Di tempat lain, Imran dan Fachri sedang bersiap untuk ikut pergi ke akad pernikahan Salwa. Umi tidak ikut karena biarkan suami dan anaknya saja yang pergi, dia hanya menitip agar calon menantunya itu baik-baik saja. Imran dan Fachri langsung pergi menuju tempat akad.
Di rumah sakit, Gibran melihat Elisha yang akan hadir ke pernikahan itu sangat cantik. Dia cantik dalam balutan hijab yang menutupi dada itu. Gibran baru ini melihat adiknya memakai hijab, dia terkesima melihat itu.
"Kak, ayo berangkat."
"Eh iya. Maaf sha, ayo yah."
Gibran yang menyetir mobil itu. Elisha dan dirinya berbeda mobil, karena nantinya elisha menitipkan itu di rumahnya Nadhira. Perjalanan mereka tidak terganggu. Hingga akhirnya mereka sampai, disana Elisha melihat jika sudah ada yang sampai.
"Itu mobil mempelai wanita nya. Salwa, bunda dan ibu Dhira sudah di dalam. Ayo kita masuk saja kesana." Ucap Gibran
Mereka menuju tempat itu. Dan melihat persiapan Salwa. Di tempat lain khanza sedang kesusahan memilih lipstik. Sehingga Eshaal langsung memakaikan warna peach karena menurutnya itu cocok. Dan mereka berangkat menuju lokasi.
Gibran membawa Abyan menggunakan kursi roda untuk bertemu dengan Salwa dan Nadhira. Husna yang takjub melihat kecantikan elisha langsung datang memeluk putrinya itu, dan mencurahkan rasa rindu nya karena Elisha tidak bertemu dengannya seharian kemarin.
"Sayang, kamu Masha Allah cantik banget hari ini. Kamu sangat cocok dengan hijab itu, bunda senang melihatmu seperti dulu lagi. Teruslah memakai hijab ya sayang, walaupun kamu masih belajar."
"Iya bunda. Aamiin, makasih. Biarkan aku melihat Salwa."
"Masha Allah sal. Kamu terlihat cantik hari ini. Aku mengucapkan selamat untuk pernikahanmu dengan Dizhwar. Semoga keluarga kecil kalian dianugerahi putra putri yang baik, tanoan dan cantik serta Sholeh dan Sholehah. Dan maafkan aku karena belum bisa menjadi kakak yang baik untukmu."
Semua orang terkejut mendengar itu termasuk Gibran. Karena Abyan sudah tau jika elisha sudah menerima pernikahan nya. Nadhira dan Husna tersentuh mendengar itu. Elisha memeluk Salwa dan memakaikan penutup kepala itu.
"Berikan aku keponakan yang cantik dan tampan. Sekarang kamu adalah adikku, kamu bisa cerita dan tidak usah sungkan seperti dulu. Maaf karena aku baru bisa menerima itu sekarang. Terima kasih karena telah menjadi anak ayah dan adikku, sal."
"Iya sha. Makasih, akhirnya kamu mau menerimaku dan ibuku sebagai keluargamu juga. Semoga Kebaikan, keselamatan selalu ada padamu."
"Ibu. Maafkan anakmu yang ini karena baru menganggap dirimu. Benar kata kak Gibran dan Khanza kita harus bisa ikhlas dengan apa yang terjadi, dengan itu hidup kita sedikit tenang. Aku menerima kedua ibuku ini untuk menjadi malaikat tak bersayap dan jalan ku mendapatkan ridho Allah."
Hari itu semua terharu atas perubahan sikap Elisha selama ini. Akhirnya Fachri dan Imran telah sampai. Imran melihat kebersamaan itu sambil mengucap Masha Allah karena melihat kecantikan calon menantunya. Akhirnya rombongan Khanza datang.
Semua berkumpul menunggu kedatangan pihak laki-laki dan penghulu. Sedangkan Khanza menyadari jika ada yang aneh dengan ayahnya. Gibran ingin memberitahu semuanya pada Khanza namun dicegah oleh Elisha. Elisha memberinya jika Abyan sedang lelah saja kaki nya jadi harus menggunakan kursi roda. Dan semua mempercayai itu.
"Dek, kamu kenapa bohong dengan mereka semua?"
"Sekarang adalah hari pernikahan Salwa kak, tidak baik membuat bunda dan Khanza khawatir. Biarkan hari ini semua orang bahagia dulu."
Setelah menunggu lumayan lama. Akhirnya pihak laki-laki datang dan mereka memulai proses penyambutan. Eosish berada di dekat Gibran, dan Imran menunda jika Fachri sedang memperhatikan Elisha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggapai Takdir Surga Ku
RomancePernikahan. Adalah sebuah rangka atau perjalanan awal seseorang untuk memilih jalur masuk atau membangun surga yang mereka inginkan. Perjalanan yang panjang dengan rintangan sulit dari bisikan setan. Biasanya dalam sebuah rumah tangga atau pernikaha...