017-Amanah Dari Allah

22 2 0
                                    

Elisha menyiapkan beberapa piring dan minuman untuk sarapan mereka. Elisha dan Fachri pun makan bersama. Elisha sekolah menyiapkan bekal untuk fachri. Dan satunya untuknya dibawa ke cafe dan restoran. Pagi itu mereka berangkat untuk mencari uang. Elisha seperti biasa mengerjakannya dan mengobrol bersama Dengan pekerja cafe. Saat sedang istirahat, setelah shalat Dzuhur, dia menyiapkan beberapa berkas-berkas untuk pengajuan nikah ke KUA.

Dia menghabiskan waktu banyak di cafe, sampai akhirnya jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, Elisha langsung pergi menuju restoran. Disana dia melanjutkan laporan yang semalam belum dia selesaikan. Setelah selesai dia sempat membaca pesan ternyata itu dari Khanza.

Dari: Adikku tersayang

Untuk: Kak Elisha

Kak, nanti mampir ya ke rumah, bunda punya sesuatu untuk kakak dan kak Fachri. Kak Gibran tidak bisa mengantar ini semua. Jadi kami tunggu ya di rumah.

Dari: Kak Elisha

Untuk: Adikku tersayang

Iya za. Nanti sebelum isya kakak akan pergi ke rumah bunda. Titip salam dengan bunda ya.

Di rumah sakit, setelah shalat ashar Fachri sedang mengobrol dengan Imran. Imran memberitahu padanya untuk secepatnya mengajukan pernikahan mereka agar tidak menimbulkan fitnah apa-apa. Imran pun sempat menanyakan apa yang telah mereka lakukan.

"Serius kamu belum melakukan apa-apa pada Elisha?"

"Iya Abi. Kemarin seminggu disana, kami tidur terpisah. Elisah memasang batas dengan guling dan bantal, atau tidak dia akan tidur dibawah. Masa Fachri membiarkannya tidur dibawah, kan tidak mungkin Abi." Ucap Fachri

"Hmmm, yaudah. Soal Abyan nak."

"Ayah? Kenapa apa ada hubungannya dengan kami?"

"Bukan dengan kamu, tapi Kakak ipar kamu, istri kamu, dan adik ipar kamu. Penyakit Abyan bisa diturunkan pada salah satu dari mereka karena Abi melihat ada resiko itu. Hanya saja, abi belum tau siapa yang akan mendapatkan itu. Kamu jangan membiarkan Elisha menyimpan sesuatu dari kamu, dia ... dia itu mudah sekali menyembunyikan hal yang menurut dia akan merepotkan orang lain karena dirinya," tutur Imran

"Baik Abi. Fachri akan ingat itu, yasudah Fachri duluan ya Abi."

"Iya."

Elisha mengerjakan laporan hingga tidak sadar Jam sudah menunjukkan waktu Maghrib. Dia shalat di ruangan itu dan bersiap untuk pulang. Setelah itu dia langsung pamit dan pergi menuju rumah Husna. Sampai disana, dia langsung disambut dan dipeluk oleh Husna, mereka sempat mengobrol bersama hingga akhirnya Elisha tersadar jika itu sudah jam 8 malam. Elisha izin pulang dan Husna memberikan yang tadi di bilang oleh Khanza.

"Khanza mana Bun? Diem aja dari tadi."

"Ada, lagi sama suaminya. Kamu memang nya gak dicariin sama Fachri?"

"Kayanya gak Bun."

Baru saja Elisha akan pergi keluar, tiba-tiba Khanza keluar dan menyapa Elisha, setelah itu dia langsung turun ke bawah untuk mengantar Elisha Pulang. Elisha menanyakan Apa Khanza sudah siap untuk pulang besok. Ternyata sudah, saat akan Pergi dia menanyakan di mana Gibran. Tidak lama Gibran pun sampai.

"Assalamu'alaikum bunda. Eh ada kamu dek, bagaimana malam pertama di rumah Fachri?"

"Wa Alaikum salam, Alhamdulillah aman-aman aja tuh kak. Yaudah bunda, kak, za, aku pulang dulu ya. Assalamualaikum."

"Wa Alaikum salam."

Di rumah, Fachri sudah sampai duluan. Dia tidak melihat Elisha yang berada di rumah, dia juga sudah mencari ke kamar dan tempat lainnya. Akhirnya dia meneleponnya. Elisha yang menerima telepon langsung mengangkat itu.

Menggapai Takdir Surga KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang