002-Masa Depan

96 5 0
                                    

"Lho kak. Kakak kenapa kesini? Di mana bunda dan Khanza?"

"Kamu ini masih mending kakak datang melihat kamu mendapat gelar magister. Masha Allah wanita mandiri kakak. Bunda dan Khanza yang meminta kakak mewakili Mereka untuk melihat mu disini. Selamat ya."

"Oh begitu. Sama-sama kak. Yasudah, setelah selesai kita jalan-jalan dulu di sekitar sini. Dan kemungkinan Elisha kembali, adalah lusa." Ucap Elisha

"Oh ya sudah, sana gabung kembali dengan teman-teman mu."

Elisha melanjutkan Apa yang tadi dia lakukan bersama teman-temannya. Sampai siang Akhirnya Elisha selesai dengan teman-temannya. Dan sebelum pergi teman-temannya menitipkan salam dan mengucapkan salam perpisahan pada Elisha karena Elisha akan langsung pulang ke Indonesia. Setelah selesai, Elisha mengajak Gibran untuk keliling kota.

Mereka keliling kota menggunakan Bis kota disana. Mereka jalan-jalan ke tempat yang indah dan menikmati pemandangan indahnya kota disana. Setelah merasa cukup lelah, Elisha dan Gibran beristirahatlah di tempat yang sudah dipersiapkan untuk beristirahat disana. Saat sedang duduk, Elisha pergi ke seseorang yang menjual es krim. Dan membelikan dua es krim untuk dirinya dan Gibran.

"Nih kak es krim. Pasti Kakak haus dan lelah kan."

"Wah. Makasih dek, tau aja kakak lagi haus. Oh iya ngomong-ngomong rencananya setelah sampai di Indonesia, kamu mau ngapain." Ucap Gibran

"Aku akan melamar pekerjaan di salah satu Bank Terbesar di Indonesia. dan aku akan mengirim CV nanti saat sudah sampai di sana. Karena kebetulan, aku melanjutkan magister ke bisnis. Insha Allah kalau rezeki ya udah. Kalau gak, Elisha akan bantu kakak menjalankan bisnis bunda." Ucap Elisha

"Bisnis Bunda aja nih? Kamu gak mau coba pegang punya ayah. Kasihan lho dia Salwa tidak mau melanjutkan bisnis ayah, apalagi ibu Dhira memegang punya om Achnaf," tawar Gibran pada Elisha

"Tapi kan kak, ada Khanza. Apa dia tidak mau melanjutkan bisnis ayah," ucap Elisha

"Adik kamu itu kan kuliah psikologi. Dan dia tidak memiliki rencana untuk Melanjutkan karirnya, karena dia ingin menikah saja. Kakak pun tidak tau apa pikirannya."

"Emang dia udah calonnya? Masa bilang mau menikah setelah lulus kuliah."

"Belum, katanya sih segera ya. Kakak juga tidak memberikannya izin untuk lama-lama berpacaran." Ucap Gibran

"Kenapa dek? Kamu mau menikah juga, kalau belum ada calonnya. Kakak ada, kamu mau. Dia udah sukses lho. Keluarganya juga baik. Kamu pasti juga tau dia siapa."

"Tidak kak. Elisha belom mau."

Gibran memaklumi apa yang dibilang Elisha, dia tau jika adiknya masih sangat mengingat kejadian di mana Abyan menikah dengan Nadhira. Gibran tidak bisa melakukan apapun untuk membujuk adiknya ini. Malam harinya Elisha dan Gibran menonton film bersama. Dan keesokan harinya, mereka hanya di rumah, dengan aktivitas Elisha yang sepertinya sedang membuat CV.

Hari ini adalah hari kepulangan Elisha dari pendidikannya. Tanpa sepengetahuan Gibran, Elisha sudah mengirim CV lamaran kerjanya ke perusahaan yang dia tuju. Di Indonesia, Husna dan Khanza sedang bersiap untuk menjemput Gibran dan Elisha. Mereka sudah sampai di bandara. Dan sangat bahagia mendengar berita pesawat Elisha sudah sampai.

"Bunda, Khanza."

"Elisha."

"Kakak."

Ketika sampai Elisha langsung memeluk Husna dan Khanza. Dia menyalurkan rasa rindu terhadap ibu dan adiknya. Dan dia melihat ke sekeliling. Gibran yang menyadari apa yang dilakukan Elisha. Dia bertanya siapa yang sedang dicari oleh Adiknya itu.

Menggapai Takdir Surga KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang