chapter ten

219 19 0
                                    

"hati-hati ya dijalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"hati-hati ya dijalan." ujar mama Kirania sambil memeluk putri tunggalnya. Mama Kirania sebenarnya masih belum bisa ditinggal nikah oleh putri tunggalnya, tapi mau bagaimana lagi. Rela atau tidak ya tetap harus rela.

Alvan menghampiri Rafan yang daritadi memainkan kunci mobilnya tanpa berucap apapun.

"jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya ya, fan." ujar Alvan sambil menyenggol lengan Rafan. Alvan tau betul apa yang dirasakan oleh putra tunggalnya itu. Tapi Alvan yakin, sesuatu yang istimewa akan terjadi saat Rafan bersama dengan Kirania.

Rafan hanya menjawab ucapan dari papanya dengan anggukan kepalanya. Kirania yang melihat Rafan hanya menundukkan kepalanya setelah acara pernikahan mereka selesai, dia langsung berpamitan dengan orang tua Rafan.

"rafan, jaga Kirania baik-baik ya." ujar mama Kirania.

Lagi-lagi Rafan hanya menjawab dengan anggukkan kepalanya.

♡♡♡♡♡

"lo kenapa dah? dari tadi kok diem aja? lo ga enak badan?" tanya Kirania sambil memperhatikan Rafan yang sedang fokus menyetir mobil.

Kirania hanya khawatir dengan Rafan, karena setelah acara pernikahan mereka selesai, Rafan tidak mau berbicara apapun. Dia tidak mau membuka mulutnya untuknya berucap apa pun. Dia hanya mengandalkan kepalanya dan matanya.

Selama di perjalanan, Rafan pun tidak berbicara apapun pada Kirania. Dia hanya memfokuskan pandangannya pada jalanan tanpa melirik Kirania sedikitpun.

Kalau ditanya tentang ekspresi Rafan, sepertinya Rafan memasang wajah datarnya ya bisa dibilang tanpa ekspresi apapun. Rafan hanya mengarahkan pandangan matanya ke depan dan fokus untuk menyetir mobilnya.

Kirania melipat kedua lengannya di bawah dada dan menatap Rafan dengan ekspresi malas. Kirania memutar kedua bola matanya karena kesal pada Rafan.

"lo ga usah banyak ngomong deh, ga usah sok akrab sama gue."

Akhirnya Rafan menggerakkan mulutnya untuk berbicara para Kirania. Meskipun perkataan dari Rafan membuat Kirania semakin kesal dan emosi Kirania yang sebentar lagi akan mencapai puncaknya.

"LO— aishh udahlah." Kirania memutuskan untuk tidak terbawa oleh emosinya. Dia memutuskan untuk tidak melanjutkan perkataannya. Kalau dia melanjutkan perkataannya maka suasana akan semakin kacau. Lagi pula kalau suasananya kacau, itu sangat beresiko karena mereka berdua sedang di dalam mobil.

♡♡♡♡♡

"misi" Kirania selalu mengucapkan kata itu sebelum dia masuk ke dalam rumah. Rumah siapapun itu, dia tidak lupa mengucapkan kata itu. Sedangkan Rafan sedang melepas sepatunya dan meletakkannya di rak sepatunya.

Matchmaking [jenrina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang