukkan raut wajah takut bercampur sedih. Tidak lama Abyan datang menanyakan apa yang terjadi.
"Abyan, itu tadi Achnaf drop. Dan dia menyebut namamu terus. Aku dan Salwa sangat khawatir dan takut Mas Achnaf akan kenapa-kenapa."
"Tenang Nadhira, Saya akan melihat suami kamu didalam. Duduk disini dan temani Salwa disini. Saya masuk dulu."
Abyan duduk di samping Achnaf. Kemudian dia merasa tangan yang sedikit dingin dan pucat itu Berada di tangannya. Dia melihat jika Achnaf Berusaha untuk Menyampaikan sesuatu, dia mendekatkannya Telinga yang sejajar dengan Achnaf. Dia Mendengar apa yang disampaikan sangat terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggapai Takdir Surga Ku
Любовные романыPernikahan. Adalah sebuah rangka atau perjalanan awal seseorang untuk memilih jalur masuk atau membangun surga yang mereka inginkan. Perjalanan yang panjang dengan rintangan sulit dari bisikan setan. Biasanya dalam sebuah rumah tangga atau pernikaha...