48

4K 141 0
                                    

Tandai typo!

***

Suara hiruk pikuk para siswa sedang mendirikan tenda mereka. Termasuk ke enam gadis yang sibuk membangun tenda mereka. Kegiatan camping di semester kali ini semua siswa diwajibkan berpartisipasi terkecuali yang berhalangan. Lokasi yang mereka ambil ialah lapangan bebas dengan pemandangan hijau yang begitu luas hingga bisa menampung siswa SMA Cempaka Putih dan beberapa gurunya, di belakang lapangan bebas itu terdapat hutan lebat namun tak ada binatang buas di sana.

"Kek gini bego," ujar Berlian sarkas pada Bella.

"Gak, ini dah bener kok. Lo malah ikut campur," balas Bella kesal.

"Gue lebih tau dari pada lo Arabella," dengan kasar, ia memukul bahu Bella.

Sita, Shelli dan Jesi diam memperhatikan pertengkaran keduanya, hanya karena soal patok tenda saja keduanya berkelahi. Ivy dengan semangat 45 berdiri di depan mereka sambil memasang senyum manis.

"Ini dia orang-orang yang camping gak bawa otak," ucapnya. "Ada yang tertarik, beli satu gratis dua."

"Gue beli, Vy," Surya tiba-tiba muncul di samping Ivy. Soal panggilan ibu negara itu sudah dilarang keras oleh Ivy karena ia bukan istri presiden, calon istri CEO Bhagyatra Crop sih iya.

Berlian dan Bella mendesis pada dua manusia itu. "Dih! ngapa lo di area cewek, area cowok di sono ya." Bella menunjuk anak-anak cowok yang sibuk membangun tenda mereka.

"Eh iya, napa lo di sini?" Ivy yang baru ngeh langsung menggeplak kepala Surya sangat kuat.

"Anjirrr, kekerasan nih. Lapor bos ya," ancam Surya.

"Lapor aja, emang Erlang bakalan milih siapa? gue apa lo?" Surya mendelik tak suka, palingan bosnya lebih memilih Ivy dari pada dirinya. Sakti menyeret kerah kemeja Surya dan meninggalkan mereka berenam.

***

Malam sudah tiba. Bintang berhamburan di langit malam yang indah dengan percikan cahaya bulan yang menemani anak-anak SMA Cempaka Putih yang berkumpul dengan teman-teman mereka. Menikmati suasana dingin dan menyeramkan yang ditimbulkan oleh suara burung hantu.

Ivy tersenyum senang, dibanding siang hari ia lebih menyukai malam hari karena pemandangan malam hari lebih indah. Tersenyum dengan riang dengan hembusan angin menerpa wajahnya yang ayu.

"Kak, resep cantik dong," seru anak kelas 10, Layla.

Ivy mengalihkan atensinya, masih dengan senyum menghiasi wajahnya ia berujar, "Tanya papa sama mama gue, mereka yang buat."

Sontak semua tertawa mendengar balasan dari Ivy, Layla mencubit tangan kakak kelas yang terkenal cuek itu membuat sang empu meringis kemudian tertawa. Anak cewek yang lain merasa kalau Ivy tak secuek itu, buktinya ia yang mengajak mereka duduk bersama di bawah pohon pinus.

"Yaudah kalo gitu serahin nomor ortunya kakak biar gue tanya, siapa tau kan gue nikah bisa pake resep itu!" dengan polosnya Layla menyodorkan ponselnya membuat semua orang semakin tergelak.

"Layla ihh, jangan terlalu polos napa," tegur Verana.

"Diam deh lo merana," Layla masih setia menyodorkan tangannya.

Ivy mengangkat tangan itu lalu ia meletakan dagunya di sana sambil tersenyum manis tak lupa kedipan matanya membuat Layla merona.

"Kejedarr kejedorr suara kunti di pohon," nyanyi Layla mengalihkan tatapannya.

HIHIHIHI

"Mama!!" mereka yang berjumlah puluhan itu lantas berteriak dan berpencar ke sana kemari membuat yang lain menebak-nebak apa yang terjadi.

Kamu milikku! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang